Siporsuk Na Mamora - Ada mainan baru di Tanah Batak,
begitu pikir mereka para tengkulak dan pemodal/kapitalis, bukan mereka yang
bergembira, tetapi para kaki tangannya di Tanah Batak.
Sepertinya
jika ada orang bilang bahwa ada yang benar-benar tulus, itu hal mustahil
bagiku. Kenapa begitu, karena kulihat dari tingkah mereka-mereka yang berebut
itu, jejak langkah dan afiliasinya kemana. Aku takkan sebut nama disini ya,
nanti kenak adukan lagi, cukuplah saya menghadapi satu aduan. HeHeHeHe
Ada
hal yang sangat penting kita kupas tentang revitalisasi pariwisata kawasan
Dananu Toba melalui BODT yang dibentuk pemerintahan Jokowi.
Pertama
bahwa BODT akan menjadi karpet merah bagi para kapitalis asing untuk menanamkan
modal di Tanah Batak, kenapa demikian? Karena badan ini adalah badan khusus
yang mewakili pemerintahan berhubungan langsung dengan lembaga dan
pengusaha-pengusaha luar. Khusus soal penanaman modal, sudah pastilah mereka
akan disambut baik, bahkan tidak akan ada susahnya mereka masuk, baik dari
Singapura, Cina, AS maupun lembaga-lembaga keuangan internasional dan lain-lain.
Jika mereka butuh tanah, maka siap-siaplah tanah nenek moyangmu akan dikapling-kapling,
mau membuat sertifikat? Apa iya kita bisa berlomba cepat dapat sertifikat
ketimbang mereka yang memiliki uang tak terbatas? Aku ragu saudaraku.
Seperti
kita pahami, bahwa tanah di Tanah Batak adalah tanah ulayat, tanah adat dan
hutan adat, tidak ada sertifikat karena semua adalah pemilik, tidak akan ada
kesepakatan kalau-kalau tanah itu harus diatas namakan satu orang dari
keturunan Oppung ini dan Oppung itu, artinya milik bersama.
Selanjutnya,
bahwa Perda yang mengatur soal tanah adat belum ada hingga hari ini diterbitkan
oleh pemerintah daerah dalam rangka menyambut keputusan MK tentang Perlindungan
Masyarakat Adat, jadi mustahil anda bisa memiliki sertifikat tanah bersama di
Tanah Batak, untuk memiliki sertifikat tanah, anda harus memberi kuasa ke satu
nama saja, iya kalau semua sepakat, kalau berebut gimana? baco-bacokan dan
pecahlah satu rumpun, jika sudah begitu maka mudah sekali mereka menguasai kita
kan?
Ke
2 tentang anggaran BODT yang sangat fantastis, yaitu hampir 2 kali R-APBD
Provinsi Sumatera Utara 2017, yaitu 21 Trilliun rupiah pertahun. Jadi ketua
BODT membuat anda menguasai dan mengelola anggaran lebih besar dari seorang
Gubernur Provinsi Sumatera Utara, tidak perlu ikut pilkada yang membuat
pundi-pundi anda terkuras hingga ke level minus karena maraknya praktek politik
uang. Anda hanya butuh melobi seorang saja dan yakin jika mendapat
persetujuannya maka anda akan jadi Ketua BODT.
Tidak
hanya sekedar anggaran yang fantastis, ada hal-hal lain yang menjadi otoritas
BODT seperti yang sudah saya jabarkan diatas, itulah yang membuatnya jadi istimewa
sekaligus jadi rebutan banyak oknum.
Kita
reefres lagi ke belakang, sebelumnya BODT diharapkan supaya dipimpin oleh orang
Batak yang mereka bilang sudah berpengalaman, mungkin bukan cuman saya yang
mendengar nama-nama yang santer di publik dan di jagokan sebagai calon Ketua
BODT, semua pada tunjuk tangan kalau ditanya soal kesiapan menjadi Ketua BODT.
Takkan kau temukan orang yang bilang "biarlah yang muda disitu"
sampai berdarahpun gigimu meyakinkan mereka takkan bisa itu.
Semua
kesetanan, ada yang kesetanan pulang kampung untuk mengurus surat tanah, ada
yang kesetanan masuk media agar terlihat kepada publik bahwa dia telah berbuat
di Tanah Batak, ada yang sebelumnya tidak pernah ngopi-ngopi dan kumpul-kumpul
jadi rajin, hanya saja berkumpulnya di Jakarta bersama para elit lain.
Akhirnya
jonk, pemimpinnya dari yang tidak pernah mereka duga, bukan orang Batak pulak
lagi, yah...
Merekapun
kecewa berat sama pemerintah, dulu dengar-dengar katanya mereka kumpul dan
membuat komitmen kalau Ketuanya akan di seleksi terbuka alias lelang seperti
era Jokowi di DKI Jakarta, bebas memberi rekomendasi siapa saja dengan catatan
telah berbuat di Tanah Batak serta track recordnya sudah jelas. Komitmen yang
tidak dijalankan ini membuat mereka kecewa berat, karena seseorang telah
menunjuk langsung dari staf khususnya untuk mengetuai BODT.
Untuk
seseorang itu aku salut, luar biasa pintarnya, memang betul dia ahli strategi
ya... Kirim salam ya pak...
Bukan
apa-apa, nanti kita malah goltok-goltokan lagi, apalagi masuk lagi Nepotisme
yang sangat tinggi dikalangan orang kita, jadi paslah itu, untuk menghindari
konflik dibawah.
Oh
iya, jangan lupa kalau saya bukan pada posisi setuju atau tidak ya... Jangan
ada anggapan kalau saya bagian orang yang sakit hati sama mereka, bukan itu...
Sayapun kalau ditanya, mau jadi Ketua BODT atau tidak, ya saya jawab mau
dong...
Jangan
terlalu tegang kawan, bukankah menjadi bagian dari BODT akan membuat waktu kita
lebih banyak minum kopi lintong dan menyaksikan keindahan di Danau Toba? Itu
saja untungnya, selebihnya kerja untuk Tanah Batak!
Tapi apa iya bisa kerja maksimal tanpa mengenal
karakteristik dan budaya orang Batak? Tak selamanya pendekatan struktural itu
efektif kan? Walah... Itu soal lain, lupakan saja.
Baca juga : MENEROPONG DANAU TOBA DARI SINGAPURA
EmoticonEmoticon