Siporsuk Na Mamora - Kufikir manusia hari ini sudah
semakin gilak saja, negarapun sudah sinting, coba kawan-kawan fikir, bagaimana
mungkin negara hukum dan majemuk bisa menggantungkan sebagian nasibnya ke
organisasi masyarakat, bahkan kelihatan seperti disetarakan, atau bagainama
mungkin Negara membenarkan asumsi dari satu organisasi masyarakat yang kental
dengan kepentingan satu kelompok saja?
Ada-ada
saja memang Negara ini, mengurusi agama sepertinya prioritas, seoralah-olah negara
juga pengen masuk surga. Gawat sudah e... harusnya tugas negara itu melindungi
hak-hak rakyat tanpa peduli kuantitasnya kecil atau besar.
Pernah
bertanya seorang Kristen begini "bung, kira-kira, kalau Alkitab dibakar
dihadapanmu, gambar Yesus juga dibakar dan Salib ataupun simbol-simbol yang
lain, apa yang kamu lakukan terhadap orang itu?" lalu jawabnya
"emosilah bung, kutikami saja orang itu".
Beginilah
karakter salah satu orang yang fanatik tapi tak mengerti ajaran Yesus, bukan
soal tidak bisa membunuh atau soal megasihi, bukan disitu maksud saya kawan.
Ada
suatu pola pikir yang salah pada orang tersebut, yaitu fanatisme tanpa
pengetahuan. Mungkin orang yang tidak berpengetahuan juga akan menganggap orang
seperti inilah yang paling beriman dan menganggap bahwa dirinya laskar Kristus,
busettt... bisa kacau nanti di surga kalau memang orang seperti ini yang di
inginkan Tuhan. Saya bilang ini adalah kesesatan berfikir.
Pertanyaannya,
apakah simbol bisa menyelamatkanmu? Apakah simbol itu begitu penting untuk
menjelaskan keimananmu? Apakah Yesus bawa Alkitab atau simbol-simbol dalam
pengajarannya? Jawabannya semua tidak, yang ada manusialah yang pintar-pintaran
membuat simbol-simbol itu, bahkan ada yang memanfaatkannya dulu sebagai modus
mengumbul harta, dijualnya sebagai tiket masuk surga (*indlugensia, dll).
Begini
kawan, mari kita berfikir tentang arti penyembahan berhala, apa bedanya kita
dengan penyembah berhala ketika kita mengkultuskan sebuah simbol-simbol itu?
Yang
paling parahnya lagi adalah, adanya lembaga yang katanya sangat mewakili agama
tertentu mengeluarkan "instruksi" tentang pelarangan pemakaian
simbol-simbol yang dianggap terlarang dan kalau memakainya mungkin menurut
mereka akan berdosa lalu masuk neraka. Itu aneh, ada pulak yang marah gara-gara
itu, difikirnya dia sedang menjadi laskar Kristus. Kalau soal ini, saya
samapaikan stop kau marah-marah, apalagi melawan ayat dengan ayat, takkan
pernah ketemu kawan!
Persoalannya
adalah, kita harus memahami konsep Kekristenan, bukan simbol-simbol, dan
berhentilah baper, atau berhentilah dari perasaan didiskriminasi terus, itu
tidak ada, hanya ada didalam fikiranmu saja, ketika itu terjadi, maka benarlah
jiwamu akan terpenjara.
Simbol
yang kita kenal telah mewakili identitas keimanan kita hanyalah konsep yang di
ciptakan manusia, dan aku yakin itu tidak mewakili Tuhan dan bukan juga
keinginan Tuhan. Itulah kenapa kita tidak perlu marah, pasalnya tidak ada
catatan dalam sejarah bahwa Tuhan pernah ngopi-ngopi bersama dengan manusia
untuk membahas logo dan simbol-simbol yang bisa mewakilinya.
Lahirnya
simbol itu dari histori dimana dan kapan kejadian-kejadian yang tercatat dalam
Alkitab, juga sangat erat hubungannya dengan budaya yang berlaku pada masa kejadian
itu berlangsung.
Contohnya,
seperti Yesus, lahir di Nazaret, waktu itu pakaian paling populer adalah baju
daster, kolor juga mungkin hanya di lilit-lilitkan supaya bisa membungkus
barang itu saja agar tidak liar dan tidak belepotan. Lalu di sunat karena di
perintahkan oleh Raja Herodes.
Lalu
apakah kita tidak akan selamat dengan tidak disunat? Atau kita harus disunat,
pake kolor lilit dan pake daster biar kita “kelihatan” sama seperti Yesus dan “kelihatan”
beriman? Itu konsep berfikir yang sesat kawan.
Kemudian
soal salib, yang dulu sebagai simbol dari segala bentuk "kejahatan luar
biasa", kemudian setelah kematian Yesus di kayu salib secara serta merta
juga merubah maknanya sebagai simbol "pengharapan". Pertanyaannya
apakah seorang bisa selamat karena salib? Tidak!
Jadi
jangan berlaku sebagai hamba yang sesat, tidak perlu simbol-simbol, yang
terpenting adalah firman itu sendiri, Dia tidak berbentuk apapun dan tidak
kelihatan, Dia adalah keselamatan sesungguhnya, itulah makanya Yesus disebut
firman yang telah menjadi manusia, firmanlah yang hidup didalamnya, terpancar
dalam setiap ajaran dan tindakannya. Itu dia, jadi bukan pakaiannya, salib dan
yang lain-lain, kita hanya perlu menghidupi firman itu dalam diri kita
masing-masing.
Oya...
ada beberapa ormas yang razia simbol, saya hanya mau bilang sama kawan-kawan,
hati-hati dengan kolor kawan-kawan ya, jangan sampe kelihatan sama ormas itu,
nanti anda bisa di swipingnya, soalnya Yesus kelihatan kolornya sewaktu disalibkan,
jadi jangan sampai mereka berfikir itu adalah simbol agama tertentu. Atau
memajang foto ilustrasi gambar Yesus disalib besar-besar di dinding rumah,
nanti dibilang pornografi.
Saya ingatkan lagi hati-hati dengan kolor, janga
sampai tarida (kelihatan) sama "mereka" nanti bisa di rame-ramekan
kau, oke...? Tapi jangan pulak jadi gak pake kolor ya... Aromanya nanti bisa
mengganggu konsentrasi saat minum kopi, bukan apa-apa bosss... aroma kopinya
bisa hilang karenanya.
EmoticonEmoticon