Djarot -Sihar Sitorus (Pasangan Cagub dan Cawagub Sumut 2018) |
Sekarang, bung Sihar Sitorus (putra DL. Sitorus/pengusaha ternama orang Batak) di deklarasikan PDIP di Lenteng Agung menjadi Cawagub Sumut mendampingi Dajrot tampil gagah dengan memakai Ulos (Ragi Hotang), karya tenun khas orang Batak dan menjadi viral dimana-mana yang secara otomatis Ulos semakin dikenal oleh masyarakat diseluruh Indonesia dan Luar Negeri.
Dengar-dengar, Ulos yang beliau pakai bukan Ulos sembarangan. Ulos itu adalah Ulos yang memberi makna tersendiri sebagai simbol doa bagi keluarga besar DL. Sitorus turun-temurun, agar anak-anaknya kelak bisa menjadi sukses melampaui kesuksesan orang tuanya.
Di awal, mereka berdua sudah membuat kita orang Sumut bangga dengan menganggkat simbol-simbol budaya dan keindahan daerah yang kita punya dan banggakan selalu sebagai identitas kita masing-masing kemanapun kelak akan pergi.
Sangat berbeda dengan pasangan Cagub lain, yang diawal menonjolkan kehebatan, uang dan tampilan ke-agamaannya saja. Persis seperti strategi yang dipakai di Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Bahkan, seorang calon dari mereka telah melecehkan adat, dengan mengatakan bahwa bagi-bagi uang adalah bagian dari adat orang Sumut. Pernyataan ini jelas mempermalukan dan merendahkan adat istiadat kita, karena arti memberi uanag dalam adat tidak sesempit yang beliau katakan ke media-media nasional.
Sekarang kita kenali dan bandingkan saja dari hal kecil diatas, sebelum kita jauh bicara soal prestasi dan rekam jejaknya. Siapa yang lebih pantas memimpin Sumut?
Kita buktikan bahwa kita orang Medan lebih, cerdas, rasional, dan nggak mau dibohongi dengan tampilan-tampilan religius, padahal dalamnya bandit-bandit/preman dan pengusaha gelap.
Selamat bertempur bung Djarot-Sihar, semoga martabat orang Sumut semakin terangkat serta daerahnya jauh dari gangguan dan penguasaan penyerobot tanah dan premanisme.
h o r a s !
EmoticonEmoticon