Ilustrasi Perjuangan |
RIBUNNEWS.COM, MEDAN (Sabtu, 24 Desember 2011 05:00 WIB) - Pembantu Rektor III Unimed Albiner Ambarita bantah menjadi korban pemukulan oleh mahasiswa dalam pemilihan anggota senat, Jumat (23/12).
"Dari mana pula bapak dapat informasi, siapa yang bilang. Isu saja itu, nggak kena pukul saya," katanya ketika dihubungi Tribun, Jumat malam.
Biner mengatakan tidak mungkin dirinya dipukul oleh mahasiswanya. Kalau pun ada mahasiswa yang hendak memukulnya pasti sudah dihalangi stafnya di PR III.
"Nggak mungkin saya dipukul. Saya juga tidak memukul mahasiswa seperti yang anda sebutkan tadi," katanya.
Ia mengatakan tak ada aktivitas kegiatan mahasiswa lantaran sedang libur semester.
"Nggak ada kegiatan mahasiswa di sini, 16 Desember mahasiswa sudah libur. Mahasiswa masuk Januari untuk membayar administrasi uang kuliah dan SKS mereka, jadi tidak ada keramaian di sini," katanya.
Ketua Senat Mahasiswa Unimed Irwan Lubis mengakui terjadi keributan saat anggota senat melaksanakan pemilihan penggantinya. Namun, Irwan membantah ada pemukulan terhadap Albiner.
"Kalau dipukul nggak ada itu. Mana ada yang berani mukul PR III, ada-ada saja yang sebarkan informasi itu," ujar Irwan kepada Tribun sembari meminta seorang anggota senat, Romauli Sibarani menceritakan kronologis kejadian ke Tribun.
Romauli menuturkan keributan bermula ketika para peserta sidang senat meminta pimpinan sidang untuk menskorsing sidang. Namun pimpinan sidang mengabaikan interupsi dan terus membacakan agenda demi agenda.
"Sehingga terjadilah percekcokan. Satu dari kami bersikap keras, tapi pimpinan sidangnya malah keluar. Suasana pun semakin gaduh," kata mahasiswi Fakultas MIPA ini.
Meski suasana gaduh, dia mengatakan belum terjadi baku hantam di dalam ruang sidang.
Tak lama, Pembantu Rektor III beserta Menwa (Resimen Mahasiswa) dan pihak keamanan kampus masuk ke ruang sidang. "Tiba-tiba saat mereka masuk terjadi kekerasan, tumbuk-tumbuka serta maki-makian. PR III, Menwa dan Satpam kampus ikut juga mukuli," ujar mahasiswi semester V ini.
Di bawah intervensi PR III serta Menwa dan pasukan keamanan kampus, akhirnya pembacaan agenda sidang tetap dipaksakan pada saat kondisi tidak kondusif.
"Kami sama sekali tidak bisa bergerak. karena ada PR III dan pihak keamanan. Jadi hasil pemilihan yang ada, sangat tidak mencerminkan sikap demokratis, karena sudah diintervensi PR III beserta staf ahlinya. Semua sudah rekayasa," kata Romauli. Irwan mengatakan, saat ini (malam) suasana sudah kondusif tidak ada kericuhan susulan.
"Tapi, dari anggota-anggota senat tadi, merasa ada intervensi dari pihak dalam," sebut Irwan sembari menyebut ada dua calon presiden mahasiswa yang maju.
"Kata anggota senat, PR III membela si Agus, calon yang mereka nyatakan menang. Agus mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. Sedangkan calon lain bernama Pandi, dari Fakultas MIPA," ujar Irwan.
Pantauan Tribun, sekitar pukul 19.00 WIB tidak ada kegiatan mahasiswa di Unimed. Selain itu dari ruang rektorat juga tampak sepi.
Dikutip Darin : Tribun Medan
EmoticonEmoticon