Siporsuk Na Mamora - Baiklah kawan, biar bermakna
natal kita kali ini, saya tidak muluk-muluk sok jadi manusia pemaaf, tapi yang
jelas kita sama, sama-sama memiliki emosional, tapi hari ini aku ingin cerdas
mengelola emosionalku.
Mungkin
bagi anda, media sosial itu sebatas untuk hiburan atau tidak ada pengaruhnya.
Bagi saya, media sosial itu adalah 50% dari diriku, jadi ketakutanku hanya pada
saat anda mengganggu saya di media sosial atau bahkan mungkin memata-matai.
Tapi
itu tidaklah lagi penting, karena hari ini semua sepertinya telah
mengetahuinya, jadi tidak perlu lagi bersembunyi dari mereka yang pernah
terblokir olehku.
Sedikit
perasaanku memang agak berat, karena anda akan melihat isi kepalaku dan itu
jadi masalah lagi nanti kedepan. Namun setelah kufikir-fikir, anda sudah bisa
dimaafkan di natal 2016 ini.
Tapi
tak salah jika aku berpesan, jangan jadi heters ya, jadilah kawan ku. Itu yang
pertama...
Yang
ke-2, manfaatkan media sosialmu untuk memberi informasi yang berarti, bukan
untuk bertelanjang dan bermesraan dikamar dan mempublikasikannya ke
orang-orang. Tapi terkecuali anda sedang menjual tubuh anda, itu tidak jadi
masalah.
Kadang
memang, kita menulis sesuatu yang kita fikir hanyalah hal biasa, tapi itu pulak
yang membuat kita terjebak dalam masalah panjang dan menciptakan keresahan
bersama di jagat yang tak nyata lalu terbawa ke jagat nyata.
Okelah,
baik-baiklah gunakan media sosialmu ya kawan... Jika boleh request, gunakan
sesekali media sosialmu untuk mempromosikan Danau Toba ku beserta peradabannya
dan turut sertakan juga cerita rakyatnya.
Gunanya
agar kelak anak cucuku bisa membacanya dan mengambil makna dari cerita-ceritamu
yang mungkin sama konyolnya dengan ceritaku.
Peradaban
kita telah panjang, tapi sayangnya, dulu para orang tua kita menulis di lak-lak
(kulit kayu) yang tidak bisa bertahan lama, terbakar dan busuk lalu hilang
ditelan alam semesta.
Coba
dulu mereka menuliskannya di batu, pasti kita tidak kehilangan cerita-cerita
itu, dan bisa saja banyak makna yang akan kita ambil, seperti nilai-nilai
kehidupan yang bisa kita jadikan sebagai alat untuk melangkah menuju kehidupan
lebih maju.
Tapi bagaimanapun panjangnya nasehatku, kamu
takkan tau dan mengerti sebelum kamu datang ke Danau Toba, jangankan dulu untuk
belajar atau meneliti, minimal kamu dapat spirit baru setelah melihat
keindahannya dari berbagai sudut.
EmoticonEmoticon