Foto : Situasi Pembubaran Paksa KKR Perayaan Natal 2016 di Gedung Sabunga - Bandung |
Siporsuk Na Mamora - Kabar malam ini kembali membuat
hati sedih, ada saudaraku seiman yang dibubarkan paksa oleh salah satu ormas
"Jubah Putih" di Gedung Sabunga Bandung, Jawa Barat. Sungguh
meyedihkan mendengarnya, tapi aku harus sampaikan bersabarlah, jangankan natal
di gedung, bahkan di Gereja saja anda sudah di usir dan bangunannya dibakar
atau dirobohkan.
Kadang
tak habis pikir, apa kira-kira yang merugikan bagi mereka kalau kita melakukan
kebaktian, atau apa kira-kira yang menyalahi bagi mereka saat kita berdoa
kepada sang Khalik yang kita sebut dengan Tuhan itu?
Maafkan
aku kalau aku salah terka, memang kita berbeda, mungkin anda melakukannya agar
mendapat tiket ke surga, atau mengumpulkan pahala untuk menyogok Tuhan supaya
masuk sorga kelak setelah anda menghadap kepada-Nya.
Saya
beruntung lahir di keluarga Kristen, kenapa? Karena saya diajarkan soal kasih
semata, bahwa kenyataan kelak aku mati dan masuk sorga bukan semata karena
perbuatan baikku, atau karena banyak-banyak mengumpulkan pahala sebagai sogokan
bagi sang Hakim di pintu surga. Bukan juga aku masuk surga kelak karena
rame-rame mempertobatkan orang dan masuk agama Kristen, tetapi melainkan karena
kasih-Nya semata saja, analogi sederhananya bahwa aku yang berdosa ini kelak
akan masuk sorga kalau Dia mengasihi ku. Dalam keyakinanku juga diajarkan bahwa
Allah itu sang maha pengasih dan penyayang seluruh umat manusia.
Oya...
Ngomong-ngomog soal "sang hakim" yang paling adil itu, apakah kalian
pernah mendengarnya atau membacanya dalam Hadis tentang "Isa bin
Maryam"? Bukankah kita sekarang sedang merayakan kelahirannya? Jangan
salah paham, aku bukan sedang menista agama, ijinkan saya sesekali membaca buku
“kalian” ya kawan, kalaupun tidak bisa, maafkanlah saya yang telah terlanjur
membacanya, kedepan saya tidak akan membacanya lagi. Janji deh...!
Mungkin
aku salah atau mungkin aku belum cukup punya kapasitas untuk memberikan sedikit
wejangan tentang spirit kekristenan kepada kawan-kawan, bagiku, kita memang
adalah bangsa yang akan selalu didiskriminasi, ditolak dan bahkan di perangi,
karena ajaran kita tidaklah pernah menganjurkan untuk mengangkat pedang, itu
karena ajaran kasih, sudah pastilah orang yang pengasih menderita dan itu
pulalah yang akan menyelamatkanmu. Maka untuk itu, bertahanlah dalam kesesakan
dan penderitaan, janganlah imanmu goyah.
Dalam
kisah perjalanan Yesus mencontohkan kasih itu, pertama "kalau ditampar
pipi kiri, berikan pipi kanan", kedua "Kalau dilempar pake batu,
lemparlah pake pisang". Itu semua memiliki arti yang cukup luas jika kita
meninjau dari segi budaya yang berlaku pada masa itu, jadi bukan sekedar
kata-kata yang tidak ada arti. Yang paling nyata adalah tentang pengorbanan
Yesus di kayu salib karena dosa manusia, salib yang dulu adalah simbol
“kutukan” telah diubahnya menjadi simbol “keselamatan” dengan darahnya yang
tertumpah.
Kita
jadikan semua kejadian intimidasi ini untuk memperkokoh keimanan kita, semakin
rajin mendengarkan firman dan memahami sera menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari semampu daya upaya yang kita bisa, nikmati proses itu, proses yang
terjadi sekarang adalah merupakan konsekuensi dari iman kepercayaanmu, tetaplah
mengasihi dan jadilah Kristen setiap hari dan setiap saat, jangan menjadi
Kristen hanya di Hari Natal.
Tetapi
untuk teman-teman yang tidak pernah ke Gereja pada Hari Natal sebelumnya,
datanglah untuk tahun ini ke Perayaan Hari Natal, kalaupun tidak bisa menjadi
pengkhotbah, kolektan atau sekedar pendengar, minimal anda bisa sebagai penjaga
keamanan di luar Gereja untuk mereka yang sedang kebaktian Perayaan Hari Natal
dari gangguan orang-orang pengumpul pahala dan tiket ke surga itu.
Apalagi
untuk penduduk di daerah yang Gubernur-nya ikut-ikutan gerakan sektarian
“membela Tuhan” itu sangat penting, karena pemerintahmu yang seharusnya sebagai
tempat mu berlindung atau melindungimu telah menjadi bagian dari “mereka” yang
ingin berjihad mengumpulkan pahala ke surga.
Ngomong-ngomong
soal si kristina, dia tidak cantik, tidak putih dan tidak semuanya, dia
hanyalah singkatan dari kata berbahasa Batak "Kristen Tingki Natal"
yang artinya "Kristen saat Hari Natal saja".
Kalau kamu bingung, memang sudah sepatutnya, karena
kamu akan paham ketika kamu membacanya dengan bersantai minum kopi Silintong
sambil menatap indahnya Danau Toba dari Gunung Pusuk Buhit.
EmoticonEmoticon