Sumber Foto : Google |
Ada
banyak opini publik yang dibentuk oleh para kaum-kaum sektarian dan penganut
paham intoleran sejak sedari awal kontestasi Pilkada DKI Jakarta dimulai.
Seperti "haram memilih pemimpin
kafir, Ahok penista agama Islam dan Anies hanya bisa dikalahkan dengan
kecurangan".
Sebenarnya,
untuk tiga hal diatas, semua sama-sama berbahaya. Akan tetapi, menurut
pengamatan saya pribadi, poin ketiga “Anies
hanya bisa dikalahkan dengan kecurangan" adalah yang paling
membahayakan keamanan pasca pemungutan suara putaran ke 2 Pilkada DKI Jakara 19
April 2017 nanti. Saya akan menjabarkan alasan kenapa hal ini perlu kita
waspadai dibawah ini.
Pertama :
Opini "Anies hanya bisa dikalahkan
oleh kecurangan" adalah ungkapan lain dari kata "Anies harus jadi Gubernur, apapun caranya" atau "Ahok tak bisa jadi Gubernur lagi
harga mati". Mindset seperti ini akan terpatri dibenak masyarakat,
apalagi mereka yang mendukung Anies karena faktor kesamaan agama. Jika kelak
Anies kalah, mereka akan membuat alasan bahwa “Anies kalah karena dicurangi, titik!”, walaupun faktanya memang
kalah secara benar.
Kedua :
Ini tentang lembaga-lembaga Quick Count yang
selama ini tidak profesional, dapat dipesan atau pelaku pencari makan dari
hasil pesanan Quick Count. Perbedaan
mencolok semacam ini sering terjadi, termasuk pada saat Pilpres Tahun 2014
dulu. Akan semakin bahaya jika antara pendukung intoleran Anies dipasangkan
dengan mereka. Caranya, dalam Pilkada nanti, mereka akan memesan agar Anies
dimenangkan di lembaga hitung cepat tertentu. Kemudian, hal ini akan menjadi
patokan kebenaran bagi para pendukung garis keras Anies untuk menjalankan aksi
mereka selanjutnya. Dalam artian, jika berbeda dengan keputusan resmi KPU, maka
mereka akan bilang "dicurangi",
buktinya di hasil Quick Count si-A kami
menang. Maka untuk menekan KPU semakin terbuka lebar, tak menutup kemungkinan jalan
membuat kerusuhan semakin rasional bagi mereka yang selalu memaksakan kehendak.
Ketiga :
Menyambung dari poin kedua, paling tidak karakter mereka yang selama ini rajin
membuat tekanan-tekanan massa atas nama agama untuk memaksakan kehendak agar
Ahok dipenjara akan terulang lagi. Itu berarti, saat hasil tidak sesuai dengan
keinginan mereka, maka mereka akan melakukan tekanan massa dan akan semakin
bringas lagi, karena mereka semakin putus asa. Lagipula, mereka saat ini sedang
mengarahkan massa dari seluruh penjuru ke Jakarta dengan program "Tamasya
Al Maidah" yang rapi dibalut dengan tujuan “Mengawal Pilkada DKI Jakarta”.
Sederhana saja, saat hasisilnya sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka
akan bersenang-senang dan berpesata di Jakarta, lalu sebaliknya akan terjadi
saat hasil pemilihan tidak sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Keempat :
Ini tentang selisih suara nanti setelah pemungutan suara di tanggal 19 April
2017. Jika selisih suara tipis atau tidak melewati batas 2%, maka sudah pasti
akan diperkarakan ke MK. Lagi-lagi, mereka akan mengarahkan massa ke Jakarta,
guna untuk menciptakan tekanan terhadap hakim yang menangani perkara sengketa Pilkada
DKI Jakarta kelak.
Kelima : Sikap
ambisiusnya Anies turut serta akan memperkeruh suasana, dari karakternya yang
selama ini dipertontonkan dihadapan publik melalui media-media massa serta
sikapnya yang tidak tegas terhadap tindakan-tindakan intoleransi dan kampanye sara
dari pendukungnya sendiri, maka akan sangat mustahil mendengar pengakuan
kekalahan darinya secara jantan dan kesatria. Tentu sikap kesatriaan Anies akan
sangat diperlukan di akhir cerita Pilkada DKI Jakarta nanti, guna untuk meredam
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan. Tapi kembali lagi, itu
tidak mungkin dilakukan Anies, karena apapun ceritanya, dia sangat ambisius dan
akan menghalalkan segala cara untuk berkuasa, ditambah lagi kenyataan hari ini
bahwa beliau telah dikendalikan sepenuhnya oleh kelompok-kelompok intoleran
yang anti terhadap keberagaman seperti PKS, FPI dan FUI.
Itulah
sedikit ulasan saya tentang tantangan kedepan yang masih akan dihadapi oleh Pak
Basuki-Djarot, rasanya cobaan yang dihadapi oleh Pak Basuki-Djarot masih
lumayan panjang dan berat untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta.
Sayapun
berpesan, agar kiranya kita tetap menjaga NKRI. Sudah seharusnya kita tidak
memberi tempat terhadap kelompok dan atau orang-orang yang anti pancasila, anti
demokrasi dan anti keberagaman.
Caranya
tentu hanya dengan kemenangan telak Basuki-Djarot, dalam rangka untuk menepis
semua kemungkinan upaya lanjut yang akan dilakukan oleh kelompok-kelompok
intoleran tersebut.
Untuk melengkapi tulisan ini, dengarkan ceramah Habib Rizieq baru-baru ini di Mesjid Sunan Apel Surabaya dibawah ini :
Untuk melengkapi tulisan ini, dengarkan ceramah Habib Rizieq baru-baru ini di Mesjid Sunan Apel Surabaya dibawah ini :
Sumber Video : https://www.youtube.com/watch?v=U01J8WT3eFs
EmoticonEmoticon