Wednesday, April 12, 2017

Untuk Yang Patah Hati, OKE-OHEART Solusinya

Bersumpah Memenangkan Anies-Sandi
Siporsuk Na Mamora - Merasa gak sih teman-teman semua, kalau menurut Anies-Sandi, sepertinya semua solusi persoalan DKI Jakarta OKE-OCE? Luar biasa...
Persoalan yang begitu kompleks, yang dari turun temurun Gubernur DKI Jakarta belum juga bisa selesaikan sepenuhnya. Sampai sekarang, dalam keperiodean Pak Basuki-Djarot baru kelihatan mulai bisa terurai. Anies-Sandi dengan entengnya selalu bilang, "solusinya OKE-OCE" (jangan lupa tangannya digerakkan ya..).
Ini bohong bangat kawan, seolah-olah, kalau saya ya... Mendengar ini seperti sedang dibodohi sama pesulap-pesulap kelas kakap. Aduh... Bodoh bangat ya, para mantan Gubernur dulu-dulu itu? Tinggal OKE-OCE, semua persoalan akan selesai.
Ingat pepatah "tong kosong nyaring bunyinya" nggak kawan? Ya... Anies-Sandi tak lebih ibarat orang yang banyak cakap, tapi isinya kosong!
Oportunis! Memanfaatkan kebingungan orang lain karena retorika panjangnya untuk mendapat dukungan dari masyarakat agar diberi kesempatan untuk membuktikan omongannya. Itupun sangat aneh, dan ini hanya masuk akal bagi orang yang tingkat pendidikan dan nalarnya sangat rendah!
Biasanya nih ya... Dari pengamatanku, hanya dua hal yang membuat nalar manusia benar-benar tidak berfungsi. Pertama saat jatuh cinta dan kedua saat patah hati. Oke, mari kita bedah dua hal ini.
Jatuh Cinta Kepada Anies-Sandi
Coba kawan-kawan perhatikan orang yang jatuh cinta, pasti kekeh melihat kekonyolannya... Maka tak percuma ada istilah dalam percintaan, "jatuh cinta membuat tai ayam terasa coklat".
Ini benar-benar berlaku sekarang di Pilkada DKI Jakarta. Orang-orang sedang hilang nalar rasionalnya karena sudah jatuh cinta duluan sama Pak Anies-Sandi, tapi sayang... Jatuh cintanya salah.
Salahnya dimana? Karena hanya melihat tampilan luarnya saja. Apa itu? Contohnya karena agamanya sama, omongannya manis dan tentu karena beliau oke-oke saja. Saat para pendukungnya menyebar spanduk menolak mensholatkan jenazah, Anies-Sandi oke-oke saja. Saat terjadi penggelembungan anggaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebesar 23 T yang dipimpinnya dulu, dia oke-oke saja. Dan saat para tokoh intoleran berbuat intimidasi dan menyebar kebencian serta ketakutan dilingkungan masyarakat, dia oke-oke saja.
Semua, pokonya oke-oke saja. Enakkan pendukungnya kelak? Ibaratnya, berapapun anggaran APBD yang digelembungkan untuk ditelap, pasti beliau oke-oke saja tuh... Sekalipun itu untuk mendanai program organisasi-organisasi intoleran seperti FPI, FUI dan lain-lain, atau bahkan yang sudah terindikasi memiliki koneksi ke jaringan teroris, beliau mungkin akan tetap bersikap oke-oke saja, yang penting kekuasaan bisa aman ditangan.
Foto Muhammad Al Khaththath bersama Anies-Sandi
Lantas, mau jadi apa negeri ini? Bukankah seharusnya Gubernur atau pemerintah daerah harus tegas terhadap organisasi-organisasi semacam ini? Oh... Itu mungkin tidak akan dilakukan Anies-Sandi, karena mereka benar-benar sudah dikendalikan. Simbiosis mutualisme, anda senang, yang penting kami menang dan mendapatkan kekuasaan!
Tapi balik lagi, bagi para yang sudah keburu jatuh cinta sama tampilan luarnya Anies-Sandi ini, hal-hal yang saya ungkapkan di atas itu semua akan di-NOL-kan. Namanya juga jatuh cinta, taik ayampun rasa coklat.
Patah Hati Karena Kebijakan Basuki-Djarot
Soal patah hati, sebenarnya saya tidak ingin membahasnya dalam-dalam, kenapa? Nanti saya bisa baper... Bisa bercucuran air mata saya.
Sakit hati saya... Karena di era kepemimpinan Ahok-Djarot, APBD tak bisa ditelap lagi, korupsi tak bisa lagi, sogok tak bisa lagi, PNS tidak bisa lagi bolos dan tidur saat jam kerja, PNS harus datang lebih cepat dan proyek di DKI Jakarta juga sudah tidak bisa dimain-mainkan atau dipesan lagi.
Ada lagi, kalau Basuki-Djarot menang, reklamasi tetap dilanjutkan, pemukiman dipinggir sungai harus dibongkar untuk normalisasi aliran sungai agar tidak banjir lagi, tempat perlontean di kali jodo juga sudah dialih fungsi sebagai RPTRA (padahal, setorannya kan banyak didapat para bandit-bandit dari sana) dan KJP pun tak bisa didapat sembarangan atau dimanipulasi.
Kurang sakit hati apa saya coba...? Patah hati ini berkeping-keping pak Basuki-Djarot!
Untuk itu, saya ingin balas kalian... Kalian harus dignti dengan memilih Anies-Sandi! Karena ada OKE-OHEART, solusi untuk mengobati patah hati saya.
Nanti APBD bisa dimain-mainkan sesuai selera para bandit-bandit anggaran, organisasi bandit-bandit dan organisasi intoleran di DKI Jakarta dapat dana APBD, reklamasi dihentikan (walaupun tidak masuk akal), rumah di bantaran sungai tetap ada (banjir tiap haripun tak apa-apa, yang penting Gubernurnya oke-oke saja), bisa buka tempat perlontean untuk bisnis para bandit (penyakitan dan kerusakan moral anak-anak juga nggak apa, selagi Gubernurnya oke-oke saja), yang tidak sekolah pun bisa dapat KJP, karena KJP Plusnya Anise-Sandi bisa dimain-mainkan dan dimanipulasi (walaupun disalah gunakan tak apa-apa, yang penting Gubernurnya oke-oke saja), PNS bisa terlambat, bolos dan tidur dikantor (tak apa-apa masyarakat terlantar, yang penting gaji jalan dan Gubernurnya oke-oce saja) dan intimidasi atau intoleransi akan berlanjut sesuai dengan syahwat para pelakunya (Gubernurnya akan tetap oke-oke saja).
Tak apa-apa DKI Jakarta kacau balau, tidak berbhinneka lagi, yang penting patah hati saya karena kebijakan tegas Bapak Basuki-Djarot bisa terobati dengan Gubernur yang oke-oke saja... OKE-OHEART adalah solusi untuk patah hati karena Basuki-Djarot. #OkeOheart
Tabloit Memuat Logo FPI dan Logo Kampanye Anies-Sandi

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon