Bersumpah Memenangkan Anies-Sandi |
Siporsuk Na Mamora -
Merasa gak sih teman-teman semua, kalau menurut Anies-Sandi, sepertinya semua
solusi persoalan DKI Jakarta OKE-OCE? Luar biasa...
Persoalan
yang begitu kompleks, yang dari turun temurun Gubernur DKI Jakarta belum juga
bisa selesaikan sepenuhnya. Sampai sekarang, dalam keperiodean Pak
Basuki-Djarot baru kelihatan mulai bisa terurai. Anies-Sandi dengan entengnya
selalu bilang, "solusinya OKE-OCE" (jangan lupa tangannya digerakkan
ya..).
Ini
bohong bangat kawan, seolah-olah, kalau saya ya... Mendengar ini seperti sedang
dibodohi sama pesulap-pesulap kelas kakap. Aduh... Bodoh bangat ya, para mantan
Gubernur dulu-dulu itu? Tinggal OKE-OCE, semua persoalan akan selesai.
Ingat
pepatah "tong kosong nyaring bunyinya" nggak kawan? Ya... Anies-Sandi
tak lebih ibarat orang yang banyak cakap, tapi isinya kosong!
Oportunis!
Memanfaatkan kebingungan orang lain karena retorika panjangnya untuk mendapat
dukungan dari masyarakat agar diberi kesempatan untuk membuktikan omongannya.
Itupun sangat aneh, dan ini hanya masuk akal bagi orang yang tingkat pendidikan
dan nalarnya sangat rendah!
Biasanya
nih ya... Dari pengamatanku, hanya dua hal yang membuat nalar manusia
benar-benar tidak berfungsi. Pertama saat jatuh cinta dan kedua saat patah
hati. Oke, mari kita bedah dua hal ini.
Jatuh Cinta Kepada Anies-Sandi
Coba
kawan-kawan perhatikan orang yang jatuh cinta, pasti kekeh melihat
kekonyolannya... Maka tak percuma ada istilah dalam percintaan, "jatuh
cinta membuat tai ayam terasa coklat".
Ini
benar-benar berlaku sekarang di Pilkada DKI Jakarta. Orang-orang sedang hilang
nalar rasionalnya karena sudah jatuh cinta duluan sama Pak Anies-Sandi, tapi
sayang... Jatuh cintanya salah.
Salahnya
dimana? Karena hanya melihat tampilan luarnya saja. Apa itu? Contohnya karena
agamanya sama, omongannya manis dan tentu karena beliau oke-oke saja. Saat para
pendukungnya menyebar spanduk menolak mensholatkan jenazah, Anies-Sandi oke-oke
saja. Saat terjadi penggelembungan anggaran di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) sebesar 23 T yang dipimpinnya dulu, dia oke-oke saja.
Dan saat para tokoh intoleran berbuat intimidasi dan menyebar kebencian serta
ketakutan dilingkungan masyarakat, dia oke-oke saja.
Semua,
pokonya oke-oke saja. Enakkan pendukungnya kelak? Ibaratnya, berapapun anggaran
APBD yang digelembungkan untuk ditelap, pasti beliau oke-oke saja tuh...
Sekalipun itu untuk mendanai program organisasi-organisasi intoleran seperti
FPI, FUI dan lain-lain, atau bahkan yang sudah terindikasi memiliki koneksi ke
jaringan teroris, beliau mungkin akan tetap bersikap oke-oke saja, yang penting
kekuasaan bisa aman ditangan.
Foto Muhammad Al Khaththath bersama Anies-Sandi |
Lantas,
mau jadi apa negeri ini? Bukankah seharusnya Gubernur atau pemerintah daerah
harus tegas terhadap organisasi-organisasi semacam ini? Oh... Itu mungkin tidak
akan dilakukan Anies-Sandi, karena mereka benar-benar sudah dikendalikan.
Simbiosis mutualisme, anda senang, yang penting kami menang dan mendapatkan
kekuasaan!
Tapi
balik lagi, bagi para yang sudah keburu jatuh cinta sama tampilan luarnya
Anies-Sandi ini, hal-hal yang saya ungkapkan di atas itu semua akan di-NOL-kan.
Namanya juga jatuh cinta, taik ayampun rasa coklat.
Patah Hati Karena Kebijakan Basuki-Djarot
Soal
patah hati, sebenarnya saya tidak ingin membahasnya dalam-dalam, kenapa? Nanti
saya bisa baper... Bisa bercucuran air mata saya.
Sakit
hati saya... Karena di era kepemimpinan Ahok-Djarot, APBD tak bisa ditelap
lagi, korupsi tak bisa lagi, sogok tak bisa lagi, PNS tidak bisa lagi bolos dan
tidur saat jam kerja, PNS harus datang lebih cepat dan proyek di DKI Jakarta
juga sudah tidak bisa dimain-mainkan atau dipesan lagi.
Ada
lagi, kalau Basuki-Djarot menang, reklamasi tetap dilanjutkan, pemukiman
dipinggir sungai harus dibongkar untuk normalisasi aliran sungai agar tidak
banjir lagi, tempat perlontean di kali jodo juga sudah dialih fungsi sebagai
RPTRA (padahal, setorannya kan banyak didapat para bandit-bandit dari sana) dan
KJP pun tak bisa didapat sembarangan atau dimanipulasi.
Kurang
sakit hati apa saya coba...? Patah hati ini berkeping-keping pak Basuki-Djarot!
Untuk
itu, saya ingin balas kalian... Kalian harus dignti dengan memilih Anies-Sandi!
Karena ada OKE-OHEART, solusi untuk mengobati patah hati saya.
Nanti
APBD bisa dimain-mainkan sesuai selera para bandit-bandit anggaran, organisasi
bandit-bandit dan organisasi intoleran di DKI Jakarta dapat dana APBD,
reklamasi dihentikan (walaupun tidak masuk akal), rumah di bantaran sungai
tetap ada (banjir tiap haripun tak apa-apa, yang penting Gubernurnya oke-oke saja),
bisa buka tempat perlontean untuk bisnis para bandit (penyakitan dan kerusakan
moral anak-anak juga nggak apa, selagi Gubernurnya oke-oke saja), yang tidak
sekolah pun bisa dapat KJP, karena KJP Plusnya Anise-Sandi bisa dimain-mainkan
dan dimanipulasi (walaupun disalah gunakan tak apa-apa, yang penting
Gubernurnya oke-oke saja), PNS bisa terlambat, bolos dan tidur dikantor (tak
apa-apa masyarakat terlantar, yang penting gaji jalan dan Gubernurnya oke-oce saja)
dan intimidasi atau intoleransi akan berlanjut sesuai dengan syahwat para
pelakunya (Gubernurnya akan tetap oke-oke saja).
Tak
apa-apa DKI Jakarta kacau balau, tidak berbhinneka lagi, yang penting patah hati
saya karena kebijakan tegas Bapak Basuki-Djarot bisa terobati dengan Gubernur
yang oke-oke saja... OKE-OHEART adalah solusi untuk patah hati karena
Basuki-Djarot. #OkeOheart
Tabloit Memuat Logo FPI dan Logo Kampanye Anies-Sandi |
EmoticonEmoticon