Monday, April 30, 2018

Ruhut Sitompul Ganti Kulit Lagi, Udah Kayak “Ular” Aja

Tags

Ruhut Sitompul Bersama Para Inang-Inang di Sumut

Si Poltak Raja minyak dari Medan dan idola ibu-ibu tahun 90-an ini tak pernah gagal mencari perhatian publik, dari dulu sampai sekarang, dari bintang film sampai jadi politikus kakap, tetap saja tak pernah sepi dari perbincangan masyarakat.
Setelah mengundurkan diri dari kepengurusan Demokrat dan DPR-RI, kupikir abang ini akan istirahat dari dunia politik, eh… Tak taunya makin ganas! Seperti kata orang, “makin tua, makin jadi” HeHeHe
Begitulah si Poltak, dengan gaya bicara khas anak dan blak-blakan serta totalitas  “hancur demi kawan” kata anak Medan. Konsistensinya dalam bersikap tak perlu diragukan. Era SBY beliau total, era Jokowi juga total. Semua tindakannya sejalan dengan sikap politik yang diungkapkannya ke public.
Melompat ke pihak Jokowi baginya bukan tanpa konsekuensi, beliau harus rela baju “politik biru”-nya dilucuti dan mundur dari kursi empuk pimpinan DPR-RI yang oleh sebagian banyak politikus, salah satunya papa Setya Novanto rela “stel gilak” untuk mempertahankannya.
Kita masih ingat betul, awal mula sikap berbeda bang Ruhut Sitompul dimulai dari Pilpres 2014, waktu itu Partai Demokrat menyatakan sikap netral, dengan tegas dan pasti bang Ruhut Sitompul membentuk Relawan untuk memenangkan Jokowi-JK. Hanya segelintir kader PD yang mendukung Jokowi-JK saat itu, salah satunya yang paling getol adalah Bang Ruhut Sitompul, selebihnya mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.
Kali kedua sikap politiknya berbeda dari PD dan yang paling kontraversial adalah saat Pilkada DKI Jakarta 2017, beliau mendukung Ahok-Djarot sekalipun yang diusung PD adalah anak mahkota SBY, yaitu AHY. Saat itu juga Bang Ruhut disingkirkan dari kepengurusan PD dan mengundurkan diri dari DPR. Setelah itu, beliau semakin leluasa mendukung Ahok sebagai Juru bicara. Ahok adalah calon yang didukung PDI-P dan beberapa partai lain.
Dari kedua sikap di atas, saya menyimpulkan bahwa naluri politik beliau baik, ditambah lagi track rekordnya yang tidak pernah tersandung korupsi selama di DPR-RI hingga menjadi politikus penting di era 10 tahun SBY berkuasa. Banyak orang-orang PD yang sudah jeblos ke penjara, tapi beliau benar-benar clear, itulah mengapa saya semakin tertarik melihat jejak politiknya.
Sikap terakhir adalah, beliau secara resmi telah bergabung ke PDI-P, hal itu dinyatakan saat beliau tampil berbaju “merah” berlogo “banteng moncong putih” pada kampanye akbar Cagub-Cawagub Sumut Nomor 2 Djarot-Sihar (DJOSS) di Asahan kemarin. Ini penampilan pertama beliau dengan baju PDI-P di hadapan public, dan pada hari yang sama beliau membenarkan telah resmi menjadi kader PDI-P, kepada media beliau sampaikan dengan tegas dan tanpa keraguan, “iya benar, aku sudah masuk PDI-P. Apa salahnya aku bergabung dengan PDI-P”.
Ada banyak orang yang menilai beliau ini sebagai “kutu loncat” atau “ular politk” karena selalu pindah kepartai penguasa. Tapi bagiku beliau ini benar-benar seorang politikus sejati yang baik, karena meski selalu berada di partai berkuasa (dulu Golkar, Partai Demokrat dan sekarang PDI-P), beliau tak pernah korupsi. Itu terbukti hingga sekarang.
Melihat kenyataan bahwa kehadiran dan peran Bang Ruhut Sitompul dalam politik kita masih didambakan sebagaian banyak orang, khususnya Ibu-ibu pemirsa sinetron Gerhana di era 90-an dan terkhusus lagi masyarakat Sumatera Utara, sudah tepat langkah beliau tetap berpolitik dan masuk PDI-P, agar 2019 bisa lebih leluasa membantu pemenangan Jokowi periode kedua dan membantu pemerintahannya, baik jadi DPR-RI lagi maupun menjadi Menteri atau menjadi kepala di kelembagaan setingkat kementerian lainnya.
Jangan anggap remeh sama si Poltak Raja Minyak dari Medan, namanya masih terukir dihati para Ibu-ibu penggemarnya hingga sekarang. Lihat saja nanti kalau beliau mencalon DPR-RI lagi, pasti menang. Eh… Targetnya mau jadi Menteri Jokowi ternyata!
Bergonta-ganti kulit “politik” yang dipraktekkan Bang Ruhut Sitompul menurutku adalah hal yang perlu ditiru, apalagi dengan karakternya yang tidak korup. Ada banyak politikus yang bertahan pada partai tertentu hanya karena kedudukan, kekuasaan dan yang terakhir karena takut kasus korupsinya dibongkar oleh teman serumah “partai”, dan kenyataan berpindah partai itu artinya akan mati karir politik lebih menakutkan bagi politikus yang tidak punya kualitas. Kualitas yang seperti apa? Yah… Dalam istilah populer disebut, “emas dibuang kemana aja tetap akan menjadi emas”, tak peduli mau pake baju warna kuning, biru dan atau yang merah, yang penting masih tetap dicintai masyarakat, itu baru politikus sejati.
Ular sih ular, tapi kenapa tidak kalau untuk membisai para koruptor?
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon