Rocky Gerung dan Kalajengking |
Makin
kemari, mulut Rocky Gerung makin menjadi-jadi aja, konotasinya selalu negative terhadap
pemerintah dan niat memprovokasi sangat jelas tercium, agar masyarakat membenci
Joko Widodo.
Perlu
diketahui oleh masyarakat, bahwa Racky Gerung adalah bukan seorang Profesor dan
bukan juga seorang Dosen Pengajar UI. Jika kalian melihat postingan video dan gambar-gambar
lama di dunia maya, yang di depan namanya tersemat Profesor (disingkat Prof.),
itu adalah sebuah kebohongan publik, karena pihak Rektorat UI telah memberikan
klarifikasi baru-baru ini setelah insiden “kitab suci fiksi” yang terlontar
dari mulut Rocky Gerung di acara ILC bulan lalu, melalui humasnya, UI meyatakan
belum pernah memberi gelar Profesor kepada Rocky Gerung sampai hari ini. Ntah
karena beliau yang belum mampu memperoleh gelar Profesor karena persoalan
pencapaian akademis di UI, atau memang pikirannya yang belum bisa disetarakan
setingkat Profesor karena sama sekali tidak ada yang baru dan benar-benar murni
dari pikirannya, alias semua yang terlontar dari mulutnya selama ini hanyalah
pengulangan dari hasil pikiran orang lain saja (dalam bahasa kasarnya disebut
plagiat/meniru).
Sejalan
dengan pernyataan klarifikasi gelar Profesor Rocky, UI juga mengklarifikasi
istilah “Dosen Pengajar UI” yang disematkan TV ONE pada beliau di layar kaca televisi pada saat acara
ILC, Humas UI mengatakan bahwa Rocky Gerung sejak lama tidak lagi mengajar di
UI. Dalam hal ini, masyarakat juga pasti bertanya-tanya, “kok TV ONE tidak
profesional bangat ya?” atau dengan pertanyaan lain, “apa mungkin Rocky Gerung
yang dengan sengaja memberi istilah ‘Dosen Pengajar UI’ di biodatanya lalu
diberikan ke tim ILC ya?”
Semakin dia
banyak bicara, semakin banyak pula kebohongannya yang terungkap ke publik,
tampaknya mulutnya penuh bisa-bisa kebohongan yang sangat berbahaya bagi
mesyarakat awam. Atau, munkinkah kebohongan di atas sengaja dilakukan untuk
menaikkan nilai tawar Rocky Gerung sebagai narasumber? Semua itu hanya bisa
dijawab sendiri oleh Rocky.
Bukan hanya
itu saja, yang paling berbahaya baru-baru ini yang dengan sengaja terlontar
dari mulut Rocky Gerung tak lain adalah pernyataannya tentang “Kitab Suci
adalah fiksi”. Beruntungnya Rocky, para kaum cingkrang dan kaum bumi datar
merasa diuntungkan dengan mulut berbisanya yang selalu menyerang Jokowi, artinya
antara Rocky dan kaum cingkrang beserta kawan-kawannya memiliki kesamaan,
sama-sama membenci Jokowi. Entah itu sama secara murni, atau memang Rocky
Gerung yang sudah sejak lama dipelihara oleh kaum cingkarang dan bumi datar
tersebut melalui para junjungannya diatas? Biar waktu yang menjawabnya.
Berkaca pada
kasus Ahok, seharusnya jika FPI, GPMF-MUI, FUI, dkk konsisten dalam prinsip
yang mereka sebut “Membela Agama”, maka jelas, seharusnya karena pernyataan itu
Rocky Gerung sudah jadi “tape” – dalam bahasa kami di Medan artinya mengacu
pada “hancur lebur/berkeping-keping” – oleh karena ucapannya sendiri, karena
“Kitab Suci” dalam KBBI mengacu pada Kitab Suci seluruh umat beragama (Islam
“Al-Qur’an, Kristen “Alkitab”, dll), sedangkan “Fiksi” itu dalam KBBI artinya khayalan,
tidak berdasarkan kenyataan atau bisa juga disimpulkan “bohong-bohongan”
semata. Eh… Bung Rocky, apa maksudmu kesaksian para Nabi yang ada di Kitab Suci
itu tidak berdasarkan kenyataan? Bohong-bohongan gitu?
Inilah
bisa-bisa dan bau busuknya mulut Rocky Gerung! Dia tidak diserang oleh kaum
cingkrang dan kaum bumi datar karena mereka-saat ini berada dalam kepentingan
politik yang sama, apa itu? Semuanya hanya untuk menjatuhkan citra Jokowi
dimata publik. Singkatnya, “Jika yang melontarkan penyataan adalah yang
pro-Jokowi, atas nama Agama di serang! Tapi jika orangnya kontra-Jokowi, bahkan
jika menghina Agama sekalipun, bela, selama mulutnya bisa dipakai untuk
menjatuhkan Jokowi”, begitulah liciknya mereka. Tak ada rasa takut akan Tuhan
lagi, karena semua telah dikuasai nafsu kekuasaan, ejakulasinya saat Jokowi
benar-benar tersingkir dan mereka kemudian bebas mempermainkan praktek korupsi,
mengangkangi hukum, diskriminasi dan menghancurkan bingkai NKRI yang sejak lama
telah pendahulu kita perjuangkan, rawat dan jaga ini.
Kalau saat
beretorika di ILC melontarkan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Jokowi,
Rocky terlihat garang sekali, giliran ditanya Bang Ruhut Sitompul percaya atau
tidak sama Tuhan? Diam saja, menghindar, ciut dan tiba-tiba kebingungan dan
tidak bisa menjawab. Aneh bukan?
Masih banyak
yang ingin aku tuliskan disini, banyak hal yang harus dijelaskan dan diluruskan
mengenai pernyataan-pernyataan dan ataupun tuduhan-tuduhan tak berdasar Rocky
Gerung terhadap Jokowi, yang kuanggap akan sangat berbahaya bagi masyarakat
awam, tapi takutnya kelen nanti bosan. Bersabarlah dulu membaca tulisanku kebawah
ya… Baris-baris terakhir ini hanya lucu-lucuan saja, tapi hal ini akan
membuktikan bahwa pemikiran Rocky Gerung itu kolot sekali, sempit, sangat
primitive dan terbelakang!
Yang ingin aku
sampaikan diakhir tulisan ini adalah berkaitan tentang pernyataan Rocky yang
dilontalan sesaat setelah selesai menjadi pebicara di acara DPP PKS, kapasitasnya
sebagai pengamat politik (udah dapat gelar lagi aja wak, setelah bukan lagi
“Dosen Pengajar UI” dan “Profesor”, hahaha…) berkaitan dengan tanggapannya atas
pidato “kalajengking” Jokowi di Istana baru-baru ini.
Kelen tau?
Katanya si uwak Rocky Gerung, kalajengking nggak mau diternakin, alasannya karena
kalajengking itu hdup beradaptasi langsung dengan alam, jadi nggak cocok buat
diternakin.
Hallowww…???
Emang udah pernah ditanya sendiri sama kalajengkingnya wak, mau atau tidak
diternakin? Dan, emang ada mahluk hudup di dunia ini yang tidak beradaptasi
langsung dengan alamnya? Heran kali aku…
Kau bilang
lagi nggak bisa diternakin? Heiii… Dijaman modern ini, apalagi yang nggak bisa
diternakin? Apa lagi yang nggak bisa di budidayakan? Apalagi di Indoneisa,
mahluk halus “pocong, genderuwo, hantu perawan, dll” aja dipelihara noh, lihat
di tipi-tipi Hary Tanoe. Hahaha…
Biar tau ya
wak… Dikampung kami aja, ada orang yang biasa bermain-main dengan kalajengking,
nggak percaya? Akupun takut melihatnya pertama,
dan penasaran bagaimana caranya biar bisa dipegang-pegang dan
dimain-mainkan sesuka hati tanpa kena cotok sama ekornya yang berbisa itu. Dari
situ, dan setelah berbincang dengan ahlinya, katanya kalajengkingnya mau kok di
pelihara. Hahaha… Nggak percaya? Kau cari sendiri sana pawangnya.
Membaca dong
wak, ikuti perkembangan jaman dan teknologi! Jangan asal bunyi, bau nafas dan
bisa mulutmu tercium sampai keseantero tanah air ini. Orang filsafat harusnya
tidak begitu cara pikirnya, karena filsafat itu harusnya membuat orang lebih
bijaksana dan berfikir semakin maju, bukan malah nge-hoax, kolot/primitive dan
penuh rasa benci terhadap individu tertentu.
Udah jadi
kayak inang-inang na jabiron (emak-emak cerewet) aku sanking geramnya melihat
si “fiksi” Rocky Gerung ini.
Sampai
disinilah dulu ya… Udah naik darah militerku melihat kebodohan-kebodohan yang
dilontarkan uwak kita yang satu ini.
Yang mau
cepat kaya, beternak kalajengking-lah, atau kau ke hutan-hutan sana menangkapi
kalajengking yang tersesat. Tapi jangan lupa, jangan kau pegang-pegang dan
main-mainkan ekornya sebelum kau pastikan minta tif dari saya ya… Kalau
berhasil kau nanti, kau harus bagi hasil penjualanmu samaku 50-50, tapi kalau
kau mati karena digigit, jangan kau salahkan Jokowi hanya karena aku pendukung
Jokowi 2 Periode! Salahkan dirimu, kenapa juga kau sok jago megang-megang
kalajengking tanpa peralatan yang aman.
Salam sada
roha dari Anak Medan.
h o r a s !
EmoticonEmoticon