Wednesday, May 2, 2018

Sama-sama Berbisa, Tapi Kalajengking Masih Lebih Berharga Dibanding Mulut Rocky Gerung!

Tags

Rocky Gerung dan Kalajengking
Makin kemari, mulut Rocky Gerung makin menjadi-jadi aja, konotasinya selalu negative terhadap pemerintah dan niat memprovokasi sangat jelas tercium, agar masyarakat membenci Joko Widodo.
Perlu diketahui oleh masyarakat, bahwa Racky Gerung adalah bukan seorang Profesor dan bukan juga seorang Dosen Pengajar UI. Jika kalian melihat postingan video dan gambar-gambar lama di dunia maya, yang di depan namanya tersemat Profesor (disingkat Prof.), itu adalah sebuah kebohongan publik, karena pihak Rektorat UI telah memberikan klarifikasi baru-baru ini setelah insiden “kitab suci fiksi” yang terlontar dari mulut Rocky Gerung di acara ILC bulan lalu, melalui humasnya, UI meyatakan belum pernah memberi gelar Profesor kepada Rocky Gerung sampai hari ini. Ntah karena beliau yang belum mampu memperoleh gelar Profesor karena persoalan pencapaian akademis di UI, atau memang pikirannya yang belum bisa disetarakan setingkat Profesor karena sama sekali tidak ada yang baru dan benar-benar murni dari pikirannya, alias semua yang terlontar dari mulutnya selama ini hanyalah pengulangan dari hasil pikiran orang lain saja (dalam bahasa kasarnya disebut plagiat/meniru).
Sejalan dengan pernyataan klarifikasi gelar Profesor Rocky, UI juga mengklarifikasi istilah “Dosen Pengajar UI” yang disematkan TV ONE pada  beliau di layar kaca televisi pada saat acara ILC, Humas UI mengatakan bahwa Rocky Gerung sejak lama tidak lagi mengajar di UI. Dalam hal ini, masyarakat juga pasti bertanya-tanya, “kok TV ONE tidak profesional bangat ya?” atau dengan pertanyaan lain, “apa mungkin Rocky Gerung yang dengan sengaja memberi istilah ‘Dosen Pengajar UI’ di biodatanya lalu diberikan ke tim ILC ya?”
Semakin dia banyak bicara, semakin banyak pula kebohongannya yang terungkap ke publik, tampaknya mulutnya penuh bisa-bisa kebohongan yang sangat berbahaya bagi mesyarakat awam. Atau, munkinkah kebohongan di atas sengaja dilakukan untuk menaikkan nilai tawar Rocky Gerung sebagai narasumber? Semua itu hanya bisa dijawab sendiri oleh Rocky.
Bukan hanya itu saja, yang paling berbahaya baru-baru ini yang dengan sengaja terlontar dari mulut Rocky Gerung tak lain adalah pernyataannya tentang “Kitab Suci adalah fiksi”. Beruntungnya Rocky, para kaum cingkrang dan kaum bumi datar merasa diuntungkan dengan mulut berbisanya yang selalu menyerang Jokowi, artinya antara Rocky dan kaum cingkrang beserta kawan-kawannya memiliki kesamaan, sama-sama membenci Jokowi. Entah itu sama secara murni, atau memang Rocky Gerung yang sudah sejak lama dipelihara oleh kaum cingkarang dan bumi datar tersebut melalui para junjungannya diatas? Biar waktu yang menjawabnya.
Berkaca pada kasus Ahok, seharusnya jika FPI, GPMF-MUI, FUI, dkk konsisten dalam prinsip yang mereka sebut “Membela Agama”, maka jelas, seharusnya karena pernyataan itu Rocky Gerung sudah jadi “tape” – dalam bahasa kami di Medan artinya mengacu pada “hancur lebur/berkeping-keping” – oleh karena ucapannya sendiri, karena “Kitab Suci” dalam KBBI mengacu pada Kitab Suci seluruh umat beragama (Islam “Al-Qur’an, Kristen “Alkitab”, dll), sedangkan “Fiksi” itu dalam KBBI artinya khayalan, tidak berdasarkan kenyataan atau bisa juga disimpulkan “bohong-bohongan” semata. Eh… Bung Rocky, apa maksudmu kesaksian para Nabi yang ada di Kitab Suci itu tidak berdasarkan kenyataan? Bohong-bohongan gitu?
Inilah bisa-bisa dan bau busuknya mulut Rocky Gerung! Dia tidak diserang oleh kaum cingkrang dan kaum bumi datar karena mereka-saat ini berada dalam kepentingan politik yang sama, apa itu? Semuanya hanya untuk menjatuhkan citra Jokowi dimata publik. Singkatnya, “Jika yang melontarkan penyataan adalah yang pro-Jokowi, atas nama Agama di serang! Tapi jika orangnya kontra-Jokowi, bahkan jika menghina Agama sekalipun, bela, selama mulutnya bisa dipakai untuk menjatuhkan Jokowi”, begitulah liciknya mereka. Tak ada rasa takut akan Tuhan lagi, karena semua telah dikuasai nafsu kekuasaan, ejakulasinya saat Jokowi benar-benar tersingkir dan mereka kemudian bebas mempermainkan praktek korupsi, mengangkangi hukum, diskriminasi dan menghancurkan bingkai NKRI yang sejak lama telah pendahulu kita perjuangkan, rawat dan jaga ini.
Kalau saat beretorika di ILC melontarkan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan Jokowi, Rocky terlihat garang sekali, giliran ditanya Bang Ruhut Sitompul percaya atau tidak sama Tuhan? Diam saja, menghindar, ciut dan tiba-tiba kebingungan dan tidak bisa menjawab. Aneh bukan?
Masih banyak yang ingin aku tuliskan disini, banyak hal yang harus dijelaskan dan diluruskan mengenai pernyataan-pernyataan dan ataupun tuduhan-tuduhan tak berdasar Rocky Gerung terhadap Jokowi, yang kuanggap akan sangat berbahaya bagi masyarakat awam, tapi takutnya kelen nanti bosan. Bersabarlah dulu membaca tulisanku kebawah ya… Baris-baris terakhir ini hanya lucu-lucuan saja, tapi hal ini akan membuktikan bahwa pemikiran Rocky Gerung itu kolot sekali, sempit, sangat primitive dan terbelakang!
Yang ingin aku sampaikan diakhir tulisan ini adalah berkaitan tentang pernyataan Rocky yang dilontalan sesaat setelah selesai menjadi pebicara di acara DPP PKS, kapasitasnya sebagai pengamat politik (udah dapat gelar lagi aja wak, setelah bukan lagi “Dosen Pengajar UI” dan “Profesor”, hahaha…) berkaitan dengan tanggapannya atas pidato “kalajengking” Jokowi di Istana baru-baru ini.
Kelen tau? Katanya si uwak Rocky Gerung, kalajengking nggak mau diternakin, alasannya karena kalajengking itu hdup beradaptasi langsung dengan alam, jadi nggak cocok buat diternakin.
Hallowww…??? Emang udah pernah ditanya sendiri sama kalajengkingnya wak, mau atau tidak diternakin? Dan, emang ada mahluk hudup di dunia ini yang tidak beradaptasi langsung dengan alamnya? Heran kali aku…
Kau bilang lagi nggak bisa diternakin? Heiii… Dijaman modern ini, apalagi yang nggak bisa diternakin? Apa lagi yang nggak bisa di budidayakan? Apalagi di Indoneisa, mahluk halus “pocong, genderuwo, hantu perawan, dll” aja dipelihara noh, lihat di tipi-tipi Hary Tanoe. Hahaha…
Biar tau ya wak… Dikampung kami aja, ada orang yang biasa bermain-main dengan kalajengking, nggak percaya? Akupun takut melihatnya pertama,  dan penasaran bagaimana caranya biar bisa dipegang-pegang dan dimain-mainkan sesuka hati tanpa kena cotok sama ekornya yang berbisa itu. Dari situ, dan setelah berbincang dengan ahlinya, katanya kalajengkingnya mau kok di pelihara. Hahaha… Nggak percaya? Kau cari sendiri sana pawangnya.
Membaca dong wak, ikuti perkembangan jaman dan teknologi! Jangan asal bunyi, bau nafas dan bisa mulutmu tercium sampai keseantero tanah air ini. Orang filsafat harusnya tidak begitu cara pikirnya, karena filsafat itu harusnya membuat orang lebih bijaksana dan berfikir semakin maju, bukan malah nge-hoax, kolot/primitive dan penuh rasa benci terhadap individu tertentu.
Udah jadi kayak inang-inang na jabiron (emak-emak cerewet) aku sanking geramnya melihat si “fiksi” Rocky Gerung ini.
Sampai disinilah dulu ya… Udah naik darah militerku melihat kebodohan-kebodohan yang dilontarkan uwak kita yang satu ini.
Yang mau cepat kaya, beternak kalajengking-lah, atau kau ke hutan-hutan sana menangkapi kalajengking yang tersesat. Tapi jangan lupa, jangan kau pegang-pegang dan main-mainkan ekornya sebelum kau pastikan minta tif dari saya ya… Kalau berhasil kau nanti, kau harus bagi hasil penjualanmu samaku 50-50, tapi kalau kau mati karena digigit, jangan kau salahkan Jokowi hanya karena aku pendukung Jokowi 2 Periode! Salahkan dirimu, kenapa juga kau sok jago megang-megang kalajengking tanpa peralatan yang aman.
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon