Foto : Wisuda Benardo Sinambela tahun 2015 |
Siporsuk Na Mamora - Yang pasti, air mata yang
pertama yang akan menetes karena kasus ku adalah air mata seorang ibu yang
melahirkanku, walaupun aku tau dia begitu kuat dan tangguh, tetapi hatinya
selembut sutra. Ayah dan Ibu akan bersedih untukku.
Aku
tambahkan lagi soal orang "orde baru", dimasa kejayaan mereka, setiap
ada yang kritis, yang pertama mereka serang adalah ibu/ayah atau keluarga dari
sang anak yang kritis, apalagi dia yang kritis seorang mahasiswa, sudah pasti
cara ini ampuh sekali, itu sudah terbukti sejak dulu.
Tapi
aku yakin kepada mereka, bahwa mereka mengerti kegelisahanku ini, dari mereka
juga aku belajar tentang Ompu Raja Sisingamangaraja XII, seorang Raja di tanah
Batak yang gagah dan tidak mau menyerah terhadap Belanda penjajah.
Aku
tau pulak dari mereka, berkali-kali Belanda menawarkan "gelar"
kehormatan untuk dia dengan tujuan supaya tunduk kepada Belanda, tapi dia
menolaknya hingga dia harus mengorbankan semuanya atas perjuangannya. Itu dia
Raja ku dari Tanah Batak kawan, itu dia, kamu harus tau banyak soal dia.
Mereka
pasti kuat dan memaklumi resiko yang kuhadapi, mereka pasti mendukungku, mereka
tidak akan tunduk terhadap lawanku, itu hal yang pasti. Aku yang dari SMA sudah
merantau, mereka tau persis mentalku yang telah ditempah sedemikian rupa.
Ayahku yang seorang biasa namun memiliki prinsip kuat dalam keluarga, serta
kareakter keras, dan tidak takut pada siapapun, itu yang aku warisi.
Sembari
mereka sekarang masih belum tau soal duduk persoalan ini, yang mereka tau aku
berurusan dengan Hukum hari ini. Bersabar dan tabahlah, aku pasti
pertanggungjawabkan ini untuk kalian.
Kalian
yang akan semakin tua, tapi aku tau kalian semakin kuat dalam prinsip, yang
kita perjuangkan pelecehan terhadap nilai-nilai perjuangan seorang pahlawan
Raja Sisingamangaraja XII melawan Belanda. Mereka ingin menggantikannya dengan
seorang tengkulak kampung!
Yakinlah
padaku, aku pasti membuat kalian bangga, paling tidak, kalaupun bukan aku,
"sahala" itu akan bersamaku. Jikapun aku di balik jeruji kelak, aku
pastikan bahwa dia tidak akan meninggalkan pinopparnya pesakitan begitu saja.
Ini
bukan soal mistik atau okultisme, tetapi ini soal semangat yang diberi sang
nenek moyang terhadap penerusnya. Kini, kalau kau lanjutkan itu dan melanjutkan
pulak niatanmu itu, dengan harapan kau dapat dua sekaligus, habislah kau! Bukan
aku lawanmu, tapi "sahala" yang hidup di darah dan daging semua orang
Batak di penjuru Dunia.
EmoticonEmoticon