Tuesday, December 13, 2016

Menghamba Untuk Sang Dewa

Sumber : Google
Siporsuk Na Mamora - Inilah akhir dari sebuah peristiwa, rasa hormat dan rasa kekeluargaan tak lagi ada pada "mereka" yang sedang menghamba kepada dewanya, aku sebut dewanya dewaREN.

Aku tau dia terlahir bukan sebagai penindas, tapi dia dibesarkan dan di asuh oleh penindas, yang membuat otak dan hatinya haus akan penindasan, diapun akan merasa senang bahkan orgasme melihat ketertindasan, tujuannya adalah untuk menjadi kaya. Bisa jalan-jalan keluar negeri dan bahkan Amerika Serikan karena upah dari dewanya.

Aku hanya tau, kalau dia ternyata sudah jadi lawan terdepanku, aku juga sudah mempersiapkan diri untuk hal terburuk, 1-4 tahun dipenjara tak seberapa dengan perjuangan pahlawanku Raja Sisingamangaraja XII dari Bakkara, Humbanghasundutan, Sumatera Utara yang telah berjuang masing-masing 32 tahun lebih dari setiap generasinya I hingga XII.

Kamu tau kawan? Mungkin nenek moyangnya dewaREN ini juga dulu terlindung dibawah perlindungan pahlawanku itu, tetapi sekarang, dia ingin menggantikannya dihati rakyat, rakyat Batak. Aku menangis mendengarnya, dan aku sangat sedih mendengarnya. Mereka tak lagi memperhitungkan Ompung Raja Sisingamangaraja XII yang gugur untuk menjamin kebebasan mereka dari penjajah.

Pahlawanku ini mengorbankan jiwa, raga, harta dan anak-anaknya untuk Tapanuli, bangso Batak! Dia mati di ujung berdil milik Belanda bersama boru kesayangannya, boru Lopian nauli beserta 2 orang anaknya Patuan Nagari dan Patuan Anggi.

Apakah perjuangan tokke haminjon seperti itu? yang ku tau, tokke adalah pebisnis, menumpuk kekayaan untuk diri sendiri. Itu bukanlah perjuangan! Melainkan penindas kecil atau borjuis kecil atau tengkulak kampung.

Tapi, ada juga yang men-dewa-kannya, mungkin mereka sudah makan dan dapat berkat dari sang dewaREN atau mereka sedang berusaha menarik perhatian dewaREN.

Dana sudah pasti dikucurkan banyak untuk kasus yang dituduhkan untukku ini. Aku harap suatu saat, keluarganya 7 keturunan tidak akan menderita karena kasus ini, ini benar-benar membuatku murka kawan! Harusnya dia minta maaf sama rakyat Batak saja dan Indonesia, sudah pasti mereka memaafkannya.

DewaREN, aku sarankan, untuk tetap teliti selama perjalanan kasus ini, karena ada orang disekitarmu yang akan selalu melapor samaku, dan aku tau kalau hamba-hambamu berkumpul di hari minggu untuk membicarakan pelaporan ini, aneh... mereka yang kelihatan seperti para panglima salib, kok malah hari minggu berkumpul untuk melaporkanku ke polisi? bukannya pergi kegereja dan berdoa. Kenapa saya bilang kelihatan seperti panglima salib? Karena mereka sebagian adalah panitia Natal Nasional yang akan dilaksanakan di Dolok Sanggul, sayapun ragu, mereka sedang melayani Tuhan atau mau merampok uang negara dan uang dari proposal atas nama Tuhan? Presiden seharusnya mendengar ini, agar mereka diganti saja atau di urungkan saja rencana perayaan Natal Nasional di Humbanghasundutan itu.

Ingatlah, suatu hari, kau pasti menyadarinya, mereka sedang menguras uangmu dengan dalih kasus ini, serta mereka ingin terkenal sebagai pengacara lokal yang ingin menaikkan pamor, mungkin mereka bermimpi menjadi pengacara besar setelah kasus ini.

Pelajarilah langsung dewaREN, jangan kau percayakan semua kepada kuasa hukummu itu, perintahmu tak lagi yang utama bagi mereka, karena mereka pikir kau telah uzun dan mereka akan mencari dewa lain lewat kasus ini.

Mungkin mereka ingin memberi persembahan kepadamu, tetapi agar ku kasih tau saja, dagingku rasanya pahit! Lebih pahit dari kopi yang kuminum setiap hari disaat aku menulis.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon