Saturday, December 3, 2016

Jangan Kau Tanya Agamaku Apa!

Foto Yola Simanjuntak
Siporsuk Na Mamora – Siapa yang pernah mendengar nasehat orang tua Batak begini “amang, unang di lului ho anak boru halak hita na uli rupana dohot mulus kulitna, dang dapot ho i, alana dohot do marporang najolo boru Batak, jadi pasti kulitna pe bekas panembakan Bolanda, alai lului ma na lambok marroha – (terjemahan) : nak, jangan kau cari boru Batak yang cantik wajahnya, mulus kulitnya, itu tidak akan kau temukan, karena dulu boru Batak ikut berperang, jadi pasti kulitnya bekas penembakan Belanda, tapi carilah yang cantik hatinya”.

HaHaHa... Kok saya terkesan hiperbola ya? Yang pasti bukan begitu persisnya, hanya ada sedikit penambahan kreasi anak yang masih jomblo ini, sedikit kok, tidak berlebihan.

Fokus pada “karena dulu boru Batak ikut berperang, jadi pasti kulitnya bekas penembakan Belanda” supaya jangan buyar hayalanmu kawan, atau fokus saja sama foto si cantik manis itu, dan berdoa kalau-kalau dia masih jomblo, atau kalau posisimu sebagai peserta aksi 212 kemarin di Monas, berharaplah dia beragama Islam! Tanyanya pake Bahasa Indonesia atau Bahasa Batak, jangan tanya pake bahasa Arab, nanti Tuhan tau apa yang ada dalam otakmu!!! Kalau sudah bisa fokus, kita lanjutkan ya.

Dulu ada seorang perempuan muda, berani dan cantik, namanya Boru Lopian, putri dari seorang Raja Sisingamangaraja XII yang memerintah di Tapanuli dan berkedudukan di Bakara – Kabupaten Humbanghasundutan, dia mati dipangkuan sang ayah di medan perang melawan Belanda, tak lama kemudian ayahnya pun meninggal ditembak tentara Belanda (1907).

Banyak wanita Batak yang terinspirasi darinya hingga hari ini, kematiannya diwaktu muda sangatlah berkaitan dengan semangat juangnya, itulah yang di teladani boru Batak hingga sekarang. Perjalanan hidupnya sering dipentaskan pada opera-opera Batak tahun 70-an hingga hari ini.

Menjadi seorang srikandi muda tidaklah mudah baginya, semenjak masa kecilnya dilalui tanpa bermain, dia hidup bersama sang ayah, bergerilia, belajar dari sang ayah dan hidup dalam pelarian pengejaran tentara Belanda. Kehidupan bersama sang ayah yang serta merta membentuk karakternya menjadi keras berjuang untuk kebebasan Bangsa Batak dari cengkraman penjajahan Belanda.

Hal inilah yang mendasari perkataan orang tua yang saya sebut di atas, ada makna yang tersirat di dalamnya, bahwa boru Batak itu tidaklah secantik dan semulus kulit bangsa-bangsa lain, tetapi jangan tanyakan nilai juangnya untuk anak-anaknya, dan jangan beri penilaian buruk ketika ada mamak-mamak batak datang kepestamu membawa plastik untuk tempat makanan yang akan dibawanya pulang ke rumah, atau bahkan tidak makan makanannya dipesta melainkan memasukkannya keplastik atau ke tasnya untuk dibawa pulang ke rumah, karena itu semua dilakukannya atas kepeduliannya terhadap anak-anaknya di rumah. Tentu saja maknanya tak sesempit itu juga, makna sebenarnya adalah bahwa seorang boru Batak akan rela tidak makan enak, tidak bersolek dan tidak membeli atau bahkan menjual perhiasan untuk sekolah dan dami kemajuan anak-anaknya, itu filosofi dasar perjuangan bagi perempuan-perempuan Batak di jaman kekinian.

Tapi aku mulai sadar, kalau perkataan orang tua itu sekarang bohong, bahwasanya ada boru Batak cantik menawan tanpa kehilangan karakter daya juangnya yang tinggi.

Pasti semua yang melihat Yola Simanjuntak ini kemarin di Monas berharap kalau-kalau ia bragama Islam. Atau bisa jadi patah hati, karena perempuan ini pasti HARAM.

Ya Tuhan... Kasihanilah aku, aku sudah mulai memperkosanya dalam fikiran ku. HaHaHaHa

Oya, hampir terlupa, bekas-bekas penembakan Belanda itu maksudnya kulitnya yang tidak mulus putih ala artis Dian Sastro, pasti ada bekas-bekas luka yang menghitam membentuk peta-peta Danau Toba yang ditengahnya ada pulau Samosir, pulau Sibandang serta solu dan kapal-kapal penumpang yang lagi berlayar.

Aduhhh... Salah lagi, buat boru Batak se-dunia, maafkanlah kejujuranku ini. Aku padamu, terkhusus untuk perempuan Batak yang kakinya dipenuhi bekas-bekas penembakan Belanda. I Lope U martubi-tubi. 

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon