Presiden Jokowi dan Boaz Salossa |
Siporsuk Na Mamora – Hari-hari kita memang sangat
dibanjiri kegembiraan minggu ini, mulai Apel Nasional, Aksi 212, Indonesia vs
Vietnam dan Parade Budaya hari ini (4/12) di Jakarta.
Tapi
kalau ditanya saya, dari antara semua itu apa yang paling menggembirakan bagimu?
Pasti saya jawab “Pertandingan Sepak Bola
Indonesi vs Vietnam”.
Kalau
Presiden kemarin menggembirakan peserta aksi super damai di Monas, maka hari
ini (3/12) kita patut bergembira karena Boaz Salossa, anak yang terlahir di
Sorong-Papua, menjadi pahlawan untuk tim sepakbola Indonesia di Stadion Pakansari
– Bogor dalam ajang piala AFF.
Presiden
juga hadir disana, sepertinya rakyat Indonesia sedang kangen-kangennya sama
bapak e, entah kenapa semua menyediakan panggung kegembiraan baginya.
Ada
yang berkumpul di Monas, dan ada yang di stadion. Semuanya gembira dan
bersenang-senang, bersatu dan efeknya membuat republik ini benar-benar sedang
bersemangat sekali.
Saya
tidak ingin memuji-muji berlebihan, hanya saja, panggung kegembiraan itu memang
disiapkan untuk Jokowi.
Apa
yang menarik dari sebuah cerita kemenangan Indonesia melawan Vietnam?
Rasa-rasanya saya hanya menarik melihat foto ini, ada Jokowi sedang memberi
selamat dan mungkin juga terimakasih untuk Boaz Salossa yang menjadi pahlawan
kemenangan Indonesia di semifinal Piala AFF tahun ini.
Kira-kira,
haram gak ya kalau bergembira karena si kafir ini? Atau haram gak kalau
berterimakasih sama si kafir ini?
Inilah
keindahan Indonesia itu bung, kita saling melengkapi untuk bergembira dalam
kemerdekaan ini. Tidak ada KAFIR di Indonesia, stop kau punya tipu-tipu dengan
kata-kata KAFIR.
Harus
kita akui bahwa kegembiraan yang di sumbangkan Boaz Salosa adalah salah satu
usaha mempersatukan bangsa, membuat kita semua bersemangat kembali dari Sabang
sampai Merauke, bahkan sangkin semangatnya, ada kawanku pas lagi nonton
lompat-lompat hingga jatuh tergeletak di lantai.
Inilah
si kafir itu, si minoritas dan yang di anak tirikan itu, ternyata sumbangsihnya
untuk mempersatukan bangsa kita ini lebih besar dari sekedar berkumpul di Monas
ramai-ramai untuk gerakan yang sektarian, itu bagiku adalah kemunduran bangsa
ini, bahwa kita masih belum merdeka, ya! Mental kita belum “merdeka”.
Jangan ada demo menolak Boaz jadi kapten Timnas
Indonesia ya, atau mogok main di Timnas karena kaptennya si kafir. Tetapi
ucapkanlah “Terimakasih Kafir”.
EmoticonEmoticon