Saturday, December 3, 2016

Dari Papua Untuk Menggembirakan Indonesia

Presiden Jokowi dan Boaz Salossa
Siporsuk Na Mamora – Hari-hari kita memang sangat dibanjiri kegembiraan minggu ini, mulai Apel Nasional, Aksi 212, Indonesia vs Vietnam dan Parade Budaya hari ini (4/12) di Jakarta.

Tapi kalau ditanya saya, dari antara semua itu apa yang paling menggembirakan bagimu? Pasti saya jawab “Pertandingan Sepak Bola Indonesi vs Vietnam”.

Kalau Presiden kemarin menggembirakan peserta aksi super damai di Monas, maka hari ini (3/12) kita patut bergembira karena Boaz Salossa, anak yang terlahir di Sorong-Papua, menjadi pahlawan untuk tim sepakbola Indonesia di Stadion Pakansari – Bogor dalam ajang piala AFF.

Presiden juga hadir disana, sepertinya rakyat Indonesia sedang kangen-kangennya sama bapak e, entah kenapa semua menyediakan panggung kegembiraan baginya.

Ada yang berkumpul di Monas, dan ada yang di stadion. Semuanya gembira dan bersenang-senang, bersatu dan efeknya membuat republik ini benar-benar sedang bersemangat sekali.

Saya tidak ingin memuji-muji berlebihan, hanya saja, panggung kegembiraan itu memang disiapkan untuk Jokowi.

Apa yang menarik dari sebuah cerita kemenangan Indonesia melawan Vietnam? Rasa-rasanya saya hanya menarik melihat foto ini, ada Jokowi sedang memberi selamat dan mungkin juga terimakasih untuk Boaz Salossa yang menjadi pahlawan kemenangan Indonesia di semifinal Piala AFF tahun ini.

Kira-kira, haram gak ya kalau bergembira karena si kafir ini? Atau haram gak kalau berterimakasih sama si kafir ini?

Inilah keindahan Indonesia itu bung, kita saling melengkapi untuk bergembira dalam kemerdekaan ini. Tidak ada KAFIR di Indonesia, stop kau punya tipu-tipu dengan kata-kata KAFIR.

Harus kita akui bahwa kegembiraan yang di sumbangkan Boaz Salosa adalah salah satu usaha mempersatukan bangsa, membuat kita semua bersemangat kembali dari Sabang sampai Merauke, bahkan sangkin semangatnya, ada kawanku pas lagi nonton lompat-lompat hingga jatuh tergeletak di lantai.

Inilah si kafir itu, si minoritas dan yang di anak tirikan itu, ternyata sumbangsihnya untuk mempersatukan bangsa kita ini lebih besar dari sekedar berkumpul di Monas ramai-ramai untuk gerakan yang sektarian, itu bagiku adalah kemunduran bangsa ini, bahwa kita masih belum merdeka, ya! Mental kita belum “merdeka”.

Jangan ada demo menolak Boaz jadi kapten Timnas Indonesia ya, atau mogok main di Timnas karena kaptennya si kafir. Tetapi ucapkanlah “Terimakasih Kafir”

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon