Foto Ilustrasi Kepongahan Iman |
Siporsuk Na Mamora – Maafkan aku kawanku, kalau-kalau
kau benci samaku karena tulisan-tulisan konyolku ini, aku hanya sedang
menghibur diri, aku begini karena kecelakaan hati, yang waktu itu tak bisa
menyampaikan perasaanku secara langusung, maka aku setia dalam menulisnya di
atas kertas. Tak apa karena aku menemukan diriku disini, jika aku kurang
menyenangkan, maka itu YA, sebab memang kesenanganku ini berawal dari
kecelakaan.
Akupun
masa itu berharap agar Tuhan memberiku kesempatan untuk belajar lebih baik,
menjadi pintar dan menjadi orang yang menyenangkan, tetapi ternyata Dia tak
mengabulkannya, mungkin Dia memiliki tujuan lain, sementara itu aku hanya
berharap suatu saat si dia membaca tilisanku di kertas yang telah lama
tersimpan itu. Yang paling parah, terkadang dalam doaku terkesan memaksa Tuhan
untuk memutuskan aku hidup bersama dia kelak.
Tak
ada yang baru soal menggugat kekuasaan Tuhan, kita bisa belajar dari banyak
buku-buku histori, tak masalah kalau itu novel dan buku akademis. Yang
terpenting dari semua itu, bahwa anda harus tetap percaya dan kokoh dalam
keimanan anda, tak ada yang luput dari kekuasaan-Nya, jalan kita telah
dituliskan oleh-Nya.
Aku
berpendapat bahwa tak ada yang membanggakan dari menjadi seorang Kristen atau
agamais, aku dan anda sama-sama hidup dalam pengharapan akan keberpihakan
kekuatan gaib itu, agar kita hidup di bumi mendapatkan kebahagiaan dan mati
kelak masuk sorga. Hanya ada tambahan sebagai gambaran pemahamanku soal Tuhan
ini, bahwa sesungguhnya kita hidup dalam pengawasannya, dia mengawasi hati,
pikiran dan tingkah laku kita. Otoritasnya juga yang akan menentukan kau layak
masuk surga atau tidak, kalau dalam kekristenan, hanya kasih-Nya-lah senantiasa
yang memberimu keselamatan di bumi dan kelak masuk ke surga, perbuatan baik dan
semuanya itu adalah wujud dari rasa syukur kita atas Dia yang telah mengasihi
kita terlebih dahulu. Di satu sisi aku bersyukur karena Kasih itu dan segala
histori yang telah kubaca dan ku alami tentang ke-Kristen-an.
Bagi
saudara/i yang akhir-akhir ini mengalami perasaan orgasme karena angka 7,5 juta
di Monas, lihatlah, memang anda patut berorgasme, akupun mengakui kekuatan
kalian, jangan ragukan lagi kalau kalian kuat dan akan menang dan mendapatkan
orgasme yang lebih nikmat lagi di kemudian hari dengan tertangkapnya si Gendeng
Ahok.
Sedikit
kita beralih ke masa Perang Salib (1096 sampai 1487), ada tercatat sekitar 9
kali perang, dan tentara salib hanya menang 2 kali.
Sebagai
seorang Kristen, saya juga jijik membaca histori itu, bukan karena kekalahan
atas tentara Islam, tetapi karena agama yang dijadikan sebagai alat untuk
merebut kekuasaan, obyek vital, memerkosa dan merampas hak orang lain. Itu
adalah hal yang sangat tidak terpuji, dengan gagahnya dan dengan kepongahan
Imannya membuat salib yang begitu besar dan diarak di bagian terdepan sebagai
simbol bahwa Tuhan bersama mereka, bahwa mereka berperang atas nama Tuhan dan
kebenaran Tuhan. Saya tidak tau apakah Tuhan mereka itu adalah Tuhan yang ku
kenal atau Tuhan mereka adalah feodalisme seorang Paus. Ketika mereka kalah,
mereka mengutuki Tuhan, dan kepercayaan merekapun hilang yang digambarkan lewat
tingkah-tingkah tentara salib yang tidak terpuji itu.
Jika
itu terjadi di Timur Tengah dan Eropa pada tahun 1096 sampai 1487, maka bisa
anda bayangkan kemunduran luar biasa jauh berabad-abad yang kita alami di
republik ini. Memperhadapkan 2 kubu memang kelihatan membanggakan dan
menimbulkan keseruan tersendiri bagi para anak-anak republik yang belum cukup
pengetahuan ini. Anak-anak yang lebih dulu dikenalkan kenikmatan surga
ketimbang kenikmatan persaudaraan dengan yang berbeda keyakinan, suku atau ras,
yang di ajarkan lebih dulu bagaimana masuk sorga ketimbang hasil penjumlahan
2+2.
Peradaban
kita memang terlambat, tetapi kita tidak harus mengalami kisah kelam ini untuk
melangkah ke peradaban lebih maju, kita semua cukup belajar dan membaca serta
kemudian mengambil hikmah dari kejadian-kejadian itu.
Ingatlah
kata petuah (poda) bahwa “kau tidak akan
mungkin mengasihi Tuhan yang tidak kau lihat sementara kau tidak bisa mengasihi
manusia yang kau lihat”. Bersenang-senanglah sebagai anak-anak republik
yang tercinta dan penuh keindahan ini.
EmoticonEmoticon