Sunday, February 26, 2017

Bang Ruhut Ke Medan Sajalah, Kampung Kita Sudah Marsamburetan Ini

Tags

Foto : Bang Ruhut Sitompul Bersama Pasangan Gubernur DKI Jakarta No. Urut 2 di Rumah Lembang
Siporsuk Na Mamora - Bang Ruhut, kau dulu yang dibilang Si Poltak Raja Minyak dari Medan kan? Kenapa sekarang jadi politikus? Pusing kali kepalaku liat abang terus di Jakarta, nanti ikut pulak abang dibilang kafir.

Okelah, sudah baguslah abang jadi politikus sekarang, tapi pertimbangkanlah saranku ini.

Aku tak masalah kalau orang bilang abang politikus tukang loncat-loncat seperti tupai, setelah kuperhatikan baik-baik, abang ini tupai yang istimewa sekali, masih ingat peribahasa pelajaran Bahasa Indonesia dulu? Katanya begini "sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti pernah jatuh juga", hah... kok kau tak pernah jatuh pulak? Istimewa kau kan bang?

Kudengar Eks-Partai mu Demokrat sekarang lagi jatuh dalam kubangan lumpur korupsi yang menjijikkan itu ya bang? Sudah ditangkapi semua kawan-kawanmu, ada karena kasus proyek mangkraklah, kasus suaplah dan banyak lagi, tapi abang tak juga tertangkap. Itu satu bukti kalau abang cantik main, cantik mainnya maksudku begini, ditengah-tengah budaya korupsi berjema’ah eks-partai mu, abang tak ikut-ikutan korupsi sama mereka, atau ditengah-tengah banyaknya abang bicara dengan gaya khas Medan itu, tapi tetap bisa konsisten, tak seperti mas Anis yang tiap hari berubah-ubah cakapnya, dia tak bertanggungjawab dan tak cantik main seperti abang.

Banyak memang yang nggak suka dengan caramu berpolitik, melompat sana dan melompat sini, dukung sana dan dukung sini, suka-suka mu aja, tak menurut abang sama pak mantan itu. Tapi aku melihatmu berbeda, coba abang pikir-pikirlah, kalau abang benar-benar tidak baik, kurasa sudah dari dulu abang jatuh, apalagi abang bicaranya banyak, orang yang kek gini biasanya jatuhnya cepat.

Mungkin karena caraku melihat perjalanan mu ini dengan akal yang sehat kali ya bang, apalagi abang dukung Pak Jokowi di Pilpres 2014 lalu ditambah juga mendukung Ahok di Pilkada DKI Jakarta tahun ini, sampai-sampai abang rela mengambil resiko dipecat dari Partai Demokrat dan dari Anggota DPR-RI, bah... kupikir kalau abang tak baik, tak mungkinlah abang mendukung mereka dengan resiko seberat itu.

Abang tidak seperti politikus yang lain, mereka seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, menurut terus sama partai, diajak mendukung koruptor mau, diajak mendukung pembohong mau, diajak mendukung orang yang belum berpengalaman juga mau dan bahkan diajak korupsi berjema’ah mereka juga menurut saja.

Sudahlah, abang tinggalkan sajalah dulu Jakarta itu, kampung kita ini sudah marsamburetan (hancur lebur). Bayangkanlah ya bang, Walikotanya ditangkap KPK 2 kali, Gubernurnya juga 2 kali ditangkap KPK dan banyak lagi Bupati yang ditangkap KPK. Sudah bisa abang bayangkan kekmana marsamburetannya (hancur leburnya) kampung kita ini? Kalau gak bisa lagi gak taulah aku bang, makin pusing kepalaku.

Tengoklah dulu bang, sekarang Pak Jokowi membangun kampung kita ini secara besar-besaran, bayangkan bang, ada pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangke, ada Jalan Tol Trans Sumatera, ada Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan bahkan Pembangunan Kawasan Pariwisata Unggulan Danau Toba.

Gimanalah kalau Sumut tetap dipimpin orang-orang itu lagi bang, tak jadilah maju kampung kita ini. Mereka memang santun, kelihatan soleh dan tak banyak bicara, tapi mereka korupsi bang.

Makanya ku bilang abang harus pulang ke Medan ini, supaya ada tandemnya Pak Jokowi membangun di Sumut, mengawasi pembangunan dan memajukan kampung kita ini, tak apa-apalah abang repot, yang pasti abang ini punya potensi jadi Gubernur Sumut. Kami orang Medan suka kali dengan gayamu bang. Tak perlu ganteng dan tak perlu paten-paten kali sampai pake Helikopter Basarnas ke pesta pernikahan, apalagi kudengar mereka mau membuat zona wisata halal di Kawasan Danau Toba, maccam betul aja mereka itu, dipikirnya selama ini kita berada di zona haram? Sial kali kurasa dibuat orang itu bang, betul emosi kali aku bang. Yang gitu-gitu tak perlu bang, yang penting itu tidak korupsi.

Gimana, cocok abang rasa? Sudah banyak kali orang Batak yang pulang dari Jakarta dan dari luar negeri ke kampung kita ini bang, tinggal abang ini yang belum pulang. Tapi itu terserah abang ajalah, kalau abang rela kampung kita ini semakin hancur lebur ditangan pemimpin korup seperti mereka-mereka lagi, ya sudahlah bang... tetaplah abang di Jakarta dan tak perlu datang lagi untuk selamanya.

Makasih ya bang... Horas!!! 

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon