Suber : Google.com |
Siporsuk
Na Mamora - Seorang mahasiswa bertanya kepada seorang anak yang umurnya masih
sangat belia, pertanyaannya begini "dedek,
lagu kebangsaan kita apa? coba nyanyikan dulu" setengah merayu, lalu
dengan cepat dan dengan khas kekanak-kanakan yang menggemaskan, anak itupun
menyanyikan lagu yang sering didengarnya dari televisi swasta nasional yang
berada dibwah naungan MNC Group, apalagi kalau bukan Mars Partai Perindo? Ya
ampun, untung saja mahasiswa tersebut tidak melanjutkan pertanyaannya dengan
bertanya "siapa presiden kita?",
kalau tidak, bisa jadi anak-anak itu menjawab dengan menyebut nama pemilik MNC
Group Hari Tanoe.
Lalu
dasarnya apa? Karena anak-anak lebih sering melihat dan mendengar Hari Tanoe
berpidato politik dalam tayangan iklan televisi MNC Group dibandingkan dengan
berita tentang Presiden Joko Widodo yang lagi bekerja dan blusukan ke daerah,
termasuk ke proyek-proyek mangkrak, malah perbandingan tayangnya jauh,
tiba-tiba tayang gak taunya beritanya tidak berimbang, malahan terkesan lebih
banyak menyudutkan, harap maklum, dari awal memang MNC Group sudah gencar menyerang
Jokowi melalui tayangan-tanyangan iklan di televisi yang bertujuan untuk
menyudutkan, waktu itu Jokowi masih sebagai Calon Presiden.
Saya
tidak tau persis kenapa dan dimana yang salah, kalau kita berfikir untuk
mempermasalahkan si anak belia itu kenapa menjawab dengan menyanyikan Mars
Partai Perindo, sudah pasti itu tindakan yang salah, karena anak-anak tetaplah dengan kepolosannya, mereka akan mengucapkan apa yang sering mereka
dengar dan meniru apa yang sering mereka lihat, baik dalam lingkungan keluarga
maupun dari tampilan layar-layar kaca televisi di rumah.
Setelah
melihat kenyataan ini, saya berfikir keras apa sebenarnya yang salah dalam
penyiaran kita, terutama MNC Group. Alih-alih mencari informasi, ternyata MNC
Group telah berkali-kali ditegur KPI karena melakukan kesalahan dalam
penyiaran, tidak hanya soal ketidak taatan terhadap aturan penyiaran seperti
yang pernah diberitakan di VIVA.co.id,
tetapi juga karena memberikan informasi yang tidak benar atau bohong melalui
tayangan siaran televisi yang ada dibawah naungan group media tersebut. (lihat beritanya disini).
Ini
benar-benar rekam jejak yang sangat tidak dibenarkan dan tidak patut untuk
dicontoh, bayangkan berapa banyak masyarakat yang jadi korban akibat berita
bohong tersebut. Kalau saja masyarakat mudah terprovokasi dan tidak melihat
perimbangan informasi dari berita media lain, maka akibatnya bisa fatal dan
berakhir chaos.
Sebentar
kita telah melihat beberapa kebohongan yang pernah ditayangkan di televisi
swasta nasional dibawah naungan MNC Group milik Hari Tanoe. Lalu apa pengaruh
antara siaran televisi MNC Group dengan mental anak bangsa dan hubungannya
dengan lagu Indonesia Raya?
Ini
pertanyaan yang harus diselesaikan.
Pertama,
soal tayangan di siaran televisi MNC Group, pernahkah kita benar-benar
menghitung antara jarak tayangan iklan Partai Perindo dengan tayangan iklan
Partai Perindo berikutnya? Atau pernahkan anda menghitung berapa kali iklan
Partai Perindo tayang dalam satu hari di masing-masing televisi yang berada
dibawah naungan MNC Group? Mungkin mulai hari ini kita harus benar-benar
menghitungnya, tetapi hal ini tidak begitu penting, karena kesimpulannya sudah
pasti "sangat sering", kesimpulan ini akan sama ketika anda
menanyakannya kepada penduduk yang ada di kota dan di pelosok daerah yang masih
terjangkau jaringan siaran televisi.
Kedua,
coba anda bandingkan, antara siaran tayangan iklan Partai Perindo dengan
tayangan lagu kebangsaan Indonesia Raya, manakah yang paling sering? Atau biar
perbandingan tayangnya tidak terlalu jauh, masukkan juga tayangan lagu-lagu
Nasional deh... Mungkin tak bisa sebanding juga ya? Itu sudah kuduga.
Sudah
cukup dua ya...
Sebenarnya
memperbandingkan antara lagu Kebangsaan Indonesia Raya dengan lagu Mars Perindo
tidaklah etis, akan tetapi kenyataannya adalah eksistensi lagu Mars Perindo
dikalangan anak-anak hari ini telah mengalahkan eksistensi lagu Kebangsaan
Indonesia Raya, bahkan paling parahnya, anak-anak yang saya sebut diatas hafal
betul dengan Mars Partai Perindo akan tetapi belum tau sama sekali lagu
kebangsaan Indonesia Raya, ini pasti karena tayangan iklan Partai Perindo di
MNC Group berlebihan! Akibatnya begini jadinya...
Bukankah
lagu Kebangsaan Indonesia Raya diajarkan untuk memupuk rasa cinta, spirit jiwa
nasionalis dan kebanggaan kita terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Siapakah yang akan mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai ini kepada anak-anak
bangsa kalau bukan salah satunya adalah media?
Hal-hal
diatas menjadi alasan penting kenapa kita harus keras dalam mengkritisi
penayangan siaran televisi di republik ini, dijaman yang serba digital ini,
jangan sampai konten yang ditayangkan ditelevisi nasional menjadi virus
penghancur generasi bangsa, apalagi virus itu disebarkan hanya untuk memenuhi
hasrat kekuasaan dan rasa benci para pemiliknya, sehingga akal tidak lagi
sehat, nurani tak lagi berbicara, hingga akhirnya berita yang dihasilkan adalah
berita yang sangat tendensius dan lebih mengarah ke berita h-o-a-x!
Mudah-mudahan para pemilik media mainstream
tidak serta merta mengesampingkan nilai-nilai hakiki dari tujuan sebenarnya
pemberitaan media itu sendiri hanya demi kepentingan pribadi yang bersifat
jangka pendek.
EmoticonEmoticon