Foto : Laptop |
Siporsuk Na Mamora - Fixx... Besok laptop tua ku ini akan disita
oleh penyidik Polisi Daerah Sumatera Utara, guna untuk penyelidikan lanjutan
kasus pencemaran nama baik terkait tulisanku berjudul "Ditolak DikampungSendiri" pada bulan desember tahun 2016.
Merevew
sedikit soal isi tulisanku itu, inti dari apa yang saya sampaikan disana
sebenarnya tidak lebih hanya bentuk protes kebijakan pergantian nama Jalan
Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII di Dolok Sanggul menjadi Jalan
Tokke Julius Nainggolan.
Pertanyaannya,
kenapa saya harus protes? Karena menurut saya, pergantian nama jalan tersebut
adalah salah satu upaya untuk pengkerdilan atas pengenalan generasi muda
terhadap perjuangan seorang Pahlawan Nasional, hal ini juga adalah bukti bahwa
tidak ada lagi rasa menghargai jasa Pahlawan Nasional tersebut, ini merupakan
upaya pelecehan secara tidak langsung.
Kawan-kawan
harus tau bahwa Kota Dolok Sanggul adalah ibu kota Kabupaten Humbanghasundutan
yang merupakan daerah/kampung kelahiran Raja Sisingamangaraja XII. Jadi sangat
aneh rasanya ketika di Kota/Kabupaten lain Pahlawan Nasional tersebut dihargai
dengan menyematkan namanya disalah satu jalan protokoler, tetapi dikampungnya
sendiri mau diganti dengan nama lain yang sama sekali jasanya tidak sebanding.
Lagipula, penamaan jalan utama sudah ada aturannya yang mengatakan bahwa jalan
utama di daerah harus diberi nama Pahlawan Nasional yang berasal dari daerah
itu sendiri, ditambah lagi soal SK Bupati Kabupaten Humbanghasundutan Nomor 217
tentang Penetapan Nama Jalan di Kecamatan Dolok Sanggul tertanggal 12 Agustus
2015 yang salah satunya adalah menetapkan nama jalan Pahlawan Nasional Raja
Sisingamangaraja XII. Saat tiba-tiba diganti melalui SK Bupati tanpa adanya
sosialisasi dan kajian, maka hal itu akan terlihat aneh dan wajar bila
ditentang oleh masyarakat termasuk saya.
Ini bukan
soal nama semata kawan, tetapi soal penghargaan nilai-nilai perjuangan Pahlawan
Nasional, jika saja ada cara lain untuk mengenang dan menghargainya selain
penyematan nama jalan dan fasilitas umum lainnya, maka itu tidak akan jadi
masalah.
Saya
sebenarnya ingin cerita disini soal laptop tua kesayanganku ini, besok
kebersamaan kami akan berakhir, maka untuk itu saya ingin menuliskan sedikit
tentangnya disini.
Bersamanya
aku serasa sangat akrab, banyak sudah dia membantuku, mulai dari tugas kuliah,
skripsi dan hingga sampai hari ini saya bisa bercerita kepada publik lewat
tulisan-tulisan yang saya ketik disini.
Tangan-tangan
sudah banyak bergerilya diatas keyboardnya ini, termasuk cewek-cewek yang
cantik juga ada, hehehehe
Maaf aku
tak bisa bersamamu lagi, kita berdua harus tunduk pada hukum seperti himbauan
bapak kita Jokowi yang fotonya lebih mendominasi didalam laptop ini
dibandingkan dengan fotoku sendiri, foto-foto dan video perjalanan Relawan
Jokowi juga banyak didalam memorimu, tapi bersabarlah, kita pasti dipertemukan
lagi.
Terimakasih
atas bantuanmu padaku selama ini, mulai dari kegiatan kuliah, organisasi hingga
sampai menulis seperti sekarang ini.
Kedepan
aku akan tetap menulis, sekalipun kau telah disita, tetapi paling tidak kita
masih punya kertas dan pena.
Suatu
hari, kau akan berada didalam laci sitaan dan aku akan berada di dalam penjara,
itu tempat yang sangat mengerikan menurut kebanyakan orang, masa depan kita
seoalah menemui jalan buntu, tetapi tak apa, itu bukan akhir dari segalanya
bukan?
Saya yakin
kalau kita bisa mendobrak lewat jeruji besi dengan kekuatan ide yang tertuang
dalam tulisan, aku yakin itu. Kita ingin masuk kedalam, menjadi bagian dari
mereka yang dianggap sampah masyarakat, tetapi kita akan menceritakan kepublik
bagaimana perlakuan tidak manusiawi disana, penyebaran narkoba dan permainan
hitam para polisi republik.
Keyakinanku juga mengatakan bahwa akan selalu ada cerita yang spesial
kapanpun dan dimanapun, termasuk didalam
penjara. Paling tidak kita bisa bentuk kelompok diskusi dan ataupun kelompok
rasional disana melalui pendekatan budaya.
EmoticonEmoticon