Ilustrasi Begu Ganjang |
Siporsuk Na Mamora - Ecek-eceknya
kita kembali ke jaman baholak dulu ya, masa-masa dimana kampung-kampung mulai
dimasuki modernitas dan mengenal sistem demokrasi. Saya tidak ingin sebut ini
masa kapitalis mulai masuk kampung, karena takutnya ada yang tidak paham apa
itu kapitalis, apalagi hubungannya erat dengan masuknya Agama.
Oya...
Perlu saya jelaskan, isu begu ganjang (setan panjang) atau sipele begu
(penyembah setan) ini kita kenal setelah orang-orang pendatang mengenalkan
Agama baru, tentang sorga dan tentang neraka. Acap kali, bagi siapa yang masih
melestarikan budaya atau ritual kebiasaan nenek moyang disebut tidak ber-Tuhan.
Lalu bekembang ke pengusiran, perampasan dan sampai ke pembunuhan orang-orang
yang dituduhkan sipele begu. Mirip-mirip jaman penumpasan PKI lah.
Hal
semacam ini sering terjadi di kampung saya, Tapanuli.
Orang-orang
yang berpegang pada ritual budaya nenek moyang sering di lebeli sipele begu
atau parbegu ganjang.
Pihak
yang sudah menerima kepercayaan baru adalah pelaku-pelakunya, yang merasa telah
bersih dan suci, atau telah menyembah Tuhan yang benar. Tetapi lupa, kalau
kepercayaan baru ini malah membawa mereka rasa benci terhadap sesama, satu
kampung dan bahkan saudara sedarah.
Pertanyaannya,
kalau benar Tuhan mereka adalah yang paling benar dan mereka telah menjadi
orang-orang yang dibersihkan, kenapa mereka takut akan hal-hal mistik? Kufikir
mereka sedang berusaha mempertahankan eksistensi Agamanya. Tapi sayang,
masyarakat malah melihat ini suatu tindakan kebenaran.
Pada
perkembangan selanjutnya, isu sipele begu dimanfaatkan untuk memenangkan
persaingan ekonomi dan atau persaingan pemilihan Kepala Desa. Juga sering
dijadikan alan untuk memprovokasi warga.
Contoh
sederhana, ketika kedai seorang pedagang terus ramai pengunjung dan pembeli,
maka otomatis cepat kaya toh? Tak jarang orang sekampung tiba-tiba menuduh dia
sipele begu, kemudian malam hari kerumunan warga datang melempari rumahnya,
membakar sampai penghuni rumah pergi kabur dan terusir ke kampung orang lain.
Bahkan kalau bertahan tidak mau pergi, tak jarang mereka terbunuh dan dibakar
hidup-hidup didalam rumahnya.
Berjayalah
pesaingnya, sementara tengkulak kampung akan memperoleh untung dengan beli
tanah dan rumah orang yang terusir murah akibat tekanan yang membuat harga
tanah dan rumahnya jatuh jauh dibawah harga normal. Kalau tidak mau jual, tanah
dan rumahnyapun akan hilang begitu saja kelak, dirampas dan dikuasai para
begundal-begundal kurang ajar yang mengaku ber Tuhan.
Biasanya,
kalau selamat dari serangan massa sekampung, orang-orang yang terusir ini akan
merantau jauh dari jangkauan penduduk sekampung, karena rasa malu akibat
dituduh sipele begu, secara psikologis juga mereka akan tertekan karena
biasanya kabar ini akan tersiar begitu cepat. Suatu usaha masiv dan terstruktur
untuk menciptakan image bahwa sipele begu tak layak hidup dan tak memiliki
tempat disemua perkampungan, karena itu mereka akan ditolak dikampung-kampung
yang telah terkontaminasi oleh isu sipele begu.
Isu
sipele begu seperti yang saya jelaskan di atas hanya ada dalam imajinasi,
karena doktrin yang salah dari orang-orang yang berkepentingan. Sementara
kebenarannya masih tidak jelas. Tapi karena budaya baru dan Tuhan barulah yang
membuat mereka jadi terlihat aneh.
Mana
ada orang yang mau beralih keyakinan ketika keyakinannya semula dengan sekejap
bisa membuatnya kaya raya, lalu menggantinya dengan keyakinan pada Tuhan yang
menjanjikan surga yang masih belum pernah kelihatan dan ketidak pastian atas
harta dunia. Yakin bisa begitu? Manusia loh...
Jadi,
itulah logika kenapa sipele begu itu tidak benar adanya, kalau ada, mungkin
banyak manusia yang akan jadi penganutnya.
Lagi
pulak, seharusnya manusia tak perlu takut dengan hal-hal mistis kalau memang
sudah berada dalam lindunganNya, karna Dia maha besar dan maha kuasa.
Tak
perlu menghakimi orang-orang yang masih bertahan dalam ritual budaya leluhur,
apalagi setelah anda merasa sudah berada di jalan kebenaran Tuhan.
Yakinkan
diri kita bawa sipele begu itu hanyalah isu murahan yang dijadikan pembenaran
atas perampasan, pengusiran dan bahkan pembunuhan.
Mungkin
begu ganjang itu hanya bebar-benar ada di TPL...Upsss.... Keseleo. Itulah
sarang begu (setan) yang sebenarnya.
EmoticonEmoticon