Mata Najwa On Stage Medan |
Siporsuk Na Mamora -
Riuh tepuk tangan memenuhi Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
sore kemarin, tepatnya di daerah Pancing, Medan, lokasi yang tak begitu jauh
dari tempat tinggalku.
Berdesak-desakan
dipintu masuk, panas dan bau keringat menyengat sekali dihidung, ada pulak yang
tak sabaran, sampai-sampai pintu gedung hampir roboh. 13 ribu penonton, itu
bukan jumlah yang sedikit bung!
Oke,
akupun berhasil masuk dengan perjuangan penuh derama, udah capek, takut pulak
dompetku dicopet.
Mba
Najwa, sang pembawa acara adalah orang yang paling dinanti saat itu. Ternyata
Mba Nana lebih populer dibandingkan Band Gigi yang juga turut menghibur acara.
Ehh...
Tak taunya ada salah satu narasumber yang sudah stel paten, berfikir kalau
lewat acara ini dia bisa memetik hasil, tentu bukan uang, tetapi lebih kepada
investasi politik.
Aroma
riak-riak politik menuju kontestasi perebutan Kursi-1 Gubernur tahun 2018 sudah
mulai kental dalam penciuman masyarakat saat ini di Provinsi Sumatera Utara.
Tetapi tidak dalam penciumanku, karena aroma wangi parfum mahasiswi di
sekitarku sangat mengganggu konsentrasi, jadinya sesekali aku banyak melirik ke
depan, kiri, kanan dan belakang. Maklumlah anak muda ya... Naluri kearah sana
masih terbilang tinggi.
Lumayan
lama menunggu acara dimulai, kemudian Mba Nana pun muncul dari pintu masuk
utama Gedung. Sontak saja teriakan histeris para penggemarnya menggema
diruangan yang sangat besar ini. Akupun tak mau kalah histeris, bahkan tak
sadar kalau aku telah berdiri diatas kursi, tempat aku duduk, maksud hati agar
bisa melihat Mba Nana dengan lebih jelas. Saatnya On Air tiba.
Mba
Nana, "Kakak minta kerjasamanya ya... Kita akan memulai On Air. Sini-sini,
lihat dong mec-up ku, udah cantik?" kata Mba Nana kepada kru Metro TV yang
berdiri didekatnya.
Oya
hampir kelupaan...
Sebelumnya,
beberapa kali kru telah memberikan arahan dan latihan singkat sebelum Mba Nana
masuk ke Gedung.
"Masih
semangat...! Horas Medan...!" Sahut kru cantik dari depan, suaranya
kadang-kadang menerobos batas pita suaranya, tapi itu pulak yang membuat kru
itu semakin menarik menurutku.
"Ini
adek-adek yang di depan pegang-pegang bendera apa? Gak boleh ya... Tolong!
Disimpan!" Katanya lagi, kali ini suaranya tegas, terdengar agak jengkel
ditelingaku. Akupun penasaran dibuatnya, tiba-tiba suaranya tak seksi lagi.
Bah...
Udah macam tim sorak di debat Pilgub orang ini fikirku, sembari teringat ke
masa-masa debat Pilgub Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 lalu, saat itu aku ikut
serta masuk kedalam ruangan tempat debat diadakan sebagai followers dari salah
satu calon.
Biasanya,
dalam acara-acara debat, masing-masing calon akan membawa pendukung
masing-masing, lengkap dengan bendera-bendera dan atribut-atribut lainnya.
Kulihat-lihat
kekiri dan kekanan, muka dan belakang, berharap menemukan pemandangan yang
lebih baik untuk sekedar cuci mata menghilangkan ras bosan menunggu kedatangan
sang pembawa talk show idola saya.
Kimbeklah...!
Bukannya menemukan pemandangan yang bagus, malah pemandangan HOROR!
Terkejut
aku melihat satu buah banner yang lain daripada yang lain, terpampang di
tribun, perasaan beberapa menit yang lalu itu belum ada kan? Kataku bernada
tanya kepada orang yang berada di sebelahku. Iya bang... Jawabnya kemudian.
Gini,
biasanyakan dalam acara Mata Najwa, banner-bannernya paling bertuliskan tulisan
Mata Najwa yang disertai dengan logo sponsor dan tentunya yang sudah pasti disertai
tulisan Metro TV. Loh... Ini kok lain ya? “Mata Najwa Paten” Begitu tulisan
dalam banner tersebut, warnanya juga biru polos, persis warna Partai NasDem.
Hal inilah yang membuatnya beda dari pada yang lain, mencolok sekali dimataku,
mengganggu keindahan dekorasi ruangan.
Tiba-tiba
aku berfikir, jangan-jangan itu bendera yang dilarang sama kru tadi itu bendera
paten juga... Oh may...
Setelah
acara selesai, akupun maju kedepan panggung, mencari kebenaran dari dugaanku
sebelumnya. Ternyata benar, bendera yang tidak diperbolehkan tadi itu adalah
bendera-bendera paten. Mungkin ada tim khusus yang disiapkan untuk misi setingan
paten ini, dengan tujuan menaikkan eksistensi sang Gubernur.
Pantasen
tidak dibolehin, emang bapak fikir acara ini disiapkan untuk menaikkan
elektabilitas Bapak? Atau mau ajas manfaat kah?
Oh
paten... Nasibmu kini telah jadi alas kaki rakyat Sumatera Utara yang
hadir datang ke acara Mata Najwa, lengkap dengan foto Tengku Erry Nuradi.
Sudah
sana! Buang saja ke tong sampah...! Jangan sok paten dong...
EmoticonEmoticon