Friday, March 17, 2017

Makanya, Jangan Sok Paten

Mata Najwa On Stage Medan
Siporsuk Na Mamora - Riuh tepuk tangan memenuhi Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sore kemarin, tepatnya di daerah Pancing, Medan, lokasi yang tak begitu jauh dari tempat tinggalku.
Berdesak-desakan dipintu masuk, panas dan bau keringat menyengat sekali dihidung, ada pulak yang tak sabaran, sampai-sampai pintu gedung hampir roboh. 13 ribu penonton, itu bukan jumlah yang sedikit bung!
Oke, akupun berhasil masuk dengan perjuangan penuh derama, udah capek, takut pulak dompetku dicopet.
Mba Najwa, sang pembawa acara adalah orang yang paling dinanti saat itu. Ternyata Mba Nana lebih populer dibandingkan Band Gigi yang juga turut menghibur acara.
Ehh... Tak taunya ada salah satu narasumber yang sudah stel paten, berfikir kalau lewat acara ini dia bisa memetik hasil, tentu bukan uang, tetapi lebih kepada investasi politik.
Aroma riak-riak politik menuju kontestasi perebutan Kursi-1 Gubernur tahun 2018 sudah mulai kental dalam penciuman masyarakat saat ini di Provinsi Sumatera Utara. Tetapi tidak dalam penciumanku, karena aroma wangi parfum mahasiswi di sekitarku sangat mengganggu konsentrasi, jadinya sesekali aku banyak melirik ke depan, kiri, kanan dan belakang. Maklumlah anak muda ya... Naluri kearah sana masih terbilang tinggi.
Lumayan lama menunggu acara dimulai, kemudian Mba Nana pun muncul dari pintu masuk utama Gedung. Sontak saja teriakan histeris para penggemarnya menggema diruangan yang sangat besar ini. Akupun tak mau kalah histeris, bahkan tak sadar kalau aku telah berdiri diatas kursi, tempat aku duduk, maksud hati agar bisa melihat Mba Nana dengan lebih jelas. Saatnya On Air tiba.
Mba Nana, "Kakak minta kerjasamanya ya... Kita akan memulai On Air. Sini-sini, lihat dong mec-up ku, udah cantik?" kata Mba Nana kepada kru Metro TV yang berdiri didekatnya.
Oya hampir kelupaan...
Sebelumnya, beberapa kali kru telah memberikan arahan dan latihan singkat sebelum Mba Nana masuk ke Gedung.
"Masih semangat...! Horas Medan...!" Sahut kru cantik dari depan, suaranya kadang-kadang menerobos batas pita suaranya, tapi itu pulak yang membuat kru itu semakin menarik menurutku.
"Ini adek-adek yang di depan pegang-pegang bendera apa? Gak boleh ya... Tolong! Disimpan!" Katanya lagi, kali ini suaranya tegas, terdengar agak jengkel ditelingaku. Akupun penasaran dibuatnya, tiba-tiba suaranya tak seksi lagi.
Bah... Udah macam tim sorak di debat Pilgub orang ini fikirku, sembari teringat ke masa-masa debat Pilgub Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 lalu, saat itu aku ikut serta masuk kedalam ruangan tempat debat diadakan sebagai followers dari salah satu calon.
Biasanya, dalam acara-acara debat, masing-masing calon akan membawa pendukung masing-masing, lengkap dengan bendera-bendera dan atribut-atribut lainnya.
Kulihat-lihat kekiri dan kekanan, muka dan belakang, berharap menemukan pemandangan yang lebih baik untuk sekedar cuci mata menghilangkan ras bosan menunggu kedatangan sang pembawa talk show idola saya.
Kimbeklah...! Bukannya menemukan pemandangan yang bagus, malah pemandangan HOROR!
Terkejut aku melihat satu buah banner yang lain daripada yang lain, terpampang di tribun, perasaan beberapa menit yang lalu itu belum ada kan? Kataku bernada tanya kepada orang yang berada di sebelahku. Iya bang... Jawabnya kemudian.
Gini, biasanyakan dalam acara Mata Najwa, banner-bannernya paling bertuliskan tulisan Mata Najwa yang disertai dengan logo sponsor dan tentunya yang sudah pasti disertai tulisan Metro TV. Loh... Ini kok lain ya? “Mata Najwa Paten” Begitu tulisan dalam banner tersebut, warnanya juga biru polos, persis warna Partai NasDem. Hal inilah yang membuatnya beda dari pada yang lain, mencolok sekali dimataku, mengganggu keindahan dekorasi ruangan.
Tiba-tiba aku berfikir, jangan-jangan itu bendera yang dilarang sama kru tadi itu bendera paten juga... Oh may...
Setelah acara selesai, akupun maju kedepan panggung, mencari kebenaran dari dugaanku sebelumnya. Ternyata benar, bendera yang tidak diperbolehkan tadi itu adalah bendera-bendera paten. Mungkin ada tim khusus yang disiapkan untuk misi setingan paten ini, dengan tujuan menaikkan eksistensi sang Gubernur.
Pantasen tidak dibolehin, emang bapak fikir acara ini disiapkan untuk menaikkan elektabilitas Bapak? Atau mau ajas manfaat kah?
Oh paten... Nasibmu kini telah jadi alas kaki rakyat Sumatera Utara yang hadir datang ke acara Mata Najwa, lengkap dengan foto Tengku Erry Nuradi.
Sudah sana! Buang saja ke tong sampah...! Jangan sok paten dong...

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon