Sunday, March 12, 2017

Operasi Senyap Anies-Sandi : Mencari Dukungan Orde Baru, Umat Islam Harus Ingat Ini

Sumber : Tirto.id
Siporsuk Na Mamora - Semalam saya baru melihat video perlakuan dan sambutan pahit terhadap Pak Djarot Saiful Hidayat pada saat menghadiri acara solawat dan zikir peringatan Supersemar yang digagas oleh keluarga cendana bertempat di Mesjid AT-TIN TMII Jakarta Timur, sungguh perlakuan yang tidak bisa dicontoh dan terkesan sangat tidak menggambarkan perlakuan yang manusiawi apalagi Islami.
Hal berbeda saat Anies Bawedan, Sandiaga Uno, Habib Rizieq, AA Gym dan Prabowo Subianto hadir disana dengan sambutan yang luar biasa, disambut bagaikan menyambut malaikat yang baru turun dari langit ketujuh.
Ada yang bilang, seharusnya Pak Djarot tak usah hadir disana, sudah pasti para orang-orang yang hadir disana tidak menginginkan kehadirannya, semua yang hadir disana pastilah membenci dia. Disamping Djarot dari Partai PDI-P, dia juga adalah Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Pak Ahok yang saat ini dituduh menista Agama Islam.
Dan yang paling tidak habis fikir adalah, banyak dari pendukung Anies-Sandi yang mengatakan bahwa itu hanyalah spekulasi untuk mencari simpati masyarakat! Aneh sekali saya fikir, kok mereka masih sanggup mengatakan seperti itu setelah mereka mempertontonkan perlakuan yang tidak terhormat tersebut? Mereka sudah benar-benar hilang akal dan tidak punya hati, beringas dan tidak manusiawi lagi karena pilkada, seolah-olah pilkada adalah akhir dari segalanya.
Entah apa sajalah yang mereka tuduhkan itu, tetapi yang jelas pak Djarot Saiful Hidayat hadir disana untuk memenuhi undangan dari keluarga cendana sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan sikap pak Djarot itu baik untuk dicontoh ditengah kegaduhan politik saat ini, menghormati pemilik hajatan, walaupun beliau tau bahwa keluarga Cendana jelas-jelas tidak mendukungnya. Sikap yang patut dicontoh dari seorang pemimpin yang tidak tebang pilih untuk melayani masyarakatnya terkhusus di DKI Jakarta, sekalipun itu tidak menambah dukungan politik untuknya maju di pilkada DKI Jakarta tahun ini.
Sebelumnya, Ahok juga sering ditolak warga saat blusukan ke kampung-kampung di DKI Jakarta dengan alasan menolak Ahok karena menista Agama Islam!
Wah... Sungguh mereka sudah keterlaluan, memperlakukan saudara seiman sampai sekasar itu dengan bertopeng Agama Islam, ini sudah keterlaluan kawan. Itu perlakuan yang tidak manusiawi apalagi ditinjau dari paham Agama, itu sangat tidak benar. Kufikir tidak ada Agama yang mengajarkan sikap tidak terpuji seperti itu.
Lalu, mari kita jeli melihat dan mengenali siapa sebenarnya mereka yang bertindak kasar terhadap sesama umat itu? Jangan tertipu dengan penampilan dan topeng mereka saat ini, suatu saat bisa mereka ganti dengan topeng yang lain, lebih keji dan lebih jahat.
Mereka bilang tindakan mereka adalah untuk menegakkan kemuliaan Agama Islam, Islam yang manakah mereka ini? Pendukung Orde Baru kah?
Mari mengingat kembali perlakuan orde baru terhadap ulama-ulama dan umat Islam berikut ini.
Tahun 1975 : Radio Dakwah Islamiyah Solo ditutup oleh militer karena dianggap terlalu kritis pada Soeharto.
14 Maret 1977 : Kyai Abuya Dimyati ditahan karena mengatakan "Pemerintah adalah Republik Indonesia dan bukan Golongan Karya"
Tahun 1977 : Lingkaran Soeharto risih melihat dalam pemilu karena PPP meraih 29,3% suara. Ditahun-tahun berikutnya ratusan aktivis Islam ditahan tanpa proses pengadilan.
Tahun 1978 : Ulama Besar Aceh Daud Beureueh dibawa paksa ke Jakarta ketika GAM meletus, padahal Daud bukan pendukung GAM.
Tahun 1984 : Orang-orang Islam ditembaki dalam Peristiwa Tanjung Priok.
Pertanyaannya, penganut paham Islam yang manakah mereka yang kemarin hadir pada acara sholawat dan zikir peringatan Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII itu? Yang meneriaki “usir, dia kafir” dan memperlakukan Pak Djarot seperti penjahat? Kalau mereka adalah FPI dan bagian-bagian pendukung Orde Baru, maka tak heran kalau kelakuan mereka seperti itu, karena mereka hanya bernafsu untuk kekuasaan, apapun caranya, mereka akan tempuh, termasuk mempolitisasi Agama.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon