Undangan Untuk Pak Djarot. Sumber Facebook Wagub Djarot Saiful Hidayat |
Siporsuk Na Mamora – Maksud
hati untuk menghadiri undangan solawat dan zikir memperingati Supersemar di
Mesjid AT-TIN TMII, kehadiran pak Djarot malah disambut dengan perlakuan kasar tidak
sopan dari para warga yang membenci pasangan Cagub DKI Jakarta nomor urut 2,
Basuki-Djarot. Mereka memperlakukan pak Djarot tak ubahnya seperti penjahat.
Sungguh
sedih melihat kejadian ini, mungkin inilah puncak kesedihanku melihat kondisi
republik saat ini, oke, mungkin aku orang yang tidak paham sama sekali dengan
Agama Islam, karena saya adalah Kristen, tapi yang aku bingungkan, apa
perlakuan seperti ini dibenarkan? Didalam Mesjid pulak.
Apa
yang terfikir didalam otak mereka-mereka ini? Sedih sekali melihat umat Islam
memperlakukan umat Islam lain seperti ini di dalam rumah ibadah, apa yang salah
ketika pak Djarot Saiful Hidayat menghadiri solawat dan zikir memperingati
Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII ini? Apa mereka ingin mengatakan bahwa Djarot
Saiful Hidayat tak layak ada di sana, tak layak masuk Mesjid? Mereka sekarang
sudah semakin menggila karena Pilkada.
Kenapa
tamu-tamu yang lain seperti Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mereka sambut
bagaikan menyambut seorang nabi yang datang menyambangi rumah umatnya, mereka
begitu hormat, memperlakukan mereka dengan standard tamu VVIP, bahkan mengawal
sampai kedalam Mesjid AT-TIN TMII.
Ini
tidak mendidik sama sekali, sungguh hati teriris. Lihat anak-anak yang ada
disana, mental yang seperti itukah yang ingin mereka wariskan kepada anak-anak tersebut
kedepan setelah mempertontonkan kelakuan biadab mereka di dalam rumah ibadah
ini?
Kemarin
kelompok mereka ini berteriak atas nama Agama, untuk memuliakan Islam, tetapi
begitukah cara yang mereka maksud dengan membela Agama dan memuliakan Islam?
Aku sungguh tak paham, sangat-sangat tak paham!
Ingat
saat mereka yang mendadak NU? Tepat pada saat Ahok membentak Ketua MUI di
pengadilan saat menjadi saksi ahli, provokasi begitu kencang terjadi dari pihat
otak sumbu pendek seperti mereka ini. Kemudian ingat saat mereka menyudutkan NU
setelah itu? Tepat pada saat GP Ansor dan Banser NU Sidoarjo menolak penceramah
Khalid Basalamah di dalam acara pengajian di Masjid Shalahuddin Perum Puri Surya
Jaya, Sabtu (4/3/2017), provokasipun kemudian begitu kencang dengan maksud agar
keadaan semakin gaduh dengan menyebar meme yang bersifat propokatif di media
sosial. Mereka mengecam Banser dan GP Ansor yang membubarkan pengajian, mereka
bumbui pulak dengan kata-kata provokatif yang mengadu domba "Gereja
dijaga, kenapa Pengajian di Bubarkan", meme seperti ini sangat ramai di
media sosial waktu itu, mungkin sampai sekarang.
Beruntung
Banser NU dan GP Ansor sigap dalam meluruskan pemberitaan tersebut melalui pers
rilis di DETIK.com,
Banser NU dan GP Ansor mengatakan dengan tegas bahwa Banser NU dan GP Ansor bukan
membubarkan pengajian, tetapi menolak isi pengajian Khalid Basalamahdi sering
mengadu domba antar umat beragama, atau mengajak saling membenci antar umat
beragama.
Ingat
juga dengan kasus spanduk di Mesjid yang bernada menolak mensalatkan jenazah
pendukung Ahok yang mereka sebut dengan penista Agama Islam? Setelah itu muncul
lagi pemaksaan penandatanganan surat pernyataan untuk memilih paslon Anies
Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua
yang akan datang, hal ini dialami oleh warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang,
Kecamatan Kebayoran Lama bernama Yoyo Sudaryo (56), Yoyo terpaksa
menandatangani surat pernyataan tersebut jika ingin jenazah mertuanya Siti
Rohbaniah (80) disalatkan oleh pengurus salah satu masjid di Pondok Pinang. Lihat
berita lengkapnya di TRIBUNnews.com.
Kiri : Perintah Ustad Tengku agar tidak mensalatkan pendukung Ahok, Kanan : Spanduk menolak mensalatkan pendukung Ahok |
Sekarang, mereka meneriaki Djarot yang adalah seorang umat muslim yang
ingin masuk kedalam Mesjid untuk mengikuti solawat dan zikir hari peringatan
Supersemar di Mesjid AT-TIN TMII dengan teriakan yang sangat bringas sekali,
tak sedikitpun menggambarkan keramahan seorang umat yang beragama, tentu
kedamaian dan ketenangan yang biasa kita temukan di rumah ibadahpun juga akan
buyar ketika oleh karena teriakan ini. Teriakan "usir...usirrr...usirrrrr"
tak hanya keluar dari mulut kaum para pria, bahkan seorang ibu tertangkap
berterik "kepo...kepo WOIIII......!!!!" sambil mengarahkan
teriakannya kepada Djarot yang melintas di depannya, sangat kelihatan arogan
dan bringas! Matanya melotot! Silahkan anda saksikan sendiri dalam video yang
diunggah di cahannel youtube KOMPAS.com ini, tepatnya
pada menit ke 01.06. Lihat berita di DETIK.com
ini, dan juga video di DETIK.com
ini.
Ibu-ibu teriaki Pak Djarot saat memasuki Mesjid At-Tin |
Sungguh
tontonan yang sangat mengejutkan dan tidak mendidik sama sekali, bagaimana
mungkin kata-kata seperti itu keluar dari mulut seorang ibu-ibu berpakaian
sangat Islami? Itu tidak pernah terfikirkan olehku, di area Mesjid pulak.
Keterlaluan kelakuan seperti itu, apa segitu bencinya mereka dengan Djarot? Tak
ada lagi hati yang damai bagi mereka, semua seperti kesetanan dan menjadi
bringas bagaikan manusia singa yang sedang kelaparan kekuasaan.
Hari
ini saya melihat mereka berani memperlakukan Djarot yang adalah Wakil Gubernur
non-aktif DKI Jakarta bagaikan seorang penjahat yang sangat berdosa di depan
publik, mungkin karena dia adalah wakilnya Ahok.
Tak
habis fikir, bagaimana lagi perlakuan mereka terhadap rakyat biasa yang memilih
Ahok-Djarot?
Kemudian
saya mulai memahami, apakah ini keinginan dan niat asli mereka? Atau ada arahan
atau provokasi yang tersistematis yang sengaja dipelihara untuk menyebar
ketakutan, dengan harapan masyarakat kemudian akan dengan terpaksa memilih
Anies-Sandi karena tidak tahan dengan caci maki dari kaum mereka lagi!
Ah...
Apakah mereka layak disebut umat beragama? Sementara mereka telah berani
berbuat sangat kasar terhadap saudara seiman mereka hari ini, lantas bagaimana
lagi mereka akan memperlakukan orang yang berbeda keyakinan dengan mereka
seperti saya ini?
Ya
Tuhan Yang Maha Esa, apa salah ibu pertiwi? Sehingga republik ini menanggung
beban yang sangat berat begini.
Semoga
Bapak Djarot tetap kuat dan tak berhenti tersenyum menghadapi orang-orang kasar
dan tak punya hati seperti itu. Senyummu adalah bukti ketegaran hatimu yang
selalu mendapatkan fitnah dari orang-orang yang sangat haus akan jabatan,
bahkan mereka menghalalkan segala cara, termasuk mengintimidasi umat beragama,
menebar kebencian, ketakutan dan bahkan mengorbankan kesucian Agama pun mereka
lakukan untuk ambisinya untuk mengalahkan Basuki-Djarot.
Dasar mereka semua memang
pengikut Orde Baru! Kejam, tak punya hati, budak nafsu kekuasaan! Mereka tak
pantas berkuasa lagi di republik ini, sampai kapanpun!
EmoticonEmoticon