Thursday, April 6, 2017

Integritas Seorang Bang Ruhut Sitompul

Ruhut Sitompul
Siporsuk Na Mamora - Sepak terjang seorang Ruhut Sitompul sering dinilai banyak kalangan sebagai seorang yang tidak konsisten. Mungkin karena sikapnya yang selalu berpihak kepada pemerintah atau penguasa.
Terkadang, sikap inilah yang dijadikan sebagian orang untuk membenci Bang Ruhut Sitompul, dengan sebutan klasik yang begitu singkat "penjilat". Oya? Apa benar begitu?
Memahami sikap Bang Ruhut Sitompul memang tidak cukup hanya dengan melihat apa yang muncul di permukaan saja, atau kata lainnya, tidak cukup menganalisa sikap Bang Ruhut Sitompul dengan pengetahuan dan pemahaman yang dangkal.
Hal ini saya sampaikan bukan berarti saya sudah menjadi orang yang sangat pintar, tapi kupikir kita perlu melihat dari sisi yang paling dalam, kalau tidak bisa, mari bebaskan dulu fikiran kita dengan pengaruh "pemerintah selalu jahat", atau melihat dengan pikiran yang positif, yang bertumpu pada keinginan secara bersama-sama untuk mensukseskan jalannya program pemerintah, dalam hal ini adalah Presiden sebagai pelaksana.
Apa yang terjadi ketika DPR RI tidak sejalan dengan pemerintah? Yang sudah pasti adalah program pemerintah tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Tentu demikian adanya, mana kala DPR RI sibuk menjegal program pemerintah karena ngotot dengan keinginan untuk menyetir Presiden sesuai dengan hasrat mereka, atau dalam hal yang lebih sederhana kita pahami dengan istilah "berlawanan dengan pemerintah", maka sudah pasti akan menghambat jalannya roda pembangunan nasional yang telah diprogramkan pemerintah melalui Presiden sebagai pengambil kebijakan.
Coba anda berfikir, apa yang akan terjadi kalau semua DPR RI bersikap seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang selalu berseberangan dan menyerang Presiden Joko Widodo? Seolah-olah dimata mereka semua program yang direncanakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat atau salah, sikapnya lalu berlanjut menyerang Presiden. Dengan sikap yang seperti ini, tentu pemerintah akan terganggu dalam menjalankan program yang sudah direncanakan.
Bang Ruhut Sitompul, adalah orang yang selalu mendukung pemerintah, setidaknya saya telah mengamatinya dalam dua kepemimpinan Presiden, yaitu di era SBY dan di era Joko Widodo.
Dengan demikian, bukan berarti Bang Ruhut Sitompul penjilat pemerintah dan tidak punya integritas, karena itulah integritasnya yang sesungguhnya, membantu dan mendukung pemerintahan yang sah dan dipilih secara demokratis. Sikap Bang Ruhut Sitompul yang selalu mendukung pemerintahan dilatar belakangi atas pola fikirnya yang selalu menaruh rasa percaya kepada pemerintah yang sedang berkuasa. Begitulah caranya berbuat untuk kemajuan bangsa ini, tanpa mengesampingkan perannya dibidang pengawasan selama menjadi DPR RI.
Loh? Emang ada integritas yang seperti itu? Lantas dimana letak sikap yang bisa dibanggakan darinya?
Stigma negatif terhadap orang-orang yang merapat kepemerintahan selalu dibarengi dengan anggapan "persekongkolan” demi tujuan untuk mendapat keuntungan pribadi atau posisi tertentu. Katakanlah seperti proyek dan lain-lain.
Pemikiran seperti ini memang masih mendominasi pola fikir masyarakat kita yang masih terpengaruh dari situasi akan liciknya Orde Baru memainkan perannya untuk memperkaya diri beserta keluarganya selama 32 tahun berkuasa di Negara ini. Semakin parah ketika Orde Baru juga melakukan hal-hal yang licik dan tidak segan-segan melanggar UU dalam upaya mempertahankan kekuasaannya, contohnya dalam hal pelanggaran HAM, termasuk mengkondisikan DPR RI, karena itu mereka sering disebut "tukang stempel" pemerintah.
32 tahun bukan waktu yang singkat. Waktu selama 18 tahun setelah reformasi rasanya masih kurang untuk mengembalikan mental masyarakat dari rasa tidak percaya. Tidak ada yang bisa dipersalahkan saat masyarakat sekarang ada yang selalu menaruh curiga terhadap pemerintah.
Kemudian, pertanyaannya adalah : Adakah Bang Ruhut Sitompul tersandung korupsi?, kemudian Adakah Bang Ruhut Sitompul meminta jabatan lebih kepada pemerintah yang tidak sesuai dengan kemampuannya? Dan terakhir, Adakah Bang Ruhut Sitompul melakukan persekongkolan dengan pemerintah untuk sebuah kejahatan terstruktur?
Sama sekali tidak pernah. Bahkan posisinya di DPR RI hanya hampir menjadi Ketua Komisi III, yang membidangi Hukum sesuai dengan keahliannya sebagai mantan pengacara, namun itupun dilepasnya demi kepentingan yang lebih besar, yaitu menghindari kemungkinan munculnya kekacauan di DPR RI akibat pencalonannya tersebut. Sikap ini disertai dengan pengunduran dirinya sebagai Anggota DPR RI, sehingga hari ini (06/04/2017) resmi di PAW dari DPR RI dan digantikan oleh Abdul Wahab Dalimunthe.
Kalau melihat getolnya Bang Ruhut Sitompul membela SBY pada era pemerintahannya, mungkin dia sudah punya kekayaan luar biasa sekarang dari hasil korupsi seperti halnya teman-teman sejawatnya, dan dia juga sudah seharusnya mendapatkan posisi yang lebih bagus di pemerintahan dibandingkan Roy Suryo yang sempat menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di era SBY. Akan tetapi, dia setia mengabdi di DPR RI sampai hari pengunduran dirinya. Bukti pertama bahwa Bang Ruhut Sitompul tidak gila-gila jabatan.
Banyak dari teman-teman sejawatnya di DPR RI yang berasal dari Partai Demokrat sekarang telah ditangkap oleh KPK atas kasus korupsi berjemaah, yang paling besar adalah Mega Korupsi Hambalang yang mangkrak sampai hari ini dan kasus dugaan korupsi Bank Century. Akan tetapi Bang Ruhut Sitompul sama sekali tidak terikut dengan mereka, dia fokus pada tugasnya dengan mengedepankan prinsip yang profesional. Ini bukti kedua bahwa Bang Ruhut Sitompul bukan orang yang mau memanfaatkan posisi kedekatannya dengan pemerintah untuk memperkaya diri melalui korupsi atau melalui proyek-proyek pemerintah. Sebenarnya, kalau Bang Ruhut mau, ruang dan kesempatan itu sangat terbuka lebar.
Untuk membuktikan bahwa Bang Ruhut Sitompul bebas dari persekongkolan “gelap” dengan pemerintah. Lihatlah betapa elegan dan gampangnya dia berpaling dari SBY kepada Joko Widodo. Nyaris tanpa gangguan dari sang mantan Presiden SBY. Seharusnya, kalau ada “sesuatu”, maka tak mungkin berjalan secepat dan segampang itu kan?
Dari kenyataan ini, saya melihat bahwa tidak ada hal lain yang diinginkan Bang Ruhut Sitompul selain membantu dan melancarkan pemerintah dalam menjalankan programnya, itulah integritas Bang Ruhut Sitompul dalam pengabdiannya untuk membangun bangsa, termasuk hari ini membantu Presiden Joko Widodo. Hal ini yang membuktikan bahwa Bang Ruhut Sitompul nyaris tidaklah seperti yang digambarkan para pembencinya sebagai “penjilat”, apa yang dijilat? Toh hasil lebih dari kedekatannya terhadap SBY dan Joko Widodo hari ini tidak ada. Sikap ini juga bisa saja diwarisinya dari Partai Golkar yang selalu bersikap mendukung pemerintah, tapi pembedanya hanya tanpa pamrih.
Tentu jauh lebih baik bersikap demikian ketimbang ribut-ribut sama pemerintah mengatas namakan rakyat, tetapi ternyata alasan sesungguhnya adalah karena tidak bisa korupsi dan “neko-neko” lagi dengan pemerintah, ternyata "ada udang dibalik batu". Kalau sudah demikian bisa pusing tujuh keliling presiden tante.
Terakhir, untuk semua pembenci Bang Ruhut Sitompul, saya kasih satu cuplikan lagu lawas kesukaan Bang Ruhut Sitompul, "Jangan Kau Salah Menilaiku...".

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon