Ruhut Sitompul |
Siporsuk Na Mamora -
Sepak terjang seorang Ruhut Sitompul sering dinilai banyak kalangan sebagai seorang
yang tidak konsisten. Mungkin karena sikapnya yang selalu berpihak kepada pemerintah
atau penguasa.
Terkadang,
sikap inilah yang dijadikan sebagian orang untuk membenci Bang Ruhut Sitompul, dengan
sebutan klasik yang begitu singkat "penjilat". Oya? Apa benar begitu?
Memahami
sikap Bang Ruhut Sitompul memang tidak cukup hanya dengan melihat apa yang
muncul di permukaan saja, atau kata lainnya, tidak cukup menganalisa sikap Bang
Ruhut Sitompul dengan pengetahuan dan pemahaman yang dangkal.
Hal
ini saya sampaikan bukan berarti saya sudah menjadi orang yang sangat pintar,
tapi kupikir kita perlu melihat dari sisi yang paling dalam, kalau tidak bisa,
mari bebaskan dulu fikiran kita dengan pengaruh "pemerintah selalu
jahat", atau melihat dengan pikiran yang positif, yang bertumpu pada
keinginan secara bersama-sama untuk mensukseskan jalannya program pemerintah,
dalam hal ini adalah Presiden sebagai pelaksana.
Apa
yang terjadi ketika DPR RI tidak sejalan dengan pemerintah? Yang sudah pasti adalah
program pemerintah tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Tentu
demikian adanya, mana kala DPR RI sibuk menjegal program pemerintah karena
ngotot dengan keinginan untuk menyetir Presiden sesuai dengan hasrat mereka, atau
dalam hal yang lebih sederhana kita pahami dengan istilah "berlawanan
dengan pemerintah", maka sudah pasti akan menghambat jalannya roda pembangunan
nasional yang telah diprogramkan pemerintah melalui Presiden sebagai pengambil
kebijakan.
Coba
anda berfikir, apa yang akan terjadi kalau semua DPR RI bersikap seperti Fahri
Hamzah dan Fadli Zon yang selalu berseberangan dan menyerang Presiden Joko
Widodo? Seolah-olah dimata mereka semua program yang direncanakan pemerintah
tidak berpihak kepada rakyat atau salah, sikapnya lalu berlanjut menyerang
Presiden. Dengan sikap yang seperti ini, tentu pemerintah akan terganggu dalam
menjalankan program yang sudah direncanakan.
Bang
Ruhut Sitompul, adalah orang yang selalu mendukung pemerintah, setidaknya saya
telah mengamatinya dalam dua kepemimpinan Presiden, yaitu di era SBY dan di era
Joko Widodo.
Dengan
demikian, bukan berarti Bang Ruhut Sitompul penjilat pemerintah dan tidak punya
integritas, karena itulah integritasnya yang sesungguhnya, membantu dan
mendukung pemerintahan yang sah dan dipilih secara demokratis. Sikap Bang Ruhut
Sitompul yang selalu mendukung pemerintahan dilatar belakangi atas pola
fikirnya yang selalu menaruh rasa percaya kepada pemerintah yang sedang
berkuasa. Begitulah caranya berbuat untuk kemajuan bangsa ini, tanpa mengesampingkan
perannya dibidang pengawasan selama menjadi DPR RI.
Loh?
Emang ada integritas yang seperti itu? Lantas dimana letak sikap yang bisa
dibanggakan darinya?
Stigma
negatif terhadap orang-orang yang merapat kepemerintahan selalu dibarengi
dengan anggapan "persekongkolan” demi tujuan untuk mendapat keuntungan
pribadi atau posisi tertentu. Katakanlah seperti proyek dan lain-lain.
Pemikiran
seperti ini memang masih mendominasi pola fikir masyarakat kita yang masih terpengaruh
dari situasi akan liciknya Orde Baru memainkan perannya untuk memperkaya diri
beserta keluarganya selama 32 tahun berkuasa di Negara ini. Semakin parah
ketika Orde Baru juga melakukan hal-hal yang licik dan tidak segan-segan
melanggar UU dalam upaya mempertahankan kekuasaannya, contohnya dalam hal
pelanggaran HAM, termasuk mengkondisikan DPR RI, karena itu mereka sering disebut
"tukang stempel" pemerintah.
32
tahun bukan waktu yang singkat. Waktu selama 18 tahun setelah reformasi rasanya
masih kurang untuk mengembalikan mental masyarakat dari rasa tidak percaya.
Tidak ada yang bisa dipersalahkan saat masyarakat sekarang ada yang selalu
menaruh curiga terhadap pemerintah.
Kemudian,
pertanyaannya adalah : Adakah Bang Ruhut
Sitompul tersandung korupsi?, kemudian Adakah
Bang Ruhut Sitompul meminta jabatan lebih kepada pemerintah yang tidak sesuai
dengan kemampuannya? Dan terakhir, Adakah
Bang Ruhut Sitompul melakukan persekongkolan dengan pemerintah untuk sebuah kejahatan
terstruktur?
Sama
sekali tidak pernah. Bahkan posisinya di DPR RI hanya hampir menjadi Ketua
Komisi III, yang membidangi Hukum sesuai dengan keahliannya sebagai mantan
pengacara, namun itupun dilepasnya demi kepentingan yang lebih besar, yaitu
menghindari kemungkinan munculnya kekacauan di DPR RI akibat pencalonannya
tersebut. Sikap ini disertai dengan pengunduran dirinya sebagai Anggota DPR RI,
sehingga hari ini (06/04/2017) resmi di PAW dari DPR RI dan digantikan oleh Abdul Wahab Dalimunthe.
Kalau
melihat getolnya Bang Ruhut Sitompul membela SBY pada era pemerintahannya,
mungkin dia sudah punya kekayaan luar biasa sekarang dari hasil korupsi seperti
halnya teman-teman sejawatnya, dan dia juga sudah seharusnya mendapatkan posisi
yang lebih bagus di pemerintahan dibandingkan Roy Suryo yang sempat menjabat
sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga di era SBY. Akan tetapi, dia setia mengabdi
di DPR RI sampai hari pengunduran dirinya. Bukti pertama bahwa Bang Ruhut
Sitompul tidak gila-gila jabatan.
Banyak
dari teman-teman sejawatnya di DPR RI yang berasal dari Partai Demokrat
sekarang telah ditangkap oleh KPK atas kasus korupsi berjemaah, yang paling
besar adalah Mega Korupsi Hambalang yang mangkrak sampai hari ini dan kasus dugaan
korupsi Bank Century. Akan tetapi Bang Ruhut Sitompul sama sekali tidak terikut
dengan mereka, dia fokus pada tugasnya dengan mengedepankan prinsip yang
profesional. Ini bukti kedua bahwa Bang Ruhut Sitompul bukan orang yang mau
memanfaatkan posisi kedekatannya dengan pemerintah untuk memperkaya diri
melalui korupsi atau melalui proyek-proyek pemerintah. Sebenarnya, kalau Bang
Ruhut mau, ruang dan kesempatan itu sangat terbuka lebar.
Untuk
membuktikan bahwa Bang Ruhut Sitompul bebas dari persekongkolan “gelap” dengan
pemerintah. Lihatlah betapa elegan dan gampangnya dia berpaling dari SBY kepada
Joko Widodo. Nyaris tanpa gangguan dari sang mantan Presiden SBY. Seharusnya,
kalau ada “sesuatu”, maka tak mungkin berjalan secepat dan segampang itu kan?
Dari
kenyataan ini, saya melihat bahwa tidak ada hal lain yang diinginkan Bang Ruhut
Sitompul selain membantu dan melancarkan
pemerintah dalam menjalankan programnya, itulah integritas Bang Ruhut
Sitompul dalam pengabdiannya untuk membangun bangsa, termasuk hari ini membantu
Presiden Joko Widodo. Hal ini yang membuktikan bahwa Bang Ruhut Sitompul nyaris
tidaklah seperti yang digambarkan para pembencinya sebagai “penjilat”, apa yang
dijilat? Toh hasil lebih dari kedekatannya terhadap SBY dan Joko Widodo hari
ini tidak ada. Sikap ini juga bisa saja diwarisinya dari Partai Golkar yang
selalu bersikap mendukung pemerintah, tapi pembedanya hanya tanpa pamrih.
Tentu
jauh lebih baik bersikap demikian ketimbang ribut-ribut sama pemerintah mengatas
namakan rakyat, tetapi ternyata alasan sesungguhnya adalah karena tidak bisa
korupsi dan “neko-neko” lagi dengan pemerintah, ternyata "ada udang
dibalik batu". Kalau sudah demikian bisa pusing tujuh keliling presiden
tante.
Terakhir,
untuk semua pembenci Bang Ruhut Sitompul, saya kasih satu cuplikan lagu lawas
kesukaan Bang Ruhut Sitompul, "Jangan Kau Salah Menilaiku...".
EmoticonEmoticon