Tuesday, April 4, 2017

Pilkada Sumatera Utara Memang Unik

Tags

Peta Sumatera Utara
Siporsuk Na Mamora - Tensi politik di daerah Sumatera Utara semakin meningkat tajam menjelang Pilkada Tahun 2018 mendatang, berbagai nama mulai muncul kepermukaan, bahkan tak jarang terlihat spanduk-spanduk para bakal calon mulai mendominasi di papan reklame atau di persimpangan jalan, mulai dari jalan kota sampai ke jalanan kampung.
Sebagian dari mereka tidak malu-malu mendeklarasikan namanya sendiri, caranya sangat beragam, seperti halnya mulai sering muncul di acara-acara publik, diiklan dan yang tidak kalah penting adalah mulai sering muncul di koran-koran lokal. Tujuannya tidak lain adalah untuk menonjolkan prestasi masing-masing, walaupun terkadang kalau di telisik lebih dalam, tak ada hal yang membanggakan dari mereka, tetapi berbangga diri adalah hal biasa untuk mendongkrak popularitas.
Khusus untuk tokoh-tokoh yang mulai sering menampakkan diri di depan publik, satu hal perobahan yang sangat mencolok adalah caranya menanggapi undangan yang berobah drastis. Dulu menjumpainya saja untuk sekedar diskusi bertukar fikiran susahnya tidak ketulungan, apalagi untuk memenuhi undangan (mungkin difikirnya mau mengolah), tetapi sekarang, malah sibuk mencari panggung, kalau nggak ada juga, ya bikin panggung sendiri. Jadi kalau di undang, nanti dulu, acara/kegiatan anda harus memenuhi kuota sesuai permintaan, itupun kalau berhasil berjumpa, misalkan peserta minimal 500 sampai 1000 orang, baru undangan anda bersedia di penuhi. Beda halnya kalau sekarang, 50 orang saja pasti berlari untuk menghadiri, malah ditambah donasi untuk menggaet simpatik pemilik atau pelaksana hajatan.
Seiring dengan itu, biasanya momen seperti ini disertai dengan munculnya para RO atau Raja Olah (sebutan kami di Sumatera Utara untuk orang-orang yang suka menjual gerakan atau organisasi massa). Tak jarang tiba-tiba ada yang mengklaim punya massa 5 ribu atau bahkan 100 ribu orang yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara, tujuannya untuk menambah nilai tawar dimata para bakal calon kepala daerah. Lalu apa yang didapat? Sudah tentu orientasinya adalah uang atau hepeng dalam bahasa keseharian kami di Sumatera Utara. Bagi calon yang punya banyak hepeng tapi tidak teliti atau opservatif, siap-siaplah jadi korban olahan mereka. Maka untuk itu, muncul istilah keseharian kami lagi, "tim sukses selalu sukses", tak peduli calonnya kalah atau menang.
Urusan Pilkada di Sumatera Utara memang unik. Seunik orang-orangnya yang selalu bisa bikin kalian semua tertawa walaupun lagi dalam kondisi sedih atau menangis. Kalau sepakat, sepakat saja, kalau nggak, abaikan saja, mungkin bercandaku jelek.
Ada lagi, disini dalam urusan politik, ada namanya tukang gergaji, tau apa artinya? Hampir-hampir miriplah dengan istilah menelikung kawan dalam hal utusan asmara. Jadi kalau kurang sor awak, sikat habis, bila penting gergaji satu pijakan kakinya supaya jatuh terjungkan ke bawah. Alamak... Ini nyata? Ya tentu saja ini nyata.
Menghadapi masyarakat Sumatera Utara itu memang "ngeri-ngeri sedap" kata Alm. Sutan Bhatugana Siregar, atau "pening kepalaku tante" kata Bang Ruhut Sitompul.
Hal unik apa lagi yang ada di Sumatera Utara selain urusan pilkada? Kalian taulah ya... Gubernurnya bro, dua kali ditangkap KPK berturut-turut. Ups.... Bukan ditangkap, hanya dikasih hadiah baju orange dan penginapan mewah di lembaga pemasyarakatan.
Apa lagi? Jalan-jalannya yang rusak, maka tak heran kalau Gubernurnya naik helikopter Basarnas untuk bepergian menghadiri acara kondangan, mungkin tujuannya supaya tidak perlu mengalami penderitaan seperti yang dialami masyarakatnya setiap hari akibat jalanan yang berlobang-lobang, hal ini berlaku untuk semua jalan di Sumatera Utara, dari mulai perkotaan sampai ke pedalaman perkampungan.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon