Friday, April 7, 2017

Ruhut Sitompul Semakin Mantap Menuju Tugas Di Eksekutif

Foto : Ruhut Sitom
Siporsuk Na Mamora - Bang Ruhut Sitompul tidak malu-malu lagi mengakui bahwa dirinya siap bertugas ke eksekutif, abang itu sudah tidak mau lagi berada atau kembali ke legislatif. Jangan berfikir negatif dulu ya... Tidak mau bukan berarti Bang Ruhut Sitompul sudah malas mengabdi dan berbuat yang terbaik untuk Bangsa dan Negara ini.
Bekerja di DPR RI selama ini, bang Ruhut Sitompul tergolong orang yang sangat getol dan sumngguh-sungguh mengemban tugasnya sebagai legislatif. Tak jarang kritik terhadap kawan-kawan sejawatnya dia lontarkan juga, pasalnya banyak yang ngebacot tak jelas, tidur dan manfaatin fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Lah... Kenapa Bang Ruhut Sitompul harus marah atau sewot gitu? Kan tinggal ngikut saja kayak yang lain, biar sama-sama menikmati. Stop dulu, abang itu bukan tipe pejabat murahan seperti si Zonk dan pejabat teras Sumatera Utara itu. Baginya, memakai fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, apalagi untuk keluarga, itu kelakuan sangat tidak etis sebagai pejabat Negara, dalam UU itu juga tergolong korupsi. Kalian fikir abang kita ini kekurangan ongkos untuk liburan, ongkos anak ke luar negeri atau ongkos keluarga ke pesta? Raja minyak dari Medan jangan disepelekan dong, uang mah udah banyak. Menjadi pejabat baginya adalah pengabdian untuk Bangsa dan Negara, tidak lebih dari situ!
Maka, jangan bingung juga kalian ketika Bang Ruhut Sitompul tidak lagi menjabat DPR RI, pasalnya, abang itu mengaku bahwa pendapatannya bisa lebih dari sekedar gaji sebagai DPR RI. Dapat uang Rp 5 miliar itu gampang, lebih cepat dapat dari luar ketimbang berharap sama gaji sebagai DPR RI selama 3 tahun terakhir ini. Sebenarnya memang dari sononya sudah kaya duluan. Jauh berbeda dari pejabat yang lain, kayanya setelah menjabat, darimana lagi itu coba kalau bukan dari korupsi.
Banyak yang bilang kalau keluar dari DPR RI, maka karir Bang Ruhut Sitompul akan habis, redup dan hilang dari dunia perpolitikan, yang benar saja.
Sebenarnya, awalnya aku kecewa saat mendengar keputusan Bang Ruhut Sitompul mengundurkan diri dari Anggota DPR RI, kenapa? Karena rasa-rasanya sayang gitu. Bukan jabatannya yang sayang ya, tetapi sayang orang seperti dia yang vokal dan tidak korupsi keluar dari DPR RI. Dia masih dibutuhkan disana, menurutku. Tetapi, rasa kecewaku terobati sudah, karena keputusan itu bukan menunjukkan sikap yang kalah, akan tetapi merupakan sikap jantan yang harus diambil atas konsistensinya mendukung Ahok maju di Pilkada DKI Jakarta. Waktu itu partainya mengajukan calon yang lain, jadi secara otomatis dia harus keluar, supaya bisa bebas memberi dukungan sepenuhnya untuk Pak Ahok. Bukan hanya itu, abang itu juga ingin mendukung Presiden Joko Widodo dalam menjalankan roda pembangunan di Negara ini, tentu akan sulit kalau dia masih terikat dengan partainya yang terkesan selalu netral, tapi dibelakang nikam.
Keputusan mengundurkan diri dari keanggotaan DPR RI sepertinya juga dibarengi dengan kemantapan sikapnya yang sudah siap beralih posisi, posisi yang saya maksud adalah dari legislatif ke eksekutif. Sudah capek jadi pengawas terus kurasa abang ini, hingga akhirnya mau mencoba sebagai pelaksana pembangunan dipemerintahan. Mungkin karena akan lebih real dan lebih leluasa dalam mengarsiteki pembangunan Bangsa dan Negara.
Lalu pertanyaannya, kemanakah Bang Ruhut Sitompul akan berlabuh? Eksekutif itu banyak, mulai dari Kepala Daerah, Lembaga, Staff Kepresidenan, Menteri sampai Wakil Presiden dan Presiden. Kalau Presiden dan Wakil Presiden sudah pasti tidak mungkin untuk sekarang ini. Jadi kemungkinan hanya 4, yaitu Kepala Daerah, Lembaga, Staff Kepresidenan dan Menteri.
Kalau dari segi kesiapan Bang Ruhut Sitompul sendiri, tentu tidak diragukan lagi, dalam beberapa kali mrmbari keterangan di media nasional, beliau mengatakan sudah siap menuju pengabdian yang baru di eksekutif. Ini buktinya, saya kasih kutipan beritanya dari media detik[dot]com.
"Aku di eksekutif sajalah, nggak mau lagi legislatif. Sabarlah nanti, ojo kesusu"
Sebenarnya saya menaruh curiga, apa mungkin Bang Ruhut Sitompul akan jadi Menteri? Pasalnya isu reshuffle kabinet kerja Presiden Joko Widodo juga santer terdengar baru-baru naik kepermukaan, seperti yang diberitakan dalam media liputan6[dot]com. Walaupun isu ini dibantah Presiden Joko Widodo melalui juru bicaranya Johan Budi, tetapi tetap saja, bahwa isu ini penting menjadi bahan pertimbangan para penikmat berita-berita terkait isu politik. Kenapa tetap harus dipertimbangkan? Hal ini mengingat kejadian 2 kali resuffle yang telah dilakukan Bapak Joko Widodo  sebelumnya, yang senyap dan tiba-tiba, tidak terprediksi oleh masyarakat. Apapun keputusannya, saya sebenarnya tetap bangga dan mendukung. Ini baru kemungkinan pertama.
Kemungkinan kedua, Bang Ruhut Sitompul akan bertarung di Pilkada Sumatera Utara yang akan digelar tahun 2018 mendatang. Kalau yang ini saya baru sor kali. Karena Sumatera Utara membutuhkan pemimpin yang bersih, jujur dan tegas dalam memimpin. Ketegasan, kejujuran dan tidak korupsi adalah karakter  pemimpin yang sangat dibutuhkan Provinsi Sumatera Utara. Kenapa demikian? Karena perilaku korupsi sudah merajalela di daerah ini. Selama 2 kali berturut-turu Gubernur Sumatera Utara ditangkap KPK, begitu juga dengan Walikota dan beberapa Bupati di daerah. Ini menunjukkan bahwa provinsi ini sudah sangat rusak, baik kepemimpinannya, birokrasi dan juga sistemnya. Untuk itu perlu pemimpin yang mampu mendobrak seperti Bang Ruhut Sitompul.
Tidak hanya sampai disitu saja, ada hal yang paling penting sebenarnya, terkait pelaksanaan dan pengawalan ketat atas realisasi program Presiden Joko Widodo di Sumatera Utara. Antara lain pembangunan jalan tol trans Sumatera, KEK Sei Mangke, Pelabuhan Kuala Tanjung, dan yang tidak kalah penting adalah program revitalisasi kawasan wisata Danau Toba menuju 10 destinasi wisata unggulan Nasional. Tentu Presiden sangat membutuhkan orang yang pekerja keras dan bisa mencapai target sesuai yang direncanakan Presiden, mengerti program Nawa Cita Jokowi-JK, dan paling penting adalah Kepala Daerah yang bisa sejalan dengan pemerintah pusat. Semua poin rasanya terpenuhi oleh sosok Bang Ruhut Sitompul, terkhusus untuk poin yang terakhir, jelas ini adalah hal yang tidak bisa diragukan lagi.
Inilah yang membuat sebenarnya kenapa saya lebih sepakat Bang Ruhut Sitompul ini pulang ke Medan saja, untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara tahun 2018. Tujuannya supaya makin mantab dulu kampung kita ini bang.
Dari beberapa pengamatan dan survey kecil-kecilan yang kulakukan, banyak orang yang sepakat jika abang mencalon Gubernur Sumatera Utara. Bahasa medannya, meraka sor kali sama abang.
Jangan tanya aku bang soal kalkulasi politik, aku tak paham banyak soal itu, tetapi yang jelas, abangkan masih kader Partai Demokrat? Dan dengar-dengar juga bahwa abang masih disayang sama pak mantan. Ya sudah, gas sajalah bang, daripada orang-orang korup itu lagi yang jadi Gubernur? Nanti ditangkap lagi sama KPK karena kasus korupsi, gitu-gitu ajalah udah kampung kita ini bang.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon