Foto Ilustrasi Kedekatan Rizieq dan Firza |
Siporsuk Na Mamora -
Ditengah suasana perenungan mendalam atas vonis penjara dua tahun yang baru saja
dijatuhkan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada Bapak Ir. Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok), tak terelakkan ingatan-ingatan yang sadar tidak sadar
telah tersimpan lama dan mengendap didasar fikiran.
Ada
banyak rentetan peristiwa yang kembali harus ku ulang-ulang dalam ingatan,
mulai dari pidato Ahok di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI
Jakarta, aksi massa berseri dan berjilid-jilid, dua putaran Pilkada DKI
Jakarta, pembacaan vonis hukuman penjara dua tahun untuk Ahok dan sampai pada
hari ini dimana Ahok telah dipindahkan dari Rutan Cipinang ke Markas Brimom,
Kelapa Dua Depok, Jawa Barat. Tak ketinggalan dengan situasi para simpatisan
Ahok yang masih bertahan sampai dini hari di depan Rutan Cipinang dalam rangka
memberikan dukungan dan semangat kepada Ahok yang baru saja dijebloskan kedalam
tahanan penjara.
Saya
berusaha menikmati dan memahami dengan seksama secara positif atas apa yang
telah menimpa Ahok hari ini. Tentu saja hal itu sangat tidak enak, dan sayapun
terbawa dalam situasi emosional yang dalam. Memposisikan diri sebagai Ahok
sangat tidak enak rasanya kawan, namun itulah Ahok yang sudah terlalu kuat dan
terlalu cinta akan republik ini. Kita masih jauh lebih rapuh dibandingkan
dengannya.
Kita
yang hanya mengasihi dia sudah merasakan pilu yang dalam didalam hati, beberapa
orang dari simpatisan Ahok ada yang pingsan mendengar keputusan hakim atas
vonis hukuman dua tahun penjara yang dijatuhkan kepada Ahok, selebihnya ada
yang menangis histeris dan sampai tersendu-sendu. Mereka mungkin akan mengalami
sakit kepala akibat terlalu larut dalam tangisan dan kesedihan. Sampai disitu,
simpatisan Ahok bisa dinilai tidak siap mental seperti Ahok.
Ahok
beserta keluarga yang menjalani semuanya ini secara langsung tidak sampai pada
situasi hilang kesadaran, kita bisa saksikan bersama, betapa kuatnya mereka
menghadapi situasi dan gejolak yang sedang mereka hadapi.
Pendukungnya
yang mungkin terlalu cinta kepada Ahok, hingga sampai ada yang hilang kesadaran
alias pingsan. Sementara Ahok, dia hanya mencintai republik ini melebihi
dirinya sendiri. Kenapa saya katakan begitu? Karena hanya itulah alasan
satu-satunya untuk membuatnya tetap tegar setelah iman pengharapannya yang
kokoh.
Ahok
benar-benar berani dan kuat menghadapi persoalan ini, tak ada sedikitpun
terlihat rasa gentar ditubuh dan wajahnya. Dia mengajarkan kepada kita arti
dari sebuah tanggungjawab atas konsekuensi dari apa yang diucapkannya didepan
publik. Disamping itu, dia juga membuktikan bahwa tidak akan ada yang terjadi
kepada kita selama kita tetap "berserah diri" kepada Dia sang pemilik
alam semesta.
Ini
adalah gambaran dari perenungan panjangku dalam usaha untuk memaknai pesan
dibalik suatu kejadian yang menimpa Pak Ahok.
Namun
tak bisa kuhindari, terlintas difikiranku tentang seseorang yang selama ini
berjuang dibalik jubah "kesucian agama" demi mencapai hasrat
politiknya. Siapa lagi kalau bukan Habib Rizieq?
Dia
adalah orang paling menonjol dalam aksi-aksi berseri dan berjilid-jilid yang
selama ini menyuarakan agar Ahok ditangkap dan ditahan, tak cukup pada
seruan-seruan saja, beberapa kali kita bisa menemukan tulisan-tulisan
provokatif dalam spanduk-spanduk dan selebaran-selebaran aksi menuntut Ahok di
DKI Jakarta. Seperti tulisan "Tangkap Ahok, Penjarakan Ahok, Pecat Ahok,
Ahok Kafir dan Gantung Ahok!".
Tak
cukup juga spanduk dan selebaran provokatif pada aksi menuntut Ahok,
vidio-vidio ceramahnya yang provokatif dan menghina masyarakat non-muslim
dengan sebuatan "kafir" juga beberapa kali tersebar di media sosial.
Tak lupa juga soal dugaan chating WA Firza Hots yang saat ini sedang dalam
penanganan Polda Metro Jaya DKI Jakarta.
Menurut
Tempo.co,
sedikitnya ada 5 laporan pengaduan masyarakat yang menyeret Habib Rizieq diluar
dari kasus chating WA Firza Hots.
Adapun
laporan masyarakat tersebut antara lain (a)
Penghinaan Pancasila, (b) Penistaan
Agama, (c) Ujaran Kebencian, dan (d) Ujaran Kebencian Kepada kapolda.
Semua laporan ini masih menunggu tindak lanjut dari Polisi.
Berbeda
dengan Ahok yang menghadapi semua persoalannya dengan jiwa kesatria, Habib
Rizieq melakukan kebalikannya, yaitu menghindar dari panggilan polisi,
mengarahkan massa kekantor polisi dan teriak "saya telah dinista, dizolimi
dan lain-lain". Hingga hari ini, Polisi masih belum bisa menaikkan status
Habib Rizek. Ditambah lagi, saat ini Habib Rizieq tidak berad didalam negeri,
alias kabur? Bisa jadi dengan alasan sedang melakukan Umroh, tetapi sebenarnya
untuk menghindari pameriksaan Polisi.
Melihat
situasi terbaru, harusnya Habib Rizieq dan kelompoknya sudah puas dengan
divonisnya Ahok selama dua tahun penjara dan ditambah lagi bahwa Ahok telah
resmi di tahan Polisi sejak hari Selasa (9/5/2017) sore.
Apa
Habib Rizeq tidak ingin merayakan kemenangan mereka? Mungkin saja keinginan itu
besar, tapi apalah daya, dia masih takut sama Polisi.
Kak
Ema! Suruhlah pulang si Habib Rizeq itu ke Indonesia secepatnya, supaya dia
bisa melihat besarnya cinta masyarakat kepada Ahok dan supaya dia juga melihat
uforia para kelompoknya mendengar Ahok sudah dipenjara.
Yang paling penting
Polisi telah menaruh kangen padanya beserta Firza Hots, keduanya telah menunggu
di kantor Polisi untuk melanjutkan penyidikan atas kasus-kasusnya saat ini.
EmoticonEmoticon