Tuesday, May 9, 2017

Habib Rizieq Cepatlah Pulang, Ahok Sudah di Penjara dan Firza Sudah Kangen

Foto Ilustrasi Kedekatan Rizieq dan Firza
Siporsuk Na Mamora - Ditengah suasana perenungan mendalam atas vonis penjara dua tahun yang baru saja dijatuhkan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara kepada Bapak Ir. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tak terelakkan ingatan-ingatan yang sadar tidak sadar telah tersimpan lama dan mengendap didasar fikiran.
Ada banyak rentetan peristiwa yang kembali harus ku ulang-ulang dalam ingatan, mulai dari pidato Ahok di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, aksi massa berseri dan berjilid-jilid, dua putaran Pilkada DKI Jakarta, pembacaan vonis hukuman penjara dua tahun untuk Ahok dan sampai pada hari ini dimana Ahok telah dipindahkan dari Rutan Cipinang ke Markas Brimom, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat. Tak ketinggalan dengan situasi para simpatisan Ahok yang masih bertahan sampai dini hari di depan Rutan Cipinang dalam rangka memberikan dukungan dan semangat kepada Ahok yang baru saja dijebloskan kedalam tahanan penjara.
Saya berusaha menikmati dan memahami dengan seksama secara positif atas apa yang telah menimpa Ahok hari ini. Tentu saja hal itu sangat tidak enak, dan sayapun terbawa dalam situasi emosional yang dalam. Memposisikan diri sebagai Ahok sangat tidak enak rasanya kawan, namun itulah Ahok yang sudah terlalu kuat dan terlalu cinta akan republik ini. Kita masih jauh lebih rapuh dibandingkan dengannya.
Kita yang hanya mengasihi dia sudah merasakan pilu yang dalam didalam hati, beberapa orang dari simpatisan Ahok ada yang pingsan mendengar keputusan hakim atas vonis hukuman dua tahun penjara yang dijatuhkan kepada Ahok, selebihnya ada yang menangis histeris dan sampai tersendu-sendu. Mereka mungkin akan mengalami sakit kepala akibat terlalu larut dalam tangisan dan kesedihan. Sampai disitu, simpatisan Ahok bisa dinilai tidak siap mental seperti Ahok.
Ahok beserta keluarga yang menjalani semuanya ini secara langsung tidak sampai pada situasi hilang kesadaran, kita bisa saksikan bersama, betapa kuatnya mereka menghadapi situasi dan gejolak yang sedang mereka hadapi.
Pendukungnya yang mungkin terlalu cinta kepada Ahok, hingga sampai ada yang hilang kesadaran alias pingsan. Sementara Ahok, dia hanya mencintai republik ini melebihi dirinya sendiri. Kenapa saya katakan begitu? Karena hanya itulah alasan satu-satunya untuk membuatnya tetap tegar setelah iman pengharapannya yang kokoh.
Ahok benar-benar berani dan kuat menghadapi persoalan ini, tak ada sedikitpun terlihat rasa gentar ditubuh dan wajahnya. Dia mengajarkan kepada kita arti dari sebuah tanggungjawab atas konsekuensi dari apa yang diucapkannya didepan publik. Disamping itu, dia juga membuktikan bahwa tidak akan ada yang terjadi kepada kita selama kita tetap "berserah diri" kepada Dia sang pemilik alam semesta.
Ini adalah gambaran dari perenungan panjangku dalam usaha untuk memaknai pesan dibalik suatu kejadian yang menimpa Pak Ahok.
Namun tak bisa kuhindari, terlintas difikiranku tentang seseorang yang selama ini berjuang dibalik jubah "kesucian agama" demi mencapai hasrat politiknya. Siapa lagi kalau bukan Habib Rizieq?
Dia adalah orang paling menonjol dalam aksi-aksi berseri dan berjilid-jilid yang selama ini menyuarakan agar Ahok ditangkap dan ditahan, tak cukup pada seruan-seruan saja, beberapa kali kita bisa menemukan tulisan-tulisan provokatif dalam spanduk-spanduk dan selebaran-selebaran aksi menuntut Ahok di DKI Jakarta. Seperti tulisan "Tangkap Ahok, Penjarakan Ahok, Pecat Ahok, Ahok Kafir dan Gantung Ahok!".
Tak cukup juga spanduk dan selebaran provokatif pada aksi menuntut Ahok, vidio-vidio ceramahnya yang provokatif dan menghina masyarakat non-muslim dengan sebuatan "kafir" juga beberapa kali tersebar di media sosial. Tak lupa juga soal dugaan chating WA Firza Hots yang saat ini sedang dalam penanganan Polda Metro Jaya DKI Jakarta.
Menurut Tempo.co, sedikitnya ada 5 laporan pengaduan masyarakat yang menyeret Habib Rizieq diluar dari kasus chating WA Firza Hots.
Adapun laporan masyarakat tersebut antara lain (a) Penghinaan Pancasila, (b) Penistaan Agama, (c) Ujaran Kebencian, dan (d) Ujaran Kebencian Kepada kapolda. Semua laporan ini masih menunggu tindak lanjut dari Polisi.
Berbeda dengan Ahok yang menghadapi semua persoalannya dengan jiwa kesatria, Habib Rizieq melakukan kebalikannya, yaitu menghindar dari panggilan polisi, mengarahkan massa kekantor polisi dan teriak "saya telah dinista, dizolimi dan lain-lain". Hingga hari ini, Polisi masih belum bisa menaikkan status Habib Rizek. Ditambah lagi, saat ini Habib Rizieq tidak berad didalam negeri, alias kabur? Bisa jadi dengan alasan sedang melakukan Umroh, tetapi sebenarnya untuk menghindari pameriksaan Polisi.
Melihat situasi terbaru, harusnya Habib Rizieq dan kelompoknya sudah puas dengan divonisnya Ahok selama dua tahun penjara dan ditambah lagi bahwa Ahok telah resmi di tahan Polisi sejak hari Selasa (9/5/2017) sore.
Apa Habib Rizeq tidak ingin merayakan kemenangan mereka? Mungkin saja keinginan itu besar, tapi apalah daya, dia masih takut sama Polisi.
Kak Ema! Suruhlah pulang si Habib Rizeq itu ke Indonesia secepatnya, supaya dia bisa melihat besarnya cinta masyarakat kepada Ahok dan supaya dia juga melihat uforia para kelompoknya mendengar Ahok sudah dipenjara.
Yang paling penting Polisi telah menaruh kangen padanya beserta Firza Hots, keduanya telah menunggu di kantor Polisi untuk melanjutkan penyidikan atas kasus-kasusnya saat ini.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon