Buruh Berlindung di Bawah Papan Bunga Untuk Ahok |
Siporsuk Na Mamora -
Persoalan buruh di Indonesia dan bahkan di seluruh dunia memang masih menumpuk
dan belum bisa terselesaikan dengan baik oleh pemerintah masing-masing negara.
Kita semua mengakui itu dan dapat melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Terkhusu
di Indonesia, isu kesejahteraan buruh masih mendominasi aksi-aksi buruh di
seluruh daerah.
Sebenarnya
dalam keyakinan saya sendiri, ada banyak masyarakat menengah dan bawah yang
bersimpatik dan mendukung aksi-aksi buruh ini, terlebih ketika pada
kenyataannya masyarakat kita masih mayoritas pekerja.
Hal
ini semakin pasti dikarenakan bahwa tidak ada satu orangpun di dunia ini yang
bekerja keras memabanting tulang namun hidup tidak sejahtera.
Dukungan
masyarakat, seperti saya pribadi untuk aksi buruh dalam menuntut hak atas
kesejahteraannya tidaklah semata-mata tanpa alasan.
Ada
banyak orang yang saya temukan hidup sangat tidak layak disekitarku. Mereka
bekerja keras, siang dan malam tanpa mengenal lelah, akan tetapi tetap saja
hidup mereka jauh dari kata layak. Itu artinya, ada persoalan dalam sistem
pengupahan kita.
Hati
siapa yang tidak terenyuh melihat kenyataan seperti itu? Jika anda merasakan
hal yang sama seperti saya, itu artinya anda juga mencintai kehidupan.
Catatan
kritis kita selama ini sering kita alamatkan kepada pemerintah. Padahal, jika
kita boleh jujur, kita juga harus menorehkan catatan kritis kepada para buruh
kita. Terlebih tentang SDM yang masih jauh dibawah jika dibandingkan dengan
negara-negara maju yang sudah pada posisi mempekerjakan orang lain.
Omongan
saya bisa kita buktikan, tak ada yang memungkiri bahwa buruh-buruh kita belum
sejahtera, tingkat pendidikan serta keahliannya rendah. Apa ini yang buat
aksi-aksi buruh di republik ini selalu anarkis? Dibelahan dunia lain, aksi
buruh sangat kreatif.
Buruh Membakar Karangan Bunga Untuk Ahok |
Jadi
pantaslah kemudian aksi anarkis buruh yang paling di ingat oleh masyarakat ketimbang
tuntutan-tuntutannya. Sementara pemerintah lebih sibuk untuk menyiapkan
pengamanan untuk aksi buruh ketimbang menyiapkan diri untuk mendengarkan serta
melaksanakan tuntutan-tuntutan buruh.
Yang
paling disorot dalam aksi buruh di hari May Day tahun ini (2017) yang paling
disorot dan diingat masyarakat luas adalah perihal pembakaran bunga-bunga cinta
masyarakat untuk Ahok-Djarot di Balai Kota DKI Jakarta.
Seolah-olah,
dari kaca mata orang awam, aksi ini memang di desain bukan lagi untuk menuntut
hak-hak buruh, tetapi sudah menjadi aksi balas dendam penuh kebencian terhadap
Ahok dan para pendukungnya. Karena itu, isu yang menjadi tuntutan buruhpun
kemudian tenggelam dimakan aksi pembakaran bunga Ahok. Baik di media
pemberitaan maupun di media sosial.
Mereka
ingin menunjukkan kepada publik, bahwa masyarakat Indonesia membenci Ahok, atau
tidak senang melihat bunga cinta untuk Ahok. Tapi ternyata mereka salah besar,
cinta masyarakat kepada Ahok jauh lebih kuat ketimbang kebencian yang buruh
pertontonkan dihadapan publik.
Aksi
anarkis pembakaran bunga Ahok tidak dibalas oleh para pendukungnya dengan rasa
benci, melainkan dengan cinta dan damai, yaitu melalui aksi penyalaan seribu
lilin untuk Ahok. Cinta masyarakatpun kepada Ahok semakin dalam, kemurnian
cinta dihati masyarakat kepada Ahok semakin membara bagaikan api yang muncul
saat bunga untuk Ahok dibakar dengan ganasnya oleh para buruh.
Bunga
Ahok-Djarot sebenarnya sama sekali tidak mengganggu mereka dalam menjalankan
aksi. Karena memang bunga itu dikirim atas dasar cinta. Bukan kebencian.
Kalau
bijak, harusnya buruh kita dapat memaknai dan melihat itu. Lalu tidak bertindak
biadab dengan membakarnya.
Tetapi
apalah daya, cinta itu tidak mungkin bisa mereka lihat dan rasakan, karena
mereka memang miskin hati. Mereka adalah kelompok atau oknum yang dibayar untuk
menjalankan misi titipan sesuai keinginan para donatur.
Lalu
siapakah donatur mereka? Tak lain adalah para musuh politik Ahok, yang tidak
suka melihat Ahok dicintai oleh masyarakat.
Biadab
sekali memang cara mereka, tidak sadar kalau mereka sedang menunjukkan
kebodohan dan kedengkian hatinya dihadapan publik. Tidak hanya menunjukkan
kebodohan, mereka juga menunjukkan bahwa hati mereka selama ini dipenuhi dengan
kebencian.
Benci
melihat Ahok-djarot yang begitu dicintai masyarakat.
Untuk
konsekuensinya, buruh DKI Jakarta hari ini banyak mendapat cemoohan dan bahkan
kecaman dari masyarakat. Semakin banyaklah masyarakat yang tidak bersimpatik
lagi kepada buruh.
Ketulusan
buruh-buruh yang lain dalam memperjuangkan hak-haknya demi kesejahteraannya
dalam sekejap dirusak oleh oknum-oknum penyusup bayaran.
Sekedar
catatan, ternyata buruh-buruh ini adalah pendukug Anies-Sandi. Baca informasi
lengkapnya di website FSPLEMSPSI.or.id
ini.
Maka
dengan mengacu pada pendapat Anies dalam berita METROTVNews.com
ini yang megatakan bahwa perilaku pendukung mewakili sifat pemimpin yang didukung,
kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa buruh pembakar bunga Ahok hanya
mewakili pemimpin yang mereka dukung.
Jadi,
anda bisa menebak siapa sebenarnya otaknya bukan? Atau siapa pelaku yang
sebenarnya dibalik semua ini?
Coba
fikirkan, apa mungkin orang itu yang ada didalam fikiran anda sama dengan orang
yang ada didalam fikiranku? Bisa jadi.
Mudah-mudahan,
Ahok senantiasa akan memberi manfaat lebih besar lagi buat mereka yang
membencinya melalui baktinya untuk republik ini, meskipun kerap difitnah dan
dizolimi. Seperti bunga Ahok yang tersisa dari aksi pembakaran mereka pada sore
aksi May Day di Balai Kota Jakarta, yang memberi keteduhan bagi para buruh saat
hujan lebat datang.
EmoticonEmoticon