Habib Rizieq Sedang Orasi |
Siporsuk
Na Mamora - Hari ini
mungkin menjadi hari yang menyeramkan bagi Imam Besar FPI, Habib Rizieq. Orang
yang sedari dulu ngotot bermimpi diangkat sebagai Imam Besar Umat Islam
Indonesia ini sekarang (29/5/2017) telah resmi ditetapkan sebagai tersangka
dalam kasus pornografi berasama Firza Husein.
Tapi keinginan, penampilan dan
kata-katanya didepan publik malah membuat posisi Habib Rizieq semakin dibenci,
apalagi sikapnya yang terkesan melarikan diri dan tidak bertanggungjawab dengan
kasus yang menimpanya. Alhasil, taunya hanya berteriak-teriak "fitnah,
dizolimi dan dikriminalisasi" dari negara lain yang menjadi
persembunyiaannya saat ini.
Tidak ada integritas sedikitpun yang
tergambar dari sikap dan tindakannya. Buktinya apa? Kita boleh lihat banyak
video-video ceramahnya yang beredar di youtobe dan media sosial, termasuk
melakukan aksi swiping ke tempat-tempat yang mereka klaim sebagai tempat
maksiat dengan sesuka hatinya.
Salah satu kasus yang paling
menonjol yang diteriaki oleh FPI adalah kasus yang menimpa Ariel, Luna Maya dan
Cut Tari. Kasus yang memiliki banyak kesamaan dengan kasus yang menimpa Habib
Rizieq dan Firza Husein saat ini.
Hanya saja, perbedaannya soal cara
menghadapi dan cara mempertanggung jawabkan kasusnya. Ariel memilih untuk
bertanggungjawab dan menghadapi masalahnya dengan cara yang jantan, sementara
Habib Rizieq malah melarikan diri dan bilang "saya dizolimi, saya difitnah
atau saya dikriminalisasi", dan yang paling parahnya adalah menuding
pemerintahan Presiden Joko Widodo melakukan konspirasi terhadap kasus yang
menimpa dirinya. Ada juga aksi mengintimidasi pemerintah melalui
tekanan-tekanan massa agar pemerintah tidak melakukan pengusutan lebih lanjut
terhadap kasusnya tersebut, dengan alasan bahwa dia adalah ulama.
Persoalannya adalah, apa keuntungan
pemerintah melakukan konspirasi untuk dirinya? Yang benar saja, kasus Habib
Rizieq itu kan kasus biasa aja, pornografi. Hanya saja, rasa malunya mungkin
tidak terpikul Habib Rizieq karena terlalu banyak memfitnah dan mengadili orang
lain dengan sebutan-sebutan "penjahat moral dan maksiat" melalui
organisasi binaannya FPI. Tak jauh berbeda dengan HTI yang dulu menyebut diri
anti-Pancasila, setelah di "gebuk" pemerintah, malah bilang
"kami bukan anti-Pancasila kok..".
Kalau kita percaya adanya
"karma", maka sebenarnya Habib Rizieq ini sekarang sedang
mengalaminya. Merasa diri sebagai orang suci dan paling agamais membuatnya
dengan mudah mencap orang lain "sesat", "kafir" atau
"penjahat moral", terakhir tuduhannya malah mengarah sendiri pada
dirinya.
Yang membuat saya semakin tidak
habis fikir adalah tentang sikapnya sebagai warga negara dalam menghadapi kasus
hukum yang menjeratnya, terkesan melawan dan tidak taat pada aturan.
Dulu
Melawan Joko Widodo, Sekarang Bertekuk Lutut
Ada sedikit yang aneh kemudian
setelah beliau ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, yakni Polda
Metro Jaya.
Ternyata Habib Rizieq memang tak
segarang kata-katanya saat bersama jutaan orang yang disebutnya sebagai peserta
aksi bela Islam berjilid-jilid itu, dan juga tidak segarang ceramah-ceramahnya
saat bersama para pengikutnya.
Sikapnya ini seolah-olah ingin mengadu
domba Polri dengan Presiden. Mereka berusaha menciptakan opini di publik bahwa
Polri seolah-olah memproses kasus Habib Rizieq tanpa koordinasi dengan Presiden
Joko Widodo.
Ini sangat kontradiktif dengan
statmen mereka saat berdemo dulu di DKI Jakarta, yang mengatakan bahwa Joko
Widodo melindungi Ahok melalui Polri dalam kasus tuduhan penistaan agama.
Merekapun kemudian tak segan meneriakkan "revolusi".
Garangnya mereka meneriakkan
"turunkan Joko Widodo" atau menuduh pemerintah "zolim" tak
segarang saat pimpinan mereka Habib Rizieq tersangkut kasus pornografi.
Justru sebaliknya, saat ini mereka
memohon kepada Presiden Joko Widodo agar memerintahkan Polri supaya
menghentikan kasus pornografi yang akan menyeret Habib Rizieq kedalam jeruji
besi dikemudian hari.
Apa mereka tidak tau malu lagi ya?
Bayangkan mau ditaro dimana muka Habib Rizieq sekarang, memohon belas kasihan
dari orang yang selama ini mereka zolimi dan fitnah? Walaupun keyakinanku
mengatakan bahwa tidak akan mungkin Pak Joko Widodo mengabulkan permohonan
mereka, karena baginya pelanggaran hukum tetaplah pelanggaran hukum yang harus
diproses sampai selesai seadil-adilnya, tanpa mengenal siapa dan berasal dari
kelompok mana, karena semua sama dimata hukum.
Situasi alamiah yang kemudian
menempatkan Habib Rizieq pada posisi dipermalukan saat ini dengan kasus lendir
yang dihadapinya.
Takkan lagi muluk-muluk akan
diangkat sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia, bahkan menunjukkan muka saja
saat ini sudah menjadi hal yang paling memalukan bagi dirinya. Konon lagi ada
yang menginginkannya sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia? Itu hanya mungkin
bagi kaum bumi datar seperti Jonru dan anggota FPI yang memang daya pikir
warasnya sudah mati karena kebencian dan fanatisme membabi butanya terhadap
Habib Rizieq!
Pesan saya, mengadili Habib Rizieq
bukan berarti mengkriminalisasi ulama. Membenci Habib Rizieq besera FPI atau
HTI juga bukan berarti membenci umat Islam.
EmoticonEmoticon