Habib Rizieq Bersama Tim Pengacaranya Saat Melakukan Pertemuan di Arab Saudi |
Siporsuk
Na Mamora - Bau busuk
mulut seorang Habib Rizieq sampai hari ini masih belum berhenti menebar
aroma-aroma kebusukan dan kebencian dikalangan masyarakat Indonesia, bahkan
saat dia tak lagi berada di Indonesia, tetap saja aroma bau busuk yang keluar
dari mulutnya terasa semakin menyengat.
Salah satu korban bau busuknya yang
kelihatan sangat kenttara adalah Ahok. Tentu saja bukan hanya beliau, yang
paling mirisnya adalah ketika banyak anak-anak di republik ini yang terpengaruh
oleh sifat-sifat intoleran ataupun perilaku a-moralnya yang dipertontonkan
dihadapan umum.
Kecenderungan untuk membenci mereka
yang non-muslim dan minoritas di republik ini semakin mengakar, ditambah lagi
dengan tindakan-tindakan anarkisme dan main hakim sendiri, tanpa menghiraukan
proses hukum senantiasa akan menjadi contoh buruk yang akan ditiru para
generasi setelah kita.
Tekanan kepada Ahok itu hanya
sebagian terkecil dari banyak kasus-kasus korban intoleransi. Katakanlah
seperti pelarangan beribadah, pelarangan pendirian rumah ibadah dan sampai pada
sweeping ataupun pembakaran rumah-rumah ibadah kaum minoritas di daerah-daerah
lain yang tidak di ekspos secara besar-besaran oleh media.
Inilah akibat yang akan tetap kita
warisi jika Habib Rizieq dibiarkan melenggang tanpa diproses hukum. Artinya,
para generasi muda sekarang akan menganggap bahwa tindakan-tindakan seperti
yang dilakukan Habib Rizieq adalah sebuah kebenaran, toh juga pemerintah diam
dan tidak menindak.
Hari ini, Habib Rizieq mengundang para
pengurus FPI dan Tim Kuasa Hukumnya ke Arab Saudi, dia menyerukan agar kasus
yang menimpa dirinya dihentikan, karena Ahok telah kalah Pilkada DKI Jakarta
dan telah dipenjara.
"Ahok sudah kalah di Pilkada,
sudah kalah di Mahkamah, sudah selesai. Jadi nggak perlu lagi melancarkan
politik balas dendam. Marah, murka panik, kalap. Nangkap aktivis, habib dan
ulama". Sumber : DETIK.com
Beiau juga mengancam dengan
menyebut agar pemerintah berhati-hati jika kasus terhadap dirinya tidak segera
dihentikan.
"Setop semua kasus yang ada
baik itu kasus yang menyangkut para ulama habib maupun yang menyangkut para
aktivis. Kalau pemerintah melakukan itu berarti ada iktikad baik untuk
membangun bangsa Indonesia. Tapi kalau terus menerus ulama ditekan, habib
ditekan, hati-hati. Nanti bisa jadi pemicu meletusnya kemarahan umat di
berbagai daerah. Saya tidak mau ini terjadi". Sumber : DETIK.com
Menciptakan opini agar seolah-olah
pemerintah mengkriminalisasi ulama jika menangkap Habib Rizieq adalah bentuk
lain dari provokasi terhadap masyarakat muslim Indonesia. Padahal, kalau boleh
jujur, ulama yang mana? Habib Rizieq sendiri yang bermasalah dengan hukum,
itupun murni karena kasus perbuatan asusila "chatting sex" bersama
Firza Husein, pelecehan Pancasila dan penodaan agama Kristen.
Pertanyaannya, apakah ada umat
muslim yang mau membela Habib Rizieq yang nyata-nyata telah mempermalukan umat
Islam sendiri? Apalagi masih menyebutnya sebagai ulama?
Menurut saya, membela Habib Rizieq
sama saja dengan mempermalukan umat muslim itu sendiri. Karena ulama itu
harusnya memberi contoh teladan yang baik bagi umatnya, bukan mempertontonkan
kemarahan dan kebencian terhadap masyarakat non-muslim, mengolok-olok Pancasila
dan agama Kristen, atau chatting sex dihadapan umum.
Apakah semua kasus pelanggaran
hukum ini harus dihentikan karena yang mekakukannya adalah seorang yang mengaku
ulama? Kufikir tidak boleh demikian, karena itu tidak adil. Pelanggaran hukum
tetaplah pelanggaran hukum yang harus ditindak lanjuti sampai tuntas! Tanpa
mengenal siapa dan agamanya apa.
Sejarah mencatatkan bahwa ulama
yang benar itu tidak akan melarikan diri untuk menghindari hukuman, justru
dengan tegar dan berani menghadapi hukuman untuk membuktikan bahwa apa yang
dilakukannya benar. Sangat berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Habib Rizieq.
Maka dari sini kita bisa menilai, bahwa yang dilakukannya adalah sebuah
kesalahan, karena itu dia melarikan diri ke Arab Saudi.
Ketakutan, itu sudah pasti, karena
dia memang melakukan kesalahan, hanya saja tidak mau mengakuinya agar tetap
terlihat bagai dewa yang suci dihadapan para pengikut-pengikutnya.
Ketakutan Habib Rizieq bisa
kawan-kawan lihat dari perubahan sikapnya sebelum dan sesudah di Arab Saudi.
Dulu teriak PEMERINTAH ZOLIM,
LAKNAT DAN ANTEK-ANTEK PKI atau LENGSERKAN JOKOWI!
Sekarang teriak KAMI TIDAK MEMUSUHI
PEMERINTAH ATAU POLISI!
"Kalau pemerintah mengambil
kebijakan yang bagus ya kita dukung. Kalau mereka mengambil kebijakan yang salah
kita kita kritisi terus, tanpa henti, apapun risikonya". Sumber :
DETIK.com
Tujuannya tidak lain hanyalah untuk
mengiba rasa kasihan dari Presiden Joko Widodo dan Polisi, dengan maksud agar
kedepan bisa menebar aroma bau busuk lagi dari mulutnya di Indonesia.
Pak Joko Widodo, gebukin aja dia
Pak... Sampe bonyok beserta para pengikutnya kalau boleh.
Salam sada roha dari Anak Medan. HORAS!
EmoticonEmoticon