Monday, May 22, 2017

Membela Habib Rizieq Sama Dengan Mencoreng Wajah Islam Indonesia di Mata Dunia

Habib Rizieq Bersama Tim Pengacaranya Saat Melakukan Pertemuan di Arab Saudi
Siporsuk Na Mamora - Bau busuk mulut seorang Habib Rizieq sampai hari ini masih belum berhenti menebar aroma-aroma kebusukan dan kebencian dikalangan masyarakat Indonesia, bahkan saat dia tak lagi berada di Indonesia, tetap saja aroma bau busuk yang keluar dari mulutnya terasa semakin menyengat.
Salah satu korban bau busuknya yang kelihatan sangat kenttara adalah Ahok. Tentu saja bukan hanya beliau, yang paling mirisnya adalah ketika banyak anak-anak di republik ini yang terpengaruh oleh sifat-sifat intoleran ataupun perilaku a-moralnya yang dipertontonkan dihadapan umum.
Kecenderungan untuk membenci mereka yang non-muslim dan minoritas di republik ini semakin mengakar, ditambah lagi dengan tindakan-tindakan anarkisme dan main hakim sendiri, tanpa menghiraukan proses hukum senantiasa akan menjadi contoh buruk yang akan ditiru para generasi setelah kita.
Tekanan kepada Ahok itu hanya sebagian terkecil dari banyak kasus-kasus korban intoleransi. Katakanlah seperti pelarangan beribadah, pelarangan pendirian rumah ibadah dan sampai pada sweeping ataupun pembakaran rumah-rumah ibadah kaum minoritas di daerah-daerah lain yang tidak di ekspos secara besar-besaran oleh media.
Inilah akibat yang akan tetap kita warisi jika Habib Rizieq dibiarkan melenggang tanpa diproses hukum. Artinya, para generasi muda sekarang akan menganggap bahwa tindakan-tindakan seperti yang dilakukan Habib Rizieq adalah sebuah kebenaran, toh juga pemerintah diam dan tidak menindak.
Hari ini, Habib Rizieq mengundang para pengurus FPI dan Tim Kuasa Hukumnya ke Arab Saudi, dia menyerukan agar kasus yang menimpa dirinya dihentikan, karena Ahok telah kalah Pilkada DKI Jakarta dan telah dipenjara.
"Ahok sudah kalah di Pilkada, sudah kalah di Mahkamah, sudah selesai. Jadi nggak perlu lagi melancarkan politik balas dendam. Marah, murka panik, kalap. Nangkap aktivis, habib dan ulama". Sumber : DETIK.com
Beiau juga mengancam dengan menyebut agar pemerintah berhati-hati jika kasus terhadap dirinya tidak segera dihentikan.
"Setop semua kasus yang ada baik itu kasus yang menyangkut para ulama habib maupun yang menyangkut para aktivis. Kalau pemerintah melakukan itu berarti ada iktikad baik untuk membangun bangsa Indonesia. Tapi kalau terus menerus ulama ditekan, habib ditekan, hati-hati. Nanti bisa jadi pemicu meletusnya kemarahan umat di berbagai daerah. Saya tidak mau ini terjadi". Sumber : DETIK.com
Menciptakan opini agar seolah-olah pemerintah mengkriminalisasi ulama jika menangkap Habib Rizieq adalah bentuk lain dari provokasi terhadap masyarakat muslim Indonesia. Padahal, kalau boleh jujur, ulama yang mana? Habib Rizieq sendiri yang bermasalah dengan hukum, itupun murni karena kasus perbuatan asusila "chatting sex" bersama Firza Husein, pelecehan Pancasila dan penodaan agama Kristen.
Pertanyaannya, apakah ada umat muslim yang mau membela Habib Rizieq yang nyata-nyata telah mempermalukan umat Islam sendiri? Apalagi masih menyebutnya sebagai ulama?
Menurut saya, membela Habib Rizieq sama saja dengan mempermalukan umat muslim itu sendiri. Karena ulama itu harusnya memberi contoh teladan yang baik bagi umatnya, bukan mempertontonkan kemarahan dan kebencian terhadap masyarakat non-muslim, mengolok-olok Pancasila dan agama Kristen, atau chatting sex dihadapan umum.
Apakah semua kasus pelanggaran hukum ini harus dihentikan karena yang mekakukannya adalah seorang yang mengaku ulama? Kufikir tidak boleh demikian, karena itu tidak adil. Pelanggaran hukum tetaplah pelanggaran hukum yang harus ditindak lanjuti sampai tuntas! Tanpa mengenal siapa dan agamanya apa.
Sejarah mencatatkan bahwa ulama yang benar itu tidak akan melarikan diri untuk menghindari hukuman, justru dengan tegar dan berani menghadapi hukuman untuk membuktikan bahwa apa yang dilakukannya benar. Sangat berbeda dengan sikap yang ditunjukkan Habib Rizieq. Maka dari sini kita bisa menilai, bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan, karena itu dia melarikan diri ke Arab Saudi.
Ketakutan, itu sudah pasti, karena dia memang melakukan kesalahan, hanya saja tidak mau mengakuinya agar tetap terlihat bagai dewa yang suci dihadapan para pengikut-pengikutnya.
Ketakutan Habib Rizieq bisa kawan-kawan lihat dari perubahan sikapnya sebelum dan sesudah di Arab Saudi.
Dulu teriak PEMERINTAH ZOLIM, LAKNAT DAN ANTEK-ANTEK PKI atau LENGSERKAN JOKOWI!
Sekarang teriak KAMI TIDAK MEMUSUHI PEMERINTAH ATAU POLISI!
"Kalau pemerintah mengambil kebijakan yang bagus ya kita dukung. Kalau mereka mengambil kebijakan yang salah kita kita kritisi terus, tanpa henti, apapun risikonya". Sumber : DETIK.com
Tujuannya tidak lain hanyalah untuk mengiba rasa kasihan dari Presiden Joko Widodo dan Polisi, dengan maksud agar kedepan bisa menebar aroma bau busuk lagi dari mulutnya di Indonesia.
Pak Joko Widodo, gebukin aja dia Pak... Sampe bonyok beserta para pengikutnya kalau boleh.
Salam sada roha dari Anak Medan. HORAS!

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon