Foto Diambil dari Berbagai Sumber |
Siporsuk Na Mamora -
Sungguh ironi ketika kita melihat sikap dari Kepolisian Daerah Metro Jaya yang
terkesan mendiamkan dan berpura-pura tidak melihat kenyataan atas adanya
instruksi pembakaran karangan bunga ucapan semangat dan cinta masyarakat kepada
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta Djarot yang ditempatkan di Jalan
Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat oleh para buruh pada aksi "May
Day" (1/5/2017) beberapa hari yang lalu.
Kesan
tidak mau tau ini sangat janggal ketika Polda Metro Jaya beralasan
"seolah-olah" tidak melihat dan mengetahui adanya instruksi
pembakaran secara langsung dari orator kelompok buruh pada saat melakukan aksi
May Day yang bertempat di depan Kantor Balai Kota DKI Jakarta.
Alasan
diatas sangat tidak tepat, apalagi alasan-alasan ini keluar dari pihak
kepolisian seperti diberitakan dalam media KOMPAS.com
ini. Tak seharusnya Polisi mengeluarkan alasan seperti itu, terlebih karena
Polisi merupakan alat negara yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan segenap
masyarakat Indonesia yang diperlengkapi dengan segala fasilitas dan badan-badan
khusus, seperti badan intelijen dan tim ahli forensik.
Jangankan
dengan bantuan para intelijen dan tim forensik, kita sebagai masyarakat awam
bisa melihat, mendengar dan mengetahui siapa yang memerintahkan massa buruh
untuk melakukan pembakaran, dari kelompok buruh yang mana serta siapa saksi
yang bisa dimintai keterangan terkait aksi pembakaran karangan bunga tersebut.
Sudah
sangat jelas kelihatan di depan mata masyarakat luas melalui tayangan video
yang bisa dilihat di situs YOUTOBE.com
ini.
Untuk
sekedar membuka mata masyarakat dan pihak kepolisian dalam kasus dugaan adanya
instruksi pembakaran karangan bunga Ahok-Djarot, saya paparkan beberapa fakta
dibawah ini sesuai dengan kemampuan analisis saya sebagai orang awam.
1. Perintah Pembakaran Bunga
Ahok-Djarot Berasal Dari Mobil Komando Aksi Buruh
Dalam
tayangan video aksi pembakaran diatas yang telah menjadi viral di media sosial,
kita bisa dengan jelas mendengar bahwa perintah untuk membakar karangan bunga
Ahok bersumber dari mobil komando aksi buruh.
Ini
penggalan isi kalimat perintah untuk membakar karangan bunga Ahok yang
diinstruksikan sang orator provokatif kepada massa aksi buruh.
"...
Kita katakan bahwa Balai Kota harus bersih, Balai Kota harus bersih dari sampah
(karangan bunga) yang tidak jelas ini. Ini sampah kawan-kawan, jangan - suara
tidak jelas - sampah!
Kita
bakar hari ini, kita bersihkan siang ini. Hidup buruh! Hidup buruh!
Jadikan
satu, jadikan satu, jadikan satu kawan, jadikan satu tumpukan! Kita bersihkan
Balai Kota dari ucapan-ucapan yang nggak jelas! Dari ucapan-ucapan yang belum
legowo! Dari ucapan-ucapan yang belum move on! Udah kalah tau!..."
Pertanyaan
yang muncul kemudian adalah, siapakah orator pemberi perintah untuk membakar
karangan bunga Ahok tersebut? Silahkan lihat terlebih dahulu foto yang sudah
saya nomori diatas.
Gambar
nomor 1 menunjukkan orator provokatif yang memberi perintah untuk mengumpulkan
dan lalu membakar karangan bunga Ahok. Atribut yang dipakai oleh sang orator
sama persis sama dengan atribut yang dipakai massa aksi pada gambar mor 3.
Hal
ini menunjukkan bahwa orator adalah bagian dari organisasi F SP LEM SPSI.
Untuk
lebih jelas, perhatikan gambar nomor 2 dan nomor 5. Hal ini menunjukkan dengan
jelas bahwa mobil komando yang dipakai sang orator untuk memberi perintah
pembakaran bunga Ahok adalah mobil komando F SP LEM SPSI (Federasi Serikat
Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).
Dalam
gambar nomor 4, terlihat seseorang berdiri di atas mobil komando yang sama
dengan yang digunakan sang orator provokatif yang ada di gambar nomor 1.
Manusia berambut putih yang sedang berorasi sambil mengacungkan tangan meninju
ke arah langit ini adalah tak lain adalah Sekretaris Jenderal DPP F SP LEM
SPSI, Ir. Idrus, MM.
Untuk
melihat struktur kepengurusan DPP F SP LEM SPSI, silahkan lihat di situs resmi FSLEMSPSI.or.id ini.
2. Saksi Yang Patut Dimintai
Keterangan Perihal Instruksi Pembakaran Bunga Ahok
Ada
beberapa orang yang menurut saya layak dimintai keterangan, antara lain :
Pertama,
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Jupan Royter. Dalam keterangannya
di berita yang dirilis KOMPAS.com
ini, beliau mengatakan dengan tegas bahwa instruksi atau ajakan untuk membakar
karangan bunga Ahok berasal dari mobil komando lembaga buruh F SP LEM SPSI yang
sedang berunjuk rasa.
"Oknum
(Instruksi pembakaran) udah jelas dari mobil komando. Kan ada ajakannya. Ada
pasti dong ada rekamannya"
Kedua,
Ir. Idrus, MM yang tak lain adalah Sekjen DPP F SP LEM SPSI yang juga berada
ditempat. Beliau mengambil alih mobil komando setelah pembakaran karangan bunga
berlangsung.
Maka
untuk itu, beliau tau persis siapa oknum yang sebelumnya memegang kendali mobil
komando, yaitu sang orator provokatif yang memberikan instruksi penumpukan
sampai pembakaran karangan bunga Ahok.
3. Bukti Video Instruksi
Pembakaran Karangan Bunga Ahok
Saya
telah mengecek beberapa video yang digunakan media-media mainstream, semuanya
memang tidak memuat dengan lengkap, terkhusus video orator yang berisi ajakan
dan instruksi pembakaran bunga Ahok. Mungkin ada alasan-alasan khusus sehingga
media-media mainstrim memotong videonya.
Tetapi
ada vidio yang lengkap memuat detik-detik sebelum dan sesudah api di tumpukan
karangan bunga membubung ke langit. Keasliannya tidak diragukan lagi, hal ini
dibuktikan dengan kesesuaian antara suara dalam video dan gerakan sang orator.
Selain
itu, keaslian video ini juga menjadi semakin akurat karena sejalan dengan
keterangan yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta
Jupan Royter yang telah saya tuliskan di atas.
Tonton
video yang sudah menjadi viral di jagat media sosial dibawah ini. Video
tersebut bersumber dari YOUTOBE.com
yang diposting oleh akun bernama Ziendoo Sang Pelaut.
Pengusutan
kasus pembakaran ini menjadi penting, karena telah melakukan pengrusakan dan
menimbulkan keresahan warga. Lagipula, aksi ini tidak sesuai konteks aksi buruh
saat itu. Terlebih bunga tersebut tidaklah menjadi pengahalang aksi.
Aksi
pembakaran ini menjadi semakin serius karena diduga ada dugaan politisasi
buruh, perbuatan anarkis dan terlebih adanya kemungkinan kebencian yang
mendalam antar pendukung Ahok atau Anies pada Pilkada DKI Jakarta yang lalu.
Dugaan
ini bukan tanpa alasan. Bunga yang dibakar para buruh adalah bunga ucapan
semangat dan juga cinta masyarakat kepada Ahok-Djarot yang kalah dalam
kontestasi Pilkada DKI Jakarta pada putaran kedua. Sedangkan yang membakar
karangan bunga tersebut adalah buruh yang tergabung dalam F SP LEM SPSI, yang
tak lain adalah pendukung Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta. Untuk
memastikannya, silahkan baca artikel dalam situs resmi F
SP LEM SPSI.or.id ini.
Untuk para buruh yang
terlibat aksi pembakaran tersebut, saya sarankan untuk melamar secepatnya
menjadi tim oranye (PPSU) Pemprov DKI Jakarta. Agar bisa leluasa membersihkan
pekarangan Balai Kota DKI Jakarta, apalagi anda akan diberi gaji oleh
Ahok-Djarot diatas UMP DKI Jakarta 2017.
EmoticonEmoticon