Tampilan Situs Tempo.co Setelah Diretas Hacker |
Siporsuk Na Mamora -
Penahanan Ahok sepertinya tidak hanya mencuri perhatian masyarakat yang
tergerak untuk menyuarakan pembebasan Ahok melalui gerakan-gerakan di dunia
nyata saja. Namun, juga mengundang perhatian dan empati para orang-orang yang
hidup dan ahli dunia internet.
Dunia
kita memang sedang berevolusi, jaringan internet telah mengambil peran penting
kehidupan manusia dalam menyuarakan aspirasi dan kreativitasnya masing-masing.
Perobahan
ini sangat membantu sekaligus menambah ruang bagi kehidupan manusia, ada banyak
manfaatnya, terutama tentang efisiensi penyampaian pesan antara manusia dengan
manusia yang lain, tak mengenal batas jarak dan waktu.
Terkhusus
dalam dunia pemberitaan, kehadiran jaringan internet sangat mempengaruhi
penyebaran berita dan informasi yang ingin disampaikan kepada publik.
Situs
majalah berita tempo.co merupakan situs terkemuka yang ada di Indonesia.
Majalah berita ini sangat terkenal sejak awal berdirinya yang di sutradarai
oleh Gumawan Huhammad, seorang penulis senior dan sudah banyak makan asam dan
garam dunia jurnalistik, bahkan tak hanya setingkat Indonesi, kemampuannya juga
sudah diakui dunia Internasional.
Namun
sayang, majalah berita ini saat ini tak lagi sebagus yang dulu dimasa awal-awal
kemunculannya.
Kita
sangat ingat sekali bahwa majalah berita ini dulu sangat disenangi masyarakat
karena gencar memberitakan berita yang tidak dapat dilihat masyaraka umum, atau
dengan kata lain selalu memberitakan berita peristiwa yang berusaha
ditutup-tutupi pemerintahan Orde Baru. Disitulah awal mulanya naiknya
eksistensi majalah berita ini. Eksistensi mereka sekaligus menjadikan majalah
berita ini sebagai penentu pembentukan opini di masyarakat.
Sekarang
sangat berbeda ceritanya dengan masa lalu, bahkan beberapa kali situs ini terkesan
syarat dengan pemberitaan yang sengaja dipesan oleh orang-orang yang
berkepentingan, dan mendisain beritanya seolah-olah sedang mengkritisi
pemerintahan, tapi ternyata banyak yang tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya. Boleh dibilang, sudah kehilangan jati diri pemberitaannya sendiri.
Dalam
ruang lingkup yang lebih kecil, majalah berita Tempo dengan situs resmi
tempo.co ini sering menyajikan pemberitaan yang selalu menyerang kebijakan Ahok
yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Baik soal reklamasi dan
soal korupsi e-KTP yang baru-baru ini membuming dimasyarakat Indonesia.
Semua
masyarakat tau kala itu, saat pembahasan proyek e-KTP di Komisi II DPR RI yang
didalamnya juga ada Ahok, Ahok adalah orang yang sangat vokal dalam mengkritisi
rumusan proyek tersebut. Jadi mustahil kalau Ahok menerima uang korupsi dari
dana proyek e-KTP tersebut. Jangankan menerima, mungkin tidak akan ada orang
yang berani menawarkan uang korupsi tersebut kepada Ahok, karena tau bakalan
ditolak mentah-mentah!
Namun,
majalah berita Tempo dalam satu edisi yang menyoroti korupsi e-KTP menempatkan
foto Ahok di sampul depannya, seolah-olah Ahok ikut menerima uang tersebut.
Padahal jelas-jelas dalam surat dakwaan saksi korupsi dana e-KTP tidak ada
menyebutkan nama Ahok.
Hal
serupa -pemberitaan wah dan menggelegar- malah tidak dilakukan pemberitaan
terhadap pelaku-pelaku korupsi yang lain, seperti Setya Novanto, dkk. Ini aneh
kan?
Kasus
di atas masih sebagian kecil, yang lain masih banyak yang belum saya sebutkan.
Kembali
ke fenomena Ahok yang banyak menarik simpatik dan empati masyarakat dunia,
segenap lintas profesi dan kedudukan. Mulai dari masyarakat ekonomi paling
rendah sampai masyarakat ekonomi paling tinggi. Mulai dari masyarakat biasa
sampai para pejabat tinggi.
Kenapa
animo masyarakat sangat tinggi terhadap kasus yang menjerat Ahok? Itu karena
Ahok adalah orang yang jujur dan tulus bekerja untuk bangsa ini melalui jabatan
yang dia tempati, itu tidak hanya sekarang saja, bahkan semenjak dia terjun
dalam dunia politik. Tak ada hal yang lebih penting baginya selain melayani
masyarakatnya.
Semua
pengabdian, kerja keras, kejujuran dan ketulusannya melayani dan mengabdikan
diri untuk rakyat dan bangsa Indonesia seolah-olah tidak bermakna sedikitpun
bagi penegak hukum Indonesia yang baru-baru ini menjebloskannya kedalam
penjara. Pembelaan dan kesaksiaannya dihitung NOL oleh hakim PN Jakarta Utara.
Disisi
yang lain, ada Habib Rizieq yang nyata-nyata telah menistakan agama Kristen,
berbuat onar bersama kelompoknya. Mereka-mereka inilah yang selama ini menekan
dan mengintervensi pengadilan dan kepolisian agar segera memenjarakan Ahok atas
kasus dugaan penistaan agama Islam. Tak segan-segan, mereka melebeli Ahok
dengan sebutan Kafir dan tidak pantas memimpin Jakarta yang mayoritas beragama
Islam. Ego mayoritas mereka mainkan disini untuk menekan kaum minoritas.
Dasar
yang mereka pegang teguh adalah unsur ketidak sukaan dan rasis. Karena hal itu
sajalah yang bisa memancing emosi kelompok-kelompok agamais fundamentalis di
negeri ini.
Ternyata,
polisi dan pengadilan tidak seberani saat mengadili Ahok untuk menangkap Habib
Rizieq yang juga berstatus sebagai terlapor.
Setelah
semua tekanan dan kasus-kasus yang dituduhkan kepada Ahok, saat ini secara
tiba-tiba majalah berita Tempo dan Gunawan Muhammad berbalik arah, entah
pura-pura bersimpati dan berempati kepada Ahok atau sekedar untuk mengambil
momen agar masyarakat tertarik kembali kepada media ini dengan memanfaatkan
tingginya animo masyarakat dunia terhadap Ahok. Hanya Tuhan dan pemiliknya yang
tau.
Kedua
fakta inilah yang membuat Hacker geram dan marah terhadap majalah berita Tempo.
Tepat
tengah malam pergantian hari Rabu (10/5/2017) dan hari Kamis 911/5/2017) ini,
terlihat situs resmi majalah berita Tempo.co diretas para hacker yang
bersimpati terhadap Ahok.
Hacker
yang mengatas namakan diri Rizeq Shihab ini kemudian membubuhkan foto Habib
Rizieq yang sedang orasi pada saat demo menuntut ahok membubuhkan pesan
singkat, yaitu "BEBASKAN AHOK".
Seolah-olah ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia, bahwa Habib
Rizeq yang menyuarakan itu.
Aksi
peretasan ini juga sekaligus menyampaikan pesan kepada majalah berita Tempo
yang selama ini giat menyerang dan memburuk-burukkan Ahok agar kedepan Tempo
memberitakan berita yang benar dan jangan sibuk menjelek-jelekkan Ahok yang
dinilai sebagai pemimpin yang jujur dan anti korupsi.
Selamat
untuk hacker "Rizieq Shihab", aksimu mewakili rasa dongkol seluruh
masyarakat atas pemberitaan majalah berita Tempo selama ini.
EmoticonEmoticon