Amien Rais Beserta Habib Rizieq Saat Orasi |
Saya meyakini, semua pengalaman itu jarang didapatkan oleh manusia manapun, dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, mungkin hanya 5 atau 10 orang saja yang mendekati pengalamannya bapak.
Tapi satu hal, mungkin anda bisa saja tau tentang banyak hal yang lebih luas, tapi lupa dengan hal yang sederhana. Untuk itu saya ingin menasehati bapak. Jikapun tidak bapak suka dan tidak berkenan karena mulut yang berucap atau jemari yang menuliskan artikel ini hanyalah milik orang kecil dan masih muda, namun saya tetap akan menuliskannya untuk bapak.
Yang mau saya sampaikan adalah, "Masa tua adalah masa menikmati hidup, bermain bersama cucu, dan jadi negarawan penjaga tiang-tiang cita-cita kemerdekaan, khususnya cita-cita kebhinnekaan kita. Bukan lagi masa turun kejalan dengan semangat yang bapak sebut perjuangan aksi bela negara NKRI tetapi nyatanya malah merongrong kesatuan dan kebhinnekaan kita dengan isu politik identitas agama yang bapak beserta kelompok bapak lemparkan kemuka publik, ditambah lagi isu keterlibatan bapak dalam korupsi dana alkes di Kementerian Kesehatan era Pemerintahan SBY".
Nasehat diatas sebenarnya sudah sangat saya persingkat dari sekian banyak yang ingin saya sampaikan kepada bapak, agar bapak bisa membacanya dan ingat. Saya takut kalau terlalu panjang, nanti bapak malah cepat lupa, berhubung dengan faktor umur yang sudah tidak muda lagi alias udzun yang berakibat pada melemahnya daya ingat.
Melihat tindak-tanduk dan sikap bapak akhir-akhir ini yang menurut saya semakin "aneh", saya kemudian bertanya, apakah itu sepenuhnya diatas kesadaran bapak? Karena biasanya, menurut para ahli kesehatan, semakin tua umurnya membuat manusia bisa bertingkah kembali seperti anak-anak. Pengen main-main dan sensitifitas semakin tingi, aetinya gampang tersinggung, ingin perhatian lebih dan bisa jadi gampang pula di angkat-angkat atau dalam bahasa di Medan kami sebut " gampang diumbang-umbang atau dipanggar-panggar".
Apa mungkin itu yang terjadi pak?
Bisa jadi hal semacam ini yang terjadi dengan bapak saat ini, sehingga bapak juga lupa dengan kode etik Pimpinan KPK.
Bapak, cari perhatian atau cari teman main jangan sama KPK-lah pak, apalagi minta ketemuan segala dengan alasan ingin memenyebut dua nama orang besar yang tidak pernah tersentuh hukum kasus korupsi di negeri ini. Alasan klasik, padahal isinya ingin melobi agar kasusnya dimaafkan dan dilupakan oleh masyarakat di republik ini. Jika mau mengungkapkan siapa-siapa yang koruptor itu, baik orang biasa atau orang besar, ya... melalui proses dan mekanisme yang tepat dong pak..., kan ada jalur pengaduan masyarakat di KPK, kenapa tidak menggunakan jalur itu? Dan kenapa pula pas kasus anda terungkap baru mau ngomong? Mau main catur-caturan ya pak... HaHaHa. Atau begini saja pak, simpan aja dulu nama-nama itu, nanti sebutkan saat diperiksa atay setelah dijadikan saksi dipengadilan tipikor. Cocok bapak kira?
Ingat pak, pimpinan KPK punya kode etik yang sangat ketat. Bayangkan sama pejabat aja harus sesuai aturan, apalagi mau jumpa sama orang yang terkait erat dengan kasus korupsi yang berpotensi jadi tersangka?
Memang main-main sama KPK itu tidak ada enak-enaknya pak... Seram ku bilang. Itulah dia pak... Makanya jangan korupsi.
Sabar aja pak kalau ditolak ketemu dengan pimpinan KPK, karena itu memang sangat tidak etis.
Tapi, kalau ketemu sama penyidik KPK, kelihatannya itu sudah suatu hal yang pasti, melihat keterlibatan bapak melalui alira dana sebesar Rp 600jt ke rekening bapak yang disebutkan oleh Jakasa KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta saat sidang Siti Fadilah, Menteri Kesehatan era SBY yang saat ini berstatus sebagai tersangka kasus korupsi dana pengadaan alat kesehatan (alkes) tahun 2005.
Terakhir pak...
Saya prihatin dengan kata pengantar yang bapak sampaikan di buku berjudul "Usut Tuntas Dugaan Kasus Korupsi Ahok" yang secara tidak langsung memfonis Ahok benar-benar telah melakukan korupsi.
Kabar baiknya, bapak bersama auditor senior BPK yang getol menyebut Ahok melakukan korupsi itu, sekarang malah tersangkut kasus korupsi. Yang satunya telah resmi ditahan KPK, sekarang rakyat tinggal menunggu perkembangan kasus yang mungkin akan menyeret bapak kedalam jeruji besi.
Sayang sekali, Ahok malah clear sampai sekarang dari kasus korupsi, hanya saja dia secara terhormat harus mendekam didalam penjara selama 2 tahun karena politisasi agama yang bapak mainkan bersama FPI di Pilkada DKI Jakarta beberapa bulan yang lalu.
Nasehat terakhir pak... "Jangan ditiru Habib Rizieq yang melarikan diri ke Arab ya pak... Itu contoh yang tidak baik. Bapak harus mempertanggungjawabkannya dan menghadapinya secara jantan demi hukum!".
Salam sada roha dari Anak Medan. HORAS!
EmoticonEmoticon