Raja Sisingamangaraja XII |
Menguasai narasi sejarah adalah bentuk propaganda dalam melancarkan tujuan penolakan terhadap Pancasila, yang artinya untuk memuluskan masuknya ide Khilafah dan pembentukan negara Islam Indonesia.
Klaim agama para tokoh-tokoh central nusantara tak hanya terjadi baru-baru ini saja. Sebenarnya telah lama terjadi, hanya saja baru kali ini cukup disorot.
Klaim seperti ini juga sudah terjadi terhadap para pahlawan-pahlawan tradisional sejak dulu. Salah satu contoh adalah klaim terhadap Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII.
Sebagai orang yang memiliki garis keturunan dari Raja Sisingamangaraja, saya sering merasa "geli" mendengar beberapa pendapat dari para akademisi -yang katanya telah melakukan penelitian- tetang agama yang dianut oleh leluhur kami ini, lalu mengambil sebuah kesimpulan bahwa Raja Sisingamangaraja XII adalah penganut agama Islam.
Kesimpulan yang mengatakan Raja Sisingamangaraja XII ini beragama Islam sangat dangkal dan tidak memiliki dasar sama sekali. Contohnya hanya karena memakai huruf arab jawi dalam stempel resmi kerajaan, memakai penanggalan Hijriyah dan menjalin hubungan harmonis dengan kerajaan Aceh maka mereka menyimpulkan bahwa agama yang dianutnya adalah agama Islam.
Mari berfikir sederhana, jika sekarang kita semua memakai huruf Romawi dan penaggalan Masehi, apakah dengan begitu, lantas kita semua beragama Katolik atau Kristen?
Begitulah yang terjadi dulu. Di nusantara, kita dulunya mengenal huruf arab jawi dan penanggalan Hijriyah. Bahkan tulisan dan penanggalan itu sudah menjadi tulisan dan penanggalan Internasional di wilayah nusantara layaknya seperti bahasa Inggris dan atau tulisan Romawi dan penanggalan Masehi sekarang ini.
Semua orang sudah tau apa yang saya tuliskan di atas...
Yang paling terpenting sebenarya, apa maksud dibalik narasi Islamisasi yang saat ini gencar dilakukan orang-orang yang kita sebut dengan kaum Islam radikal? Yang membenarkan segala sesuatu meski tak logis dan tak masuk akal dan terlebih tak memiliki bukti sama sekali? Bahkan membenarkan untuk membunuh manusia lain demi mendirikan negara berdasarkan agama seperti yang dilakukan oleh kaum ektrimis Isis di Syiriah dan Iraq.
Membentuk narasi Islamisasi terhadap para tokoh sentral nusantara dan para pejuang kemerdekaan adalah strategi untuk membentuk opini bahwa kemerdekaan Indonesia yang kita cintai ini hanya diperjuangkan oleh orang-orang Islam. Dengan begitu, akan muncullah legitimasi bahwa perjuangan me-negara Islamkan Indonesia adalah suatu keharusan. Dan bagi yang lain, itu berubah menjadi tuntutan untuk membalas jasa.
Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang terjajah oleh kebudayaan lain dan terjajah oleh agama. Mereja lupa bahwa banyak juga pejuang kemerdekaan yang belum memiliki agama seperti yang kita kenal sekarang, yang berarti bahwa mereka juga layak mewarisi tanah ibu pertiwi ini.
EmoticonEmoticon