Sunday, September 17, 2017

Sindiran Prabowo Dibalas Jokowi Dengan Pamer Kebahagiaan Bermain Bersama Cucu, Prabowo Cucunya Mana?

Tags

Orasi Prabowo di aksi 169 Bela Rohingya
Siporsuk Na Mamora - Harus kita akui bahwa Joko Widodo, Presiden RI yang berbadan kurus dan cungkring itu memiliki cara tersendiri dalam menjawab tuduhan-tuduhan yang selalu mendiskreditkan apapun yang dikerjakannya untuk bangsa ini, baik dari para pembenci ataupun lawan-lawan politiknya yang sedari awal tidak menyukai segala ide-ide dan kerja-kerjanya untuk membangun bangsa ini. Cara ini lazim disebut dalam dunia politik sebagai teknik komunikasi politik.

Setelah saya mengenal Jokowi, arti dari teknik komunikasi politik yang saya sebut diatas tidak lagi semata hanya tentang bagaimana caranya lobbying, bagi-bagi kursi, membangun kesepakatan politik atau sebatas mencari simpatik rakyat. Pengertian itu telah berkembang seiring kepemimpinan gaya baru yang diperkenalkan oleh Jokowi kepada kita.

Bagi Jokowi, bekerja itu adalah tugas kita sebagai manusia, "kerja, kerja, kerja! Itulah tugas kita" katanya.

Teknik komunikasi politik gaya baru yang diperkenalkan Jokowi ini sangat up-date, ramah dan sesuai dengan perkembangan jaman di era teknologi saat ini. Saya tidak tau menamainya, tapi yang pasti dengan membaca artikel ini sampai akhir, kalian akan mengerti seperti apa itu komunikasi politik gaya baru ala bapak Presiden RI Joko Widodo.

Satu tindakan atau sikap yang sangat keji jika kita menuduh orang pencitraan karena membantu seaeorang. Begitulah yang dilakukan Prabowo kepada pak Jokowi beberapa hari lalu.

Prabowo, pada kesempatan memberi orasi di aksi nomor togel 169 bela Rohingya di Patung Kuda dan Bundaran HI yang dilaksanakan pada hari Jum'at 16 September 2017, menuduh pemerintah Indonesia yang Presidennya adalah Jokowi hanya melakukan pencitraan semata dalam upaya pengiriman bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh, yang sampai hari ini telah terlaksana sebanyak 6 tahapan atau gelombang.

Kita tahu, atau mungkin tidak banyak yang tahu karena gerakannya sengaja dibuat tersembunyi, bahwa Presiden RI selama satu tahun penuh telah melaksanakan upaya-upaya kongkrit dalam upaya ikut terlibat menangani penyelesaian konflik komunal yang terjadi di Rhakine State, Myanmar. Pemerintah sengaja tidak menggembar-gemborkan strategi itu kepada publik selama ini hingga kelihatanlah hasilnya setelah Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI yang adalah satu-satunya perwakilan dari negara se-Asia Tenggara yang bisa duduk bersama dengan Aung San Suu Kyi dan Jenderal Senior Min Aung Hlaing secara terpisah untuk membicarakan penyelesaian atau penanganan krisis yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Kalau bukan ada upaya kongkrit sebelumnya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, mana mungkin hal semacam itu terjadi? Terlebih ketika saat ini bahwa Indonesia adalah negara satu-satunya yang dipersilahkan pemerintah Myanmar masuk memberi bantuan kemanusiaan. Sampai disini, Indonesia sukses memainkan perannya di ASEAN, sebagai corong komunikasi penyelesaian konflik Rohingya dan sekaligus corong memberi bantuan kemanusiaan.

Baca juga : Tak Hanya Menyebar Hoax, Kini Tifatul Sembiring Coreng Wajah DPR-RI Sebagai Lingkaran Transaksi Informasi Hoax!

Dengan upaya-upaya yang tentu saja tidak mudah itu, yang sudah sukses terlaksana oleh pemerintah RI dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo, tetap saja ada suara-suara sumbang yang tidak lebih hanya sekedar retorika belaka dari beberapa orang pembenci Jokowi. Kali ini datang dari capres abadi Prabowo, suara itu tidak lain hanya bertujuan untuk sekedar mengisi telinga para pengikutnya yang sudah buta dan tuli terhadap kesuksesan-kesuksesan kerja keras Jokowi selama ini.

Ibarat kata, "jaga langganan" kalau istilah kami di Medan. Nah.... Kalau sudah begitu, yang pencitraankan yang teriak pencitraan itu sendiri dong? Iya-iyalah! Orang tujuannya supaya terlihat peduli saja, dan biar dianggap lebih punya kemampuan dari Jokowi, padahal sebenarnya tindakannya nol, taunya hanya teriak-teriak mengecam saja. Jokowi bilang, "tidak ada gunanya kalau hanya terial mengecam saja." Sampai disini ada yang tidak sepakat? Kufikir semua sepakat ya?

Apakah Jokowi menanggapinya dengan statmen juga? Tidak dong. Karena Jokowi tau, kalau urusan teriak-teriak dan kecam-mengecam pasti dia kalah banyak dari kelompok sebelah. Menangnya pak Jokowi itu hanya soal tindakan kongkrit. Dalam bahasanya Jokowi sendiri disebut "kerja, kerja dan kerja!".

Kembali soal tugas kita sebagai manusia yang adalah bekerja, maka hematnya pak Jokowi, tidak ada guna menanggapi hal-hal dan tuduhan-tuduhan miring yang ditujukan kepadanya, mari bekerja saja, toh juga rakyat sudah pintar menilai mana yang bekerja dengan serius dan mana yang hanya ngomong saja tanpa ada tindakan.

Baca juga : Strategi Politik Busuk Dibalik Kemenangan Anies-Sandi

Jika banyak pendukung sebelah mendukung pernyataan Prabowo yang menyebut Jokowi hanya bertujuan untuk pencitraan saja dalam mengirim bantuan ke etnis Rohingya, sampai-sampai viral dimana-mana, seolah-olah mereka sedang ejalulasi. Maklum saja, mungkin hanya sebatas itu yang bisa membuat mereka merasa terhibur dengan segala kegagalannya. Sama seperti junjungannya yang selalu gagagal. Gagal di dinas keprajuritan, gagal membina keluarga dan gagal menjadi presiden.

Hebatnya Jokowi itu, ketika dia di hujat, di ditnah dan yang terbaru dituduh pencitraan karena mengirim bantuan kemanuaiaan ke etnis Rohingya, dia justru mengajarkan kita agar tetap jangan lupa merayakan kebahagiaan bersama keluarga. Kali ini beliau kasih postingan di fanspagenya yang lagi bahagia bermain bersama dengan sang cucu.

Pasti orang yang lagi kecam-mengecam, teriak pencitaan kejang-kejang ditempat tidur, nangis-nagis meratapi kegagalannya dalam membangun sebuah keluarga, dan belum juga punya cucu.

Tau aja pak Jokowi bahwa orang yang menuduhnya pencitraan dan menghujatnya takkan bisa mendapatkan dan menikmati kebahagiaan yang sama seperti yang sedang dinikmatinya.

Salam sada roha dari Anak Medan. HORAS!

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon