Kumpulan Berita Terkait Isu PKI/By : Relawan Kuraih |
Isu PKI masih saja menjadi konsumsi pokok
beberapa pendukung politik dan partai politik tertentu di Indonesia.
SMRC secara berani membuat suatu penelitian
khusus soal isu PKI, dan hasilnya sangat mencengangkan... Ternyata menurut
SMRC, isu kebangkitan PKI dimobilisasi oleh partai tertentu, yaitu Gerindra dan
PKS. Wew...
Menaikkan isu kebangkitan PKI dan menciptakan
kegaduhan dengan upaya-upaya penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama dan rumah
ibadah, rasanya ini seperti upaya setali silang yang akan selalu dimassivekan
hingga 2019. Mungkin ada oknum intelektualnya di balik kejadian-kejadian dan
kebangkitan dua isu utama di atas.
Memobilisasi isu kebangkitan PKI ditambah
meningkatnya serangan terhadap tokoh agama dan rumah ibadah akan menyempurnakan
tuduhan serta menciptakan "frame" bahwa pemerintah sekarang - Joko
Widodo - gagal memimpin dan membenarkan bahwa di era ini PKI memang ada.
Inilah yang harus kita waspadai dan harus dipandang
secara kritis.
Ada teori politik yang secara sederhana
analoginya begini, "ibarat seorang peneliti, dia menciptakan virus, lalu
menyebarkannya ke manusia hingga semua terjangkit virus tsb, kemudian di akhir
tampil seolah menjadi pahlawan pemberi obat penawar kepada manusia."
Setelah di amat-amati, begitulah kita
memahami kasus ini,
Tuduhan Jokowi dalah PKI kini sudah tak lagi
begitu seksi, meskipun hemat saya berpendapat bahwa tuduhan tersebut akan
semakin di massivekan dan diperluas kepada PDI-P sebagai partai tempat Jokowi
bernaung dan kepada para pendukung memerintah hingga 2019 mendatang. Sekali
Jokowi salah langkah/terpeleset, habislah di bully lagi, di demo lagi dengan
demo berjilid seperti Ahok dulu.
Dibelakang ada yang malu-malu melirik dan mengamati,
membuat kebijakan "konyol" di Ibu Kota, yang penting rame di media.
Ada juga statemen yang di atur dengan rapih kata per-kata - nggak penting isi
dan kualitas kata-katanya, yang penting panjang dan indah di dengar orang-orang
tolol itu - yang bertujuan agar publik menyalahkan Jokowi, dan kebijakan
pemimpin Ibu Kota terdahulu. Sesekali mengatur posisi sebagai orang yang
terzolimi oleh Jokowi, kemudian pasang muka-muka kasihan dan berdiam sementara
meninggalkan kebiasaan dengan kata-kata indah + "konyol" itu.
Setelah itu, di dalam istana telah ada
serigala tua bertengger, yang siap menggerogoti Pak Dhe dan membuat suasana
tidak kompak, dan tak malu-malu lagi menyahuti dan selalu memberi tepukan
tangan kencang setiap kebijakan anak asuhnya di Ibu Kota meski
"konyol", kakek tua itupun tak ragu-ragu memasang taruhan besar di
awal demi mendapat dukunagan dana dan dukungan partai terhadap anak asuhnya di
pilpres 2019. Dalam hatinya, "mudah-mudahan bisa tampil jadi KUDA
HITAM".
Saya berharap, senantiasa bisa berpindah ke
lain hati dari Jokowi, semoga hal itu terjadi hanya karena adanya sosok yang
lebih baik dari Jokowi yang terlahir.
Semoga juga saya ngak sedih karena tidak bisa
juga berpindah ke lain hati, tetapi dipaksa harus menerima Indonesia dipimpin
si "konyol" dan atau si "capres abadi" itu hanya karena
masyarakat termakan isu yang sengaja diciptakan untuk menyingkirkan Pak Dhe Jokowi
di pilpres 2019.
Pak Jokowi, saya suka beliau tetap santai,
sederhana dan tidak ambisius. Ku maknai gelagat ini sebagai gelagat
"sifat" Jokowi yang masih sama sampai hari ini.
Tapi, rakyat dan relawan pendukung Jokowi
harus tampil ambisius, garang dan bulat tekat memenangkan Presiden Joko Widodo
dua periode! Upaya itu harus kita mulai dari sekarang.
h o r a s !
EmoticonEmoticon