Friday, June 15, 2018

Habib Rizieq Klaim SP3 Dengan Kertas Kosong, Bohongi Publik Kok Ngajak Bidadari?

Habib Rizieq Bersama Keluarga

Publik tak usah heran dan tak perlu pakai acara kaget mendengar kabar klaim Surat Perintah Pemberhentian Perkara (SP3) kasus chat pornografi yang melibatkan Habib Rizieq Shihab dan Firza Husein di hari raya Idul Fitri ini. Tak perlu juga Anda jadi hilang selera makan makanan enak yang sudah terhidang di meja tetangga dan sanak family hari ini, setelah melihat video HRS bersama keluarga yang isinya lebih dominan klaim SP3 dibandingkan ucapan selamat hari raya Idul Fitri.

Saya, justru makin semangat, karena pemandangan kiri kanannya HRS lumayan segar dan bening-bening. Pertanyaannya, "kok bisa HRS punya bibit sebagus itu ya?" Dalam hatiku sejenak saat melihat keseluruhan isi video. Gagal fokus, sama sekali perhatianku diambil alih oleh senyum lesung pipi anak-anaknya HRS. Lumayan memberi kesegaran ditengah kepala yang suntuk karena libur hanya bisa berdiam di kosan.

Klaim SP3 kasus chat pornografi HRS sebenarnya sudah sejak awal bulan Juni gempar dilemparkan pihak HRD ke publik, melalui kuasa hukum HRS, Kapitra Ampera dan para tokoh Persaudaraan Alumni 212, seperti Selamet Maarif. Awal mulanya berawal sejak SP3 kasus penodaan Pancasila. Mereka semakin berani dan yakin melempar klaim ke publik bahwa kasus chat pornografi HRS juga akan mendapat keputusan yang sama, yaitu SP3. Klaim itu bahkan melibatkan Jokowi dan Mabes Polri. Dalam beberapa berita kita melihat, bahwa kuasa hukum HRS Kapitra Ampera dan PA 212 menyatakan SP3 kasus-kasus HRS adalah wujud pertemuan antara Jokowi dan tokoh ulama 11 PA 212 di Istana Bogor bulan April lalu. Kabar SP3 kasus pornografi HRS pun semakin menggema sejak acara pertemuan antara Amien Rais-Prabowo-HRS di Mekah, yang turut disaksikan PA 212 dan beberapa tokoh PKS.

Lalu, apa tanggapan Polri atas klaim SP3 yang selama ini mereka ungkapkan? Sama sekali biasa, dan sangat normatif. Berbeda dengan tanggapan Polri saat pertama isu SP3 kasus penodaan Pancasila ramai dibahas dalam pemberitaan. Media juga tak ragu mempublikasikan surat SP3 yang diperoleh dari pihak pengacara HRS, yaitu Kapitra Ampera.

Tidak sulit membaca pola dan cara-cara yang mereka mainkan selama ini. Publik sudah sangat paham dan mengerti, mana kabar yang benar dan mana kabar yang bohong, atau hanya klaim sepihak yang tidak bisa serta-merta dapat dipercaya begitu saja.

Hanya satu hal yang biaa kita percaya dalam rilis video HRS kali ini, yaitu, benarlah bahwa senyum anak-anak HRS begitu manis, ditambah lagi lesung pipi yang menghiasi wajah mereka dikala senyum. Saat mereka -anak-anak HRS- berada di bawah langit pada musim hujan, pastilah semua air bisa tertampung di lesung pipi mereka yang sungguh mencuri perhatianku. Hahaha... Maap ya, agak-agak lari dari pembahasan, tapi masih tetap dalam konteks video kok.

Selain daripada hal di atas, nyaris tidak ada yang bisa kita percaya.

Dari sisi psikologis berkomunikasi, penekanan kata "surat asli SP3 kasus chat fitnah" sebanyak 3 (tiga) kali yang disampaikan HRS, bermuatan pembohongan, agar mereka yang mendengar terpengaruh dan mempercayai, bahwa :

Pertama, HRS benar-benar telah menerima surat SP3, sembari menunjukkan selembar kertas putih, tanpa menunjukkan isinya ke kamera. Hal ini sangat jauh berbeda dengan kebiasaan mereka selama ini, yang mana jika ada sesuatu hal yang jenguntungkan pihak mereka dan merugikan lawan, maka cepat-cepat disebar ke publik. Baik itu melalui wa, medsos dan ataupun video.

Kedua, HRS ingin menekankan kepada publi, bahwa chat pornografi yang telah menjadikannya dan Firza Husein sebagai tersangka, adalah benar sebagai fitnah! Apa ini bisa dipercaya? Tentu saja tidak, lagi-lagi, HRS salah hitung-hitungan, bahwa, mana mungkin kasus chat pornografi yang telah menetapkan Firza Husein sebagai tersangka setelah pemeriksaan secara intensif akan berujung SP3 dengan gampangnya? Setidaknya, Polisi butuh kesaksian HRS swcara langsung, baru kemudian bisa diambil keputusan, apakah kasus tersebut layak di SP3 atau dilanjutkan ke tahap P21.

Disisi lain, sampai hari ini pihak Polri masih enteng-enteng aja menanggapi kabar klaim sepihak dari HRS dkk. Hal ini memperkuat bahwa kabar SP3 kasus chat pornografi HRS masih belum bisa dipercaya sama sekali.

Sayangnya, kebohongan ini dibungkus sempurna oleh HRS melalui tampilah di video pengakuannya yang dikelilingi bidadari cantik, yang tak lain adalah anak-anak perempuannya. Hanya HRS yang berjenggot disana, selebihnya adalah bidadari, semuanya cantik, kecuali satu. Jauh lebih cantik dari Firza Husein. Hahaha...

Beri keterangan bohong kepada publik, kok pake ngajak anak-anak yang cantik sih akhi HRS? Kasian kecantikan mereka akan tertutupi karena kabar bohong yang tersebar ke publik. Kalau berani, tunjukin foto isi suratnya dong... Biar anaknya juga terlihat semakin cantik mendampingi ayahnya yang kalah berani sama Ahok dalam menghadapi hukuman.

Tiba-tiba saya teringat sama aktivis media sosial senior, si Batak, Deny Siregar, yang katanya akan mengundurkan diri sebagai loyalis atau pendukung Jokowi jika benar kasus chat pornografi HRS bersama FZ di SP3-kan. Itu hak dan kebebasan masing-masing.

Tapi yang paling penting kita ingat dan yakini, bahwa Jokowi tak akan pernah mengintervensi kasus hukum. Karena jalannya lurus, tidak bermental seperti pepo yang baperan dan gemar bikin panggung serta speaker besar-besar, lalu curhat di medsos saat ada isu yang lagi ramai dibahas publik.

Maksud saya, jikapun benar berita SP3 kasus chat pornografi HRS, maka itu bisa dipastikan bukan karena intervensi Jokowi, tapi karena masih banyaknya penegak hukum yang belum ter-revolusi mentalnya selama 4 (empat) tahun pemerintahan Jokowi. Itu hal yang masuk akal, jika dibandingkan dengan puluhan tahun mental bangsa kita telah dirusak! Khususnya oleh orde baru. Maka memperbaikinya juga tidak cukup waktu 5 (lima) tahun.

Tetap teguh pada tujuan #Jokowi2Periode. Agar revolusi mental semakin mengakar, dan mental yang baru semakin kokoh. Mental pekerja keras, jujur dan bersih dari KKN.

Ini hanyalah kata-kata pengantar dan pemberi pengertian atas klaim sepihak SP3 kasus chat pornografi HRS dan Firza oleh tim kuasa hukum HRS. Sementara untuk kebenaran kabar sesungguhnya, kita tunggu klarifikasi dari pihak Polri.

Disisi lain, jika benar sudah ada SP3. Kita patut bertanya, "akankah HRS berani pulang ke Indonesia?"

Sebaliknya, jika HRS belum juga berani pulang dalam waktu dekat, maka bisa dipastikan pernyaataan ini hanya klaim semata, dan tidak benar adanya.

Sementara itu, di Indonesia, Firza Husein hanya bisa menahan rindu. Karena bang HRS tak pulang-pulang saat lebaran. Hahaha...

Salam sada roha dari Anak Medan.

h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon