Sumber : viva.co.id |
Siporsuk Na Mamora - Sepertinya saya bukan
satu-satunya orang yang menanti-nanti apa sebenarnya kejutan yang dijanjikan AHY
sebelumnya setelah dimintai tanggapannya mengenai Konser Gue2 yang dihadiri
ribuan pendukung Ahok di Lapangan Lapangan Ex-Golf Driving Senayan, Jakarta
pada 4 Februari 2017 yang lalu.
Hampir
putus harapanku sudah menunggu janji yang AHY sampaikan dalam acara sepeda
gembira bersama Komunitas Share The Road di Jakarta pada hari Minggunya
(5/2/2017). Berharap agar kali ini tidak hanya diberi janji-jani manis belaka
seperti Program Rumah Apungnya yang menjadi sorotan dan bahan lelucon di media
sosial. Beruntung malam ini bisa terjawab segala penantianku.
Sebelumnya
saya hanya tertawa kalau "kejutan" yang dimaksud mengarah pada jumlah
pesertanya yang akan melebihi jumlah pengunjung Konser Gue2, hampir mustahil
jika Agus bisa menghadirkan kejutan yang lebih besar daripada itu tanpa dibayar
dan tanpa bawa-bawa nama Agama. Kecuali kalau dengan agenda terselubung dengan
alasan kegiatan atas nama Agama atau dibayar ya... Siapapun pasti mau hadir
dong, sekalipun itu bukan yang ber KTP Jakarta.
Kalian
tau? Katanya aksi 112 yang akan berlangsung hari ini akan dihadiri kurang lebih
100 ribu orang, waw... itu bukan jumlah yang sedikit, tapi benar-benar fantastis
sekali! Walaupun sudah mendapat peringatan agar tidak melakukan aksi dari
Kapolri dan pemuka Agama yang lain, namun terus saja mereka ngotot untuk
melakukannya, bahkan mereka melobi pak menteri kita, bapak Wiranto, dan
kelihatannya akan memasang badan untuk Habib Rizeq.
Semakin
jelaslah kalau aksi 112 ini merupakan "order" dari sang big bos, atau
memang sudah lama direncanakan sebelumnya, sehingga mereka takut kalau apa yang
sudah di "deal" kan tidak terlaksana sesuai dengan target.
Mari
mikir, kalau dikatakan aksi 112 ini murni, kenapa ya mereka mengabaikan
himbauan dari para ulama, ketua MUI dan Kapolri? Katanya membela Agama,
siapakah yang dibela hari ini? Dan untuk siapa mereka berkerja mengumpulkan
massa? Apakah kepada sang mantan. Mari bertanya pada rumput yang bergoyang.
Saya
bukan ahli teka-teki, makanya saya membuat tulisan hari ini setelah mendapatkan
jawaban dari AHY yang akan hadir di Mesjid Istiqlal, alasannya sih simpel,
yaitu sholat subuh berjemaah dengan para peserta aksi 112. Kelihatan soleh
sekali bukan?
Mereka
harusnya sudah paham aturan, bahwa tidak boleh melakukan kampanye di rumah
ibadah, bukankah sekarang AHY dan mpok Silvy adalah calon Gubernur DKI Jakata, yang
artinya akan memungkinkan kehadirannya disana adalah dalam agenda terselubung
yang dibalut rapi dengan agenda sholat subuh berjemaah.
Kemarin
di doakan di Hotel oleh para pendeta, kenapa tidak di Gereja? Seperti sekarang
akan sholat di Mesjid Istiqlal, apakah dia terlalu suci untuk menginjakkan kaki
di Gereja? Mudah-mudahan pertanyaanku adalah pertanyaan yang keliru.
Lengkap
sudah, tak ada lagi yang kurang, semua Tuhan telah lengkap mendukung AHY.
Semoga saja tidak terkena finalti Banwaslu.
Saya
sudah benar-benar terkejut, terkejut karena Tuhan yang diajak ikutan
berkampanye tetapi menghiraukan himbauan para pemuka Agama di republik ini.
Mungkin mereka terlalu suci untuk memilih Ahok
yang "kafir" dan bicaranya ceplas-ceplos tapi jujur bekerja dan tidak
korupsi itu.
EmoticonEmoticon