Banner Mata Najwa On Stage Medan |
Siporsuk Na Mamora -
Hari ini Medan sedang demam acara #MataNajwaOnStage
yang akan digelar siang ini mulai pukul 13.00 - 18.00 WIB. Sebenarnya rangkaian
acara ini telah dimulai sejak kemarin (16/03/2017) dengan tema "CreativePreneurship" dengan
menghadirkan beberapa narasumber lokal dan Nasional. Salah satu narasumber
kesukaanku adalah Mas Wahyu Aditya, seorang anak muda yang sangat kreativ,
mungkin sel-sel otaknya terbuat dari kotak-kotak Rubik penuh warna-warni,
sehingga tak habis-habis ide dikepalanya, sungguh mengagumkan. Kita semua bisa
bertamasya digital ke laman websitenya yang menyajikan animasi-animasi super
krativ, hellomotion.com. Gimana?
Apakah penilaian kalian sama dengan penilaianku?
Selanjutnya,
siang hari ini (17/03/2017) kita akan bertamasya wawasan lewat penggalian
sebuah tema yang sangat seksi, yaitu #KitaAntiKorupsi.
Acara ini dipandu oleh pembawa acara paling populer dikalangan anak muda
progresif, siapa lagi kalau bukan Mba Najwa Sihab.
Karena
tema ini adalah tema paling penting, maka sayapun tak mau ketinggalan dalam
mengikuti acara ini. Diawal saya berfikir kalau Mba Najwa Sihab akan membuat
kejutan lewat tokoh-tokoh narasumber yang akan dihadirkan di acara ini,
pastilah tokoh yang diundang adalah tokoh-tokoh yang paling bersih dari
kasus-kasus korupsi fikirku.
Selidik
punya selidik, banner resmi acarapun keluar, saya dapat dari laman twitter
resmi @MataNajwa, bersamaan dengan
dimulainya pendaftaran online.
Disana
terpampang beberapa wajah narasumber yang tidak lain dan tidak asing lagi
bagiku.
Pertama :
Menteri Hukum dan HAM, bang Yasona Laoly. Seorang anak kelahiran Sumatera
Utara, tepatnya di Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, kebetulan satu
kampung denganku. Beliau dulu semasa menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum
Universitas Negeri Sumatera Utara (USU) tergabung dalam organisasi Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan, organisasi yang sama dimana aku juga
menimbah ilmu semasa menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan (UNIMED). Kemudian beliau menjadi dosen di Universitas HKBP Nommensen
Medan, lalu menjadi Dekan Fakultas Hukum UHN Medan selama beberapa tahun.
Selanjutnya pernah menjadi Anggota DPR-RI Komisi II dari Partai PDI-P. Termasuk
salah satu orang yang masuk dalam daftar list dakwaan penerima dana megakorupsi
e-KTP yang sekarang lagi populer.
Kedua :
Komisioner KPK, Saut Situmorang, seorang kelahiran Sumatera Utara, tepatnya di
Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Dulu pernah ramai dalam perbincangan
mahasiswa, paling tepatnya dengan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam HMI) karena kasus pelecehan terhadap organisasi
tersebut.
Ketiga :
Trimedya Panjaitan, seorang anak kelahiran Sumatera Utara, tepatnya di Kota
Medan. Dulu aktif sebagai Advokat, kemudian menjadi Anggota DPR-RI sejak tahun
2014 hingga hari ini dari Partai PDI-P. Sempat menjadi perbincangan ketika
diadukan oleh Pokja Petisi 50 kepada BK DPR-RI karena diduga masih aktif
sebagai Advokat saat menjabat sebagai Anggota DPR-RI, tetapi hal ini dibantah
olehnya dan menyatakan dirinya telah keluar dari Advokat sejak tahun 2003.
Yang
terakhir adalah orang yang paling kita kenal, yaitu Gubernur Sumatera Utara,
Tengku Erry Nuradi. Seorang anak kelahiran Sumatera Utara berdarah
Melayu-Minang. Diangkat menjadi Gubernur Sumatera Utara tahun 2016 menggantikan
Gatot Pujo Nugroho yang dinon-aktifkan dari jabatan Gubernur Sumatera Utara
setelah menjadi tersangka kasus korupsi Dana Bansos Pemprov. Sumatera Utara dan
kasus suap Hakim PTUN Medan bersama Istrinya.
Dalam
kasus suap yang menimpa Gatot Pujo Nugroho, salah satu penerima dana tersebut tidak
lain dan tidak bukan adalah Istri dari Tengku Erry Nuradi, Evi Diana Sitorus
semasa menjabat Anggota DRPD-SU Perode 2004-2009 dari Partai Golkar. Walaupun
dalam keterangannya, Evi Diana Sitorus mengaku telah mengembalikan dana
tersebut kepada KPK. Evi Diana Sitorus mengakui menerima uang sebesar Rp 127,5
juta dari semula Rp 400 juta yang dijanjikan oleh Ketua Fraksi mereka Ajib
Shah.
Inilah
gambaran singkat para narasumber yang dihadirkan oleh Mba Najwa Sihab pada acara
Mata Najwa siang ini (17/03/2017).
Sungguh
sangat jauh dari perkiraanku sebelumnya, kaget iya, lalu bertanya-tanya
kemudian, apakah ini sebuah intrik dari Partai Nasdem untuk sebuah pencitraan
Calon Gubernur Sumatera Utara di 2018? Mengingat Metro TV yang sangat kental
dengan aroma kepartaian, yaitu Partai NasDem. Sementara Tengku Erry Nuradi juga
adalah Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sumatera Utara, walaupun sampai hari
ini belum ada pelantikan secara resmi, hanya SK penunjukan dari DPP Partai NasDem
No.137/DPP-NasDem/II/2015.
Ada
kesamaan antara Tengku Erry Nuradi dan Gatot Pujo Nugroho dalam hal menuju
kontestasi Gubernur Sumatera Utara tahun 2018 ini.
Dulu
Gatot juga adalah Wakil Gubernur, lalu diangkat menjadi Gubernur Sumatera Utara
setelah sang bos nomor 1 nya Syamsul Arifin diangkut oleh KPK karena terlibat
kasus korupsi semasa menjadi Bupati di Kabupaten Langkat. Setelah itu, Gatot
curi start menjadi Calon Gubernur untuk periode selanjutnya dengan segala
kekuatannya di tahun 2013, baliho-baliho dan banner-banner besar bertebaran di
jalanan Kota sampai jalanan Desa. Nasibnya sangat manjur, menang kembali
menjadi Gubernur Sumatera Utara untuk Periode 2013-2018, namun sayang, ditengah
jalan diangkut juga oleh KPK karena kasus Bansos, kasus suap di DPRD-SU dan
kasus suap hakim PTUN Medan.
Mudah-mudahan
Tengku Erry Nuradi tidak bernasib sama dengan rekan seperjuangannya dulu semasa
merebut kursi 1 Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 ya... Kulihat baliho dan
banner-banner paten sudah paten-paten terpasang sampai kepelosok-pelosok Desa.
Baca
Kelanjutannya : IlustrasiAcara Bukan Mata Najwa : TERKENALNYA TENGKU ERRY NURADI
EmoticonEmoticon