Ruhut Sitompul Bersama Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Nomor 2 Basuki-Djarot |
Siporsuk Na Mamora -
Halo bang Ruhut Sitompul, Raja Minyak dari Medan, apa kabar? Lama tak terlihat
lagi gerakan mu dalam memenangkan Basuki-Djarot di media Nasional, sudah capek
dan makin pening kah? Atau jangan-jangan abang ikut cara main Basuki-Djarot
yang senyap ya?
Bang
Ruhut Sitompul, pernah sekali bertemu dan salaman dengannya di acara seminar
empat pilar kebangsaan di Medan, aku kagum saja sama kepribadiannya, mungkin
banyak orang yang berpandangan negatif terhadap beliau, namun aku tidak sama
sekali, tolak ukur penilaianku bukan soal omongan yang vokal, ceplas-ceplos dan
keras yang sering dibilang orang “mulut ember”, itu karakter anak Medan, jadi
tidak ada masalah disana. Bagiku, vokal dan bersuara keras itu adalah hal yang
baik-baik saja, asalkan jangan korupsi. Yang salah itu, ketika ngomong di TV “Tolak
Korupsi” tetapi ditangkap KPK karena melakukan korupsi, atau ngomongnya sangat
religius tetapi tertangkap di rumah esek-esek.
Melihat
bang Ruhut itu saya teringat sama "dukun" yang bisa menebak masa
depan dari metodologi yang mereka gunakan, jadi saya beri saja gelar untuk bang
Ruhut "Dukun Politik", beliau punya metodologi sendiri untuk melihat
seorang calon pemimpin.
Kenapa
dukun politik? Karena insting politiknya sangat topcer. Kalau tidak percaya,
coba telisik saja perjalanan karir politiknya, beliau tau saja siapa yang akan
menang menjadi Presiden, dulu mendukung SBY, tahun 2014 mendukung Jokowi-JK,
ternyata menang toh?
Satu
hal yang penting kita ingat, walaupun bang Ruhut secara terus-menerus menjadi
bagian dari penguasa, tetapi bang Ruhut tak pernah tersangkut kasus korupsi sampai
hari ini, kita lihat mulai dari kasus korupsi hambalang sampai kasus korupsi yang
paling menarik perhatian hari ini, yaitu kasus e-KTP, kulihat namanya tak ada
juga disana, mungkin karena pada waktu itu beliau tidak ada di Komisi II, tapi
menurutku, sekalipun dia berada di Komisi II pada waktu itu, kufikir dia akan
jadi orang ke 2 setelah Ahok yang tidak masuk dalam daftar penerima uang korupsi
e-KTP.
Pilkada
DKI Jakarta tahun ini akan menjadi penentu ketepatan insting politik bang
Ruhut, kufikir ini bukan pendapat yang berlebihan.
Coba
kita melihat konsistensinya dalam memberi dukungan kepada Basuki-Djarot, total
sekali, resiko beruntun dia tanggung atas sikapnya itu. Pertama dipecat dari
kepengurusan DPP Partai Demokrat, kedua keluar dari keanggotaan DPR-RI. Jadi
intinya hitung-hitungan politik bang Ruhut tidak main-main.
Hanya
satu kemungkinan kesalahan dari sikap bang Ruhut dalam menentukan sikap politik
di Pilkada DKI Jakarta hari ini, yaitu salah memberi dukungan kepada orang
jujur dan baik seperti pak Basuki (Ahok). Dinegeri ini, memang acap kali orang
baik dan orang jujur dibuang dari dulu, biasalah, masih terkontaminasi dengan
gaya-gaya Orde Baru.
Sebenarnya,
bang Ruhut itu punya hati yang mudah tersentuh loh... Ingat waktu beliau
meneteskan air mata saat pengunduran dirinya sebagai Ketua Komisi III DPR-RI?
Hahaha... Sevokal bang Ruhut bisa juga menangis fikirku dalam hati.
Oke,
bisa jadi hatinya yang gampang tersentuh itu yang buat beliau memutuskan
mendukung Jokowi pada saat Pilpres 2014 dan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta
sekarang ini, mungkin karena hatinya sudah terlalu sedih melihat negeri antah
berantah akibat kelakuan para pejabat-pejabat korup!
Pesanku
samamu bang Ruhut, jangan lelah dan jangan menyerah dengan tantangan berat sekarang
ini yang dihadapi oleh Pak Basuki (Ahok)! Maju terus, tunjukkan kelihaianmu
dalam berpolitik.
Kalau
Ahok sudah menang, kita bawa dia piknik-piknik ke Danau Toba, sekalian pulang
kampung ke Rumah mertuanya di Medan, masa Jokowi sudah ke Danau Toba tapi Ahok
tidak? Kemungkinan setelah dari sini pak Ahok bisa terinspirasi, atau abang
yang akan terinspirasi untuk menetap di Medan, Sumatera Utara untuk 2018 dan
seterusnya dalam rangka untuk memajukan dan membangun Sumatera Utara serta menyambut
atau mengawal kebijakan pembangunan Presiden Jokowi di tanah "Negeri Indah
Berbilang Kaum" ini.
Baiklah, artikel ini
bukan untuk membuat semangat pendukung Cagub DKI Jakarta yang lain ciut loh,
apalagi kalau berfikir bahwa Ahok yang di dukung bang Ruhut Sitompul sudah
pasti menang karena julukan "Dukun Politik".
EmoticonEmoticon