Tuesday, March 14, 2017

Bang Ruhut, Tetaplah Semangat Memenangkan Basuki-Djarot

Tags

Ruhut Sitompul Bersama Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Nomor 2 Basuki-Djarot
Siporsuk Na Mamora - Halo bang Ruhut Sitompul, Raja Minyak dari Medan, apa kabar? Lama tak terlihat lagi gerakan mu dalam memenangkan Basuki-Djarot di media Nasional, sudah capek dan makin pening kah? Atau jangan-jangan abang ikut cara main Basuki-Djarot yang senyap ya?
Bang Ruhut Sitompul, pernah sekali bertemu dan salaman dengannya di acara seminar empat pilar kebangsaan di Medan, aku kagum saja sama kepribadiannya, mungkin banyak orang yang berpandangan negatif terhadap beliau, namun aku tidak sama sekali, tolak ukur penilaianku bukan soal omongan yang vokal, ceplas-ceplos dan keras yang sering dibilang orang “mulut ember”, itu karakter anak Medan, jadi tidak ada masalah disana. Bagiku, vokal dan bersuara keras itu adalah hal yang baik-baik saja, asalkan jangan korupsi. Yang salah itu, ketika ngomong di TV “Tolak Korupsi” tetapi ditangkap KPK karena melakukan korupsi, atau ngomongnya sangat religius tetapi tertangkap di rumah esek-esek.
Melihat bang Ruhut itu saya teringat sama "dukun" yang bisa menebak masa depan dari metodologi yang mereka gunakan, jadi saya beri saja gelar untuk bang Ruhut "Dukun Politik", beliau punya metodologi sendiri untuk melihat seorang calon pemimpin.
Kenapa dukun politik? Karena insting politiknya sangat topcer. Kalau tidak percaya, coba telisik saja perjalanan karir politiknya, beliau tau saja siapa yang akan menang menjadi Presiden, dulu mendukung SBY, tahun 2014 mendukung Jokowi-JK, ternyata menang toh?
Satu hal yang penting kita ingat, walaupun bang Ruhut secara terus-menerus menjadi bagian dari penguasa, tetapi bang Ruhut tak pernah tersangkut kasus korupsi sampai hari ini, kita lihat mulai dari kasus korupsi hambalang sampai kasus korupsi yang paling menarik perhatian hari ini, yaitu kasus e-KTP, kulihat namanya tak ada juga disana, mungkin karena pada waktu itu beliau tidak ada di Komisi II, tapi menurutku, sekalipun dia berada di Komisi II pada waktu itu, kufikir dia akan jadi orang ke 2 setelah Ahok yang tidak masuk dalam daftar penerima uang korupsi e-KTP.
Pilkada DKI Jakarta tahun ini akan menjadi penentu ketepatan insting politik bang Ruhut, kufikir ini bukan pendapat yang berlebihan.
Coba kita melihat konsistensinya dalam memberi dukungan kepada Basuki-Djarot, total sekali, resiko beruntun dia tanggung atas sikapnya itu. Pertama dipecat dari kepengurusan DPP Partai Demokrat, kedua keluar dari keanggotaan DPR-RI. Jadi intinya hitung-hitungan politik bang Ruhut tidak main-main.
Hanya satu kemungkinan kesalahan dari sikap bang Ruhut dalam menentukan sikap politik di Pilkada DKI Jakarta hari ini, yaitu salah memberi dukungan kepada orang jujur dan baik seperti pak Basuki (Ahok). Dinegeri ini, memang acap kali orang baik dan orang jujur dibuang dari dulu, biasalah, masih terkontaminasi dengan gaya-gaya Orde Baru.
Sebenarnya, bang Ruhut itu punya hati yang mudah tersentuh loh... Ingat waktu beliau meneteskan air mata saat pengunduran dirinya sebagai Ketua Komisi III DPR-RI? Hahaha... Sevokal bang Ruhut bisa juga menangis fikirku dalam hati.
Oke, bisa jadi hatinya yang gampang tersentuh itu yang buat beliau memutuskan mendukung Jokowi pada saat Pilpres 2014 dan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta sekarang ini, mungkin karena hatinya sudah terlalu sedih melihat negeri antah berantah akibat kelakuan para pejabat-pejabat korup!
Pesanku samamu bang Ruhut, jangan lelah dan jangan menyerah dengan tantangan berat sekarang ini yang dihadapi oleh Pak Basuki (Ahok)! Maju terus, tunjukkan kelihaianmu dalam berpolitik.
Kalau Ahok sudah menang, kita bawa dia piknik-piknik ke Danau Toba, sekalian pulang kampung ke Rumah mertuanya di Medan, masa Jokowi sudah ke Danau Toba tapi Ahok tidak? Kemungkinan setelah dari sini pak Ahok bisa terinspirasi, atau abang yang akan terinspirasi untuk menetap di Medan, Sumatera Utara untuk 2018 dan seterusnya dalam rangka untuk memajukan dan membangun Sumatera Utara serta menyambut atau mengawal kebijakan pembangunan Presiden Jokowi di tanah "Negeri Indah Berbilang Kaum" ini.
Baiklah, artikel ini bukan untuk membuat semangat pendukung Cagub DKI Jakarta yang lain ciut loh, apalagi kalau berfikir bahwa Ahok yang di dukung bang Ruhut Sitompul sudah pasti menang karena julukan "Dukun Politik".

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon