Foto : Habib Rizieq |
Siporsuk Na Mamora -
Kasus dugaan perzinahan yang menimpa Habieb Rizieq bersama Firza Husein
seolah-olah hilang dari permukaan publik akhir-akhir ini. Tidak seheboh diawal
munculnya bocoran pesan WA antara Firza Husein dan Habib Rizieq, serta saat
awal munculnya pesan suara curhatan Firza Husein kepada Kak Ema.
Sulitnya
pengungkapan kasus ini tak luput dari seringnya Habib Rizieq mangkir dari
panggilan kepolisian guna untuk melengkapi berkas pemeriksaan.
Banyaknya
alasan untuk menghindari panggilan Polisi yang disampaikan Habib Rizieq
seolah-olah semakin membenarkan opini di masyarakat tentang kebenaran adanya
skandal perselingkuhan antara Habib Rizieq dan Firza Husein. Selai itu,
kebersamaan antara mereka berdua yang beberapa kali terekam kamera yang
kemudian muncul ke permukaan publik juga turut berperan menguatkan opini di
masyarakat.
Kasus
ini seolah-olah menjadi misteri yang paling ditunggu-tunggu penyelesaian
akhirnya oleh masyarakat Indonesia tahun ini. Pilihannya hanya dua, benar atau
tidak.
Jika
benar adanya, maka kasus ini akan membawa Habib Rizieq dan FPI masuk kedalam
masa kelam dalam sejarahnya. Kenapa? Karena Habib Rizieq dengan FPI-nya selama
ini dikenal sangat getol membela "Islam" dan menegakkan hukum
Syaria'at Islam di Indonesia ternyata tidak lebih dari seorang penzina.
Perbuatan
zina diharamkan dalam Syari’at Islam, dan perbuatan ini masuk dalam kategori
dosa besar. Hukumannya adalah rajam (dilempar dengan batu) sampai mati. Hukuman
ini mengacu pada hukum Syari'at yang mengatur tentang hukuman bagi pezina
al-Muhshân (pezina yang pernah menikah). Penjelasan lengkapnya baca di SINI.
Hukuman Rajam Didepan Mata,
Habib Rizieq Harus Beri Teladan Penerapan Hukum Sayri'at Islam.
Habieb
Riziek yang adalah seorang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang selalu lantang
menyuarakan pemberlakukan Syari'at Islam di Indonesia. Dielu-elukan
pendukungnya sebagai orang “suci”.
Tak
tanggung-tanggung, atas nama membela Islam dan penegakan Syari'at Islam, Habib
Rizieq melalui organisasi radikal FPI yang dipimpinnya sering melakukan aksi
swiping bahkan teror diberbagai daerah. Apalagi mendekati bulan suci ramadhan.
Aksi-aksi
yang mereka lakukan juga terkenal sadis dan sangat tidak manusiawi, semena-mena
dan menghakimi warga yang mereka cap "melanggar Syari'at Islam"
secara sepihak.
Yang
paling terkenal adalah aksi-aksi sweeping toko-toko minuman keras dan
rumah-rumah pelacuran atau tempat perzinahan.
Lalu
pertanyaannya, jika kelak Hbib Rizieq terbukti melakukan perzinahan dalam kasus
Firza Hots, apakah beliau sanggup menerima hukuman rajam sesuai dengan Syari'at
Islam yang mereka suarakan selama ini?
Hukum
Syari'at memang secara tegas menetapkan hukuman rajam (dilempari batu sampai
mati) untuk Pezina al-Muhshân (pezina yang pernah menikah). Itu artinya,
berakhirlah hidup Habib Rizieq jika benar-benar ditetapkan polisi sebagai
tersangka pelaku perzinahan bersama Firza Husein.
Saya
sarankan, demi memberi teladan yang baik bagi masyarakat terlebih kepada para
pendukungnya, Habib Rizieq harusnya memberikan contoh yang baik bagi masyarakat
Indonesia terlebih bagi para pengikutnya seperti FPI.
Jika
tidak, Habib Rizieq berarti bukan pejuang Islam sejati. Melainkan hanya salah
satu orang yang memperalat agama demi membenarkan kejahatan-kejahatannya selama
ini melalui aksi-aksi sweeping dan penghakiman sepihak terhadap warga yang
mereka tidak suka. Atau paling tepatnya, warga atau pengusaha yang tidak
memberi "upeti" kepada FPI.
Jonru Silahkan Siapkan Acara
Rajam Untuk Habib Rizieq.
Jonru
adalah salah satu orang yang paling dikenal di dunia nitizen, yang selalu getol
menyuarakan pemberlakuan hukum Syaria'at Islam. Beliau menyebut dirinya sebagai
"Muslim Cyber Army Indonesia".
Aksi-aksinya
melalui tulisannya di facebook pribadinya selalu dipenuhi dengan pembelaan
mati-matian terhadap Habib Rizieq. Selain itu, tulisan-tulisannya juga dipenuhi
dengan ujaran kebencian terhadap warga non-Muslim. Menyebarkan informasi hoax
(tidak benar) juga beliau halalkan demi untuk menyerang para kaum waras dan
nasionalis yang memberikan kebenaran atas sebuah informasi.
Tak
muluk-muluk jika kita sebut beliau ini adalah seorang profesor hoax paling terkenal
di Indonesia.
Tulisan
yang paling saya ingat adalah tentang tulisannya yang beberapa kali mengatakan
bahwa foto Presiden yang tersebar di media mainstrim adalah hasil editan. Satu
lagi tentang foto bersalaman antara Raja Salman dan Ahok yang juga disebutnya
sebagai foto hasil editan photoshop.
Kedua-duanya
dikecam oleh pihak fotografer Istana Presiden. Alhasil, beliau memklarifikasi
sendiri dan minta maaf sendiri kepada publik. Beruntung kasus ini tidak sampai
ke meja kepolisian. Baca selengkapnya dalam tulisan saya yang INI.
Maka
dengan mengacu pada alasan-alasan diatas, sudah seharusnya dan sepantasnya
Jonru kita beri kesempatan selebar-lebarnya untuk terlibat langsung menjadi
ketua panitia acara hukuman rajam untuk Habib Rizieq.
Perpaduan
konsistensi antara dua orang yang mereka menyebut dirinya secara sepihak
sebagai pejuang "Islam" akan menambah kemeriahan acara rajam
tersebut. Dan mungkin acara ini akan menjadi acara terfenomenal dan dikenal
sepanjang jaman.
Jika
tidak, berarti selama ini mereka hanya membohongi masyarakat terlebih para
pengukutnya dengan ucapan-ucapan mereka yang selalu memprovokasi masyarakat
untuk membenci non-Muslim dan membenci pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Silahkan
renungkan sendiri. Mungkinkah mereka berdua konsisten dengan omongannya? Jika
tidak mau di rajam kelak, masih maukah anda dibohongi mereka atas nama agama?
Mari
kita tunggu saja dengan rasa sabar serta dipenuhi harapan bahwasanya acara ini
akan benar-benar terlaksana dengan hikmat dan meriah.
EmoticonEmoticon