Sopo Bolon/Rumah Adat Batak Toba |
Siporsuk Na Mamora : Saya ambil istilah dari seorang
penulis berkebangsaan Belanda yang saat dia bertugas di Hindia Belanda
(Indonesia sekarang) tepatnya di keresidenan tapanuli/sibolga sebagai tentara
dibagian penulisan laporan rekaman kinerja serdadu Belanda yang ditempatkan di
keresidenan tapanuli/sibolga yaitu istilah Bataker untuk menunjuk pada
pejuang-pejuang Batak yang dipimpin Ompui Raja Sisingamangaraja XII.
Ini
tentang kehidupan orang Batak dimasa kekinian, istilah Batak ada dimana-mana
dan selalu bisa bertahan hidup itu ternyata tidak semata hanya karena urusan
perut, tetapi juga sudah didasari pada penanaman nilai-nilai filosofis yang
terkandung dalam ukiran Rumah Bolon.
Saya
ingin mengajak teman-teman untuk memahami bagian kecil dari keseluruhan ukiran
yang ada dalam Rumah Bolon, yaitu di bagian lambang cicak yang menghadap pada
empat buah adop-adop/tarus.
Cicak
identik dengan kemampuannya hidup di mana saja dan ada di mana-mana, itu bermakna
bahwa orang Batak juga diharapkan ada di seluruh penjuru bumi atau dalam
istilah waktu itu ada di bagian empat penjuru mata angin utama (North, East,
West dan South).
Empat
adop-adop/tarus (payudara) juga memiliki makna filosofis yaitu : untuk
adop-adop yang pertama melambangkan “Kesucian/Hamalimon” yang artinya agar
orang Batak hendaklah menjaga kesucian imannya atau harkat dan martabatnya atau
nama baiknya, adop-adop yang kedua melambangkan “Kesetiaan” yang artinya agar
orang Batak menjadi orang yang setia, setia pada pasangan mungkin, atau setia
pada jungjungan atau dalam kata lain tidak menjadi penghianat, adop-adop yang
ketiga melambangkan “Kesejahteraan” yang artinya orang Batak hendaklah di
pertemukan atau selalu mencari kesejahteraannya dan adop-adop yang ke empat
adalah lambang “Kesuburan Wanita” yang artinya juga bahwa adop-adop itu sebagai
sumber kehidupan keturunan selanjutnya, maka orang Batak hendaklah juga
memperoleh keturunan sebagai penerus marga atau Bangsa Batak.
Dalam
kehidupan kekinian, orang Batak secara prinsip selalu memegang teguh filosofi
di atas, kelihatan bahwa disetiap tempat selalu ada orang Batak dan itu
dimana-mana serta daya bertahan hidup/berjuang untuk hidupnya itu berbeda
dengan yang lain, nilai-nilai filosofis itu juga dijalankan sehingga tak jarang
jika orang Batak disebut sebagai Land Hunter.
Tanah
memiliki arti penting bagi orang Batak, tanah itu adalah identitas yang harus
diperjuangkan, mungkin itu terbawa hingga ke perantauan. Orang Batak sukses
merantau itu kalau sudah ada tanah. Tak jarang hal ini menjadi sekaligus
tersendiri yang di alamatkan pada orang Batak.
Kawan-kawan
pernah berhubungan dengan tanah garapan di medan, Batam atau di tempat yang
lain? Pasti disana pentolannya adalah orang Batak, atau jangan dulu
pentolannya, minimal dalam gerombolan itu ada orang Batak.
Memburu
tanah dimanapun sudah menjadi ciri khas orang Batak sekarang ini, sementara
kita lupa kalau tanah leluhur atau tanah kita di bona pasogit sedang diburu
orang lain, jika sudah hilang, lantas hilanglah bangsa Batak itu dari sejarah
peradaban bumi ini.
EmoticonEmoticon