Wednesday, December 7, 2016

Motivasi Bertoleransi Yang Keliru

Foto : Intoleransi
Siporsuk Na Mamora - Memang benarlah, kalau agama itu seperti pedang bermata 2, saya yang menulis dengan tenang disini sambil sesekali mendengarkan lagu kesukaan "You Look So Beautiful In White - Weslife" tak jarang mendapat inbox dan balasan komentar yang menurut saya tidak perlu. Tapi aku tetap santai aja sambil minum kopi Silintong.

Kawanku, para pembaca, saya tidak dalam hal mengadili saudara, tetapi hanya ingin sekedar menstimulus logika dan rasa kemanusiaan anda, jangan sesekali ada persoalan maka solusinya adalah kitab-kitab yang bagiku hanya karya tulis itu, atau fanatik berlebihan hanya dengan janji "surga" yang abstrak itu. Saya juga hanya ingin menghibur diri kok, menumpahkan isi pikiran dalam tulisan-tulisan singkat yang terkadang juga panjang ini. Kumohon jangan membenciku kawan.

Kita harus menempatkan UUD 1945 sebagai landasan final hukum kita dalam bernegara, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah patokan rasa yang sama bagi seluruh anak bangsa di republik ini.

Saya perlu menyampaikan bahwa sebenarnya kita semua telah "makar" ketika kita mengambil hukum lain atau bahkan hukum agama dalam menjalankan kehidupan berbangsa di republik ini.

Sebentar teman-teman pembaca komplain, karena katanya tulisanku "provokativ", pada akhirnya mereka telisik bahwa aku pengikut Yesus, memang itu benar! Lalu kenapa? Saya tidak bisa menulis lagi? Anda mau mendikte saya soal menulis susunan huruf ini? Mana saya mau kawan, itu melenceng dari semangat menulisku untuk menghibur diri, nanti aku malah makin stres jika mengikuti isi kepala anda.

Seharusnya kita juga harus menerapkan toleransi itu dalam berfikir, tidak hanya dalam bertindak saja, apapun yang kutulis anda harus bisa menerima dan jangan komplain terus! Karna aku juga tak akan komplain dengan apa yang anda pikirkan setelah membaca tulisan-tulisanku ini.

Soal toleransi, saya ingin sampaikan, jangan mencari pembenaran atas perlakuan intoleran yang terjadi di republik ini, alat ukur kita harus satu yaitu "UUD 1945", bukan mencari bukti bahwa Kristen melakukan penyiksaan juga terhadap orang yang beragama muslim di negara lain, hingga itu yang menjadi kebenaran atas tindakan apapun yang intoleran di republik ini! Alinea ini berlaku juga sebaliknya, untuk agama manapun dan kepercayaan manapun yang ada di bumi Ibu Pertiwi.

Jangan kalian hubung-hubungkan aku dan Israel, Jahudi, ataupun yang lain-lainnya yang melakukan kekerasan terhadap umat muslim, itu tidak ada hubungannya, bahkan itu hanya ilusimu saja.

Aku ini orang Batak, lahir di Tapanuli, kampung nenek moyangku di Bakara, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara tepat di pinggir Danau Toba. Aku lahir dan besar sehari-harinya menatap Danau Toba yang maha indah itu, kadang-kadang dari Balige, Sipiccur, Siborong-borong, Tomok, Tongging dan Muara. Bukan menatap Sungai Nil dari Tembok Ratapan!

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon