Foto : Cupture Berita di CNN Indonesia |
Siporsuk Na Mamora - Selalu saja ada
tanggapan-tanggapan spele terhadap persoalan intoleransi yang terjadi di
republik ini, yang paling tidak habis fikir ternyata itupun keluar dari mulut
orang sekelas gubernur yakni si Aher bin PKS.
Aku
sengaja melampirkan gambar dari 2 pihak yang berbeda, yang menurutku paling
relefan kita jadikan sebagai lembaga dan pribadi yang patut untuk dijadikan
sumber informasi yang akurat.
Aher
adalah salah satu kader PKS yang berafiliasi ke Timur Tengah, tidak heran kalau
dia tidak tau makna toleransi di Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika serta
Pancasila kita, otaknya adalah otak Timur Tengah, yang menganggap Indonesia ini
adalah negara satu agama saja, yang menganut pemahaman bahwa Indonesia harus
mengganti ideologi bangsa menjadi Khalifah.
GMKI
adalah lembaga organisasi mahasiswa yang didalamnya didik dengan
pemahaman-pemahaman oikumeneis, pemahaman bahwa keberagaman adalah kekayaan
Indonesia yang patut kita jaga, yang baginya NKRI adalah final, serta di isi
oleh kaum-kaum intelektual Kristen. Lembaga ini juga telah berkontribusi banyak
untuk Indonesia mulai sejak tahun 1950.
Apa
yang bisa saya dapat dari kedua judul dalam gambar ini? Saya tinggal gabungkan
kata Aher dan Kata GMKI. Jadi apakah menurut kawan-kawan cocok? Jika menurut
mereka ini perkara kecil dan menurut pihak yang lain mengkhawatirkan, apa yang
terfikir dalam benak kawan-kawan?
Yang
kutahu, secara sadar atau tidak, manusia sering sekali menyepelekan perkara
kecil, tetapi ternyata dampaknya sangat besar dan bahkan menjadi fatal
akibatnya.
Saya
tak habis fikir kalau pernyataan itu keluar dari mulut seorang pejabat republik
ini, dan itu yang membuat makin mengkhawatirkan situasinya, mungkin itu kecil
di mata beliau, tapi jika dilihat dari bingkai ke-Indonesia-an dengan UUD 45,
apa ini masalah kecil?
Jika
saja dia memiliki pemahaman kebangsaan yang utuh dan final, maka saya fikir
pernyataan ini tak akan keluar begitu saja dari mulut seorang yang katanya
sangat saleh dan beriman ini. Dan kufikir semakin beriman seorang manusia, maka
semakin taulah dia cara memperlakukan orang lain, minimal karena rasa
kemanusiaan, atau etika hidup dalam lingkungan sosial yang beragam ini.
Kalau
dibenturkan dengan kesalahan perijinan, dll, apa dia tidak pernah dengar soal
Mesjid dan Pesantren yang ada di Balige - Tobasa yang berdiri ditengah
lingkungan mayoritas Kristen? Itukan bisa saja di usir kalau mengacu pada SKB3
Menteri. Atau banyak lagi contoh-contohnya di daerah sekitar Danau Toba, jadi
untuk pak Aher, berkunjunglah ke Danau Toba untuk belajar toleransi, sembari
melihat kuasa Tuhan melalui ciptaannya Danau Toba yang maha dasyat itu, sembari
bersantai anda bisa menikmati pemandangan indah dan makanan enak ala masakan
batak, yang halal dan yang tidak halal juga tersedia disana.
Yang tidak halal lebih enak kurasa dan patut kalian semua coba. Uppsss...!
EmoticonEmoticon