Thursday, June 7, 2018

Kejutan Megawati di Pilpres 2019 : Meminang Chairul Tanjung Jadi Pendamping Jokowi, Saya Sih YES!

Chairul Tanjung
Alasan terpenting kenapa kita harus memenangkan Bapak H. Ir. Joko Widodo untuk periode kedua adalah, bahwa rakyat masih meyakini Jokowi sebagai pemimpin yang bersih, merakyat/melayani, sederhana dan profesional dalam memimpin Indonesia hingga detik ini. Selain itu, memenangkan Jokowi, bagi kita juga adalah berarti melawan radikalisme, korupsi dan para mafia APBN.
Sejak saya mengenal Jokowi, saya adalah orang yang paling bersemangat mengampanyekan Jokowi Presiden Ku sejak Juni 2013 di Medan. Apa yang saya lihat ada pada kepribadian Jokowi saat itu, masih tetap sama hingga hari ini. Beliau masih menjadi orang yang paling tepat memimpin Indonesia 5 tahun kedepan. Demi kejayaan Pancasila dan keutuhan NKRI.
Jokowi memang bukanlah sosok yang paling sempurna, kita juga bisa melihat masih ada kekurangan disana dan disini. Maka untuk itu, tetap mengawal pemerintahan Jokowi, adalah sebuah tanggungjawab moral bagi saya secara pribadi dan juga bagi seluruh pendukungnya.
Tidak terasa, 4 (empat) tahun sudah Jokowi kita antarkan duduk di kursi RI-1. Tidak sulit bagi kita untuk menemukan deretan prestasi ataupun hasil kinerja Jokowi selama 4 tahun memimpin bersama Kabinet Kerja-nya. Mulai dari pembangunan infrastruktur (Bendungan, Jalan Biasa, Jalan Tol, Tol Laut, Rel Kreta Api, Stasiun, Terminal, Pelabuhan hingga Bandara Udara), BBM satu harga, Stabilisasi Harga, Peningkatan Hasil Pertanian, Peningkatan hasil laut, Peningkatan kesejahteraan pekerja, Penertiban Ormas Anti-Pancasila hingga pengambil alihan saham PT. Freeport.
Sankin banyaknya hasil kerja Jokowi, saya tidak sanggup menjabarkan satu-persatu secara utuh dalam tulisan ini. Karena, kalaupun harus saya tuliskan disini, maka akan sangat panjang dan tiada habisnya. Jika teman-teman ingin mengetahui secara detailnya, silahkan nanti dicari di artikel teman-teman penulis yang lain, tentunya setelah Anda pastikan, bahwa Anda telah selesai membaca tulisan saya ini secara utuh. Serta jangan lupa meninggalkan tanggapan dan atau share sebanyak mungkin, itupun jika Anda merasa setuju dan sepemahaman dengan saya.
Fokus kita dalam tulisanku kali ini, adalah membahas dan menerawang tentang siapa sosok yang paling cocok menjadi partner kerja, atau pendamping Pak Jokowi dalam melanjutkan pemerintahannya di periode kedua. Tidak hanya itu, partner kerja atau pendamping yang dimaksud juga harus mampu mendapatkan persetujuan Ibu Megawati selaku Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan, serta para Ketua Umum 7 (tujuh) partai koalisi lainnya yang telah secara resmi menyatakan dukungn kepada Jokowi sebagai Capres  2019.
Untold Story Pilpres 2014
Sebelum kita membahas siapa cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 yang akan datang, saya akan membawa teman-teman sejenak bernostalgia ke tahun 2014.
Kenapa saya harus mengulang kembali ingatan kita ke Pilpres 2014? Karena saya pikir, menjadi penting bagi kita semua membaca dan menganalisa kecenderungan pola strategi dan langkah yang sama, yang akan terjadi di Pilpres 2019 menadatang. King makernya tetap Ibu Megawati Soekarno Putri, sang Ibu Ketua Umum yang sangat Jokowi hormati sebagai tokoh bangsa.
Masih jelas dalam ingatan kita, tepat pada tanggal 14 Maret 2014, melalui surat perintah harian Ketua Umum PDI-P, Ibu Megawati Soekarno Putri menunjuk Jokowi menjadi Capres resmi PDI-P. Masyarakat yang sudah lama menunggu keputusan itu, seperti saya sendiri merasa senang dan sangat bersemangat mendengarnya. Artinya, perjuangan kami mendorong PDI-P agar mencapreskan Jokowi sejak tahun 2013 tidak sia-sia dan telah membuahkan hasil yang sangat mengejutkan dari Ibu Megawati.
Dengan keputusan Ibu Megawati mencapreskan Jokowi tahun 2014, dan setelah melihat hasil kinerjanya saat ini selama menjadi Presiden RI, kita patut berterimakasih. Ibu Megawati benar-benar mengerti keinginan rakyat kala itu, yang memiliki keyakinan kuat bahwa Jokowi adalah yang terbaik menjadi Presiden RI. Selain itu, Ibu Megawati juga ternyata mampu memenangkan pertarungan, ditengah derasnya kampanye hitam isu PKI dan isu SARA yang dituduhkan lawan ke Jokowi.
Pencapresan Kembali Jokowi oleh PDI-P 2019
Meski terus mendapat serangan isu PKI dan isu SARA, hati Ibu Megawati ke Jokowi sama sekali tidak patah, justru bahkan Ibu Mega bersama PDI-P, sebagai partai Nasionalis semakin bersemangat dan ingin mempertegas, bahwa Jokowi adalah lambang kepemimpinan modern di era demokrasi pasca reformasi yang di lahirkan oleh PDI-P.
Pada acara Rakernas III PDI-P di Denpasar, Bali, pada tanggal 23 Feberuari 2018, secara resmi Ibu Megawati mengumumkan kembali pencapresan Jokowi di Pilpres 2019-2024. Alhasil, sampai hari ini, partai yang mengikuti keputusan PDI-P untuk turut mendukung Jokowi maju di Pilpres 2019 sudah ada 8 (delapan) partai politik. Dengan demikian, secara hitung-hitungan kekuatan dukungan kursi di DPR-RI, Jokowi telah punya tiket untuk jadi Capres pada Pilpres 2019 mendatang.
Keputusan Ibu Mega kali ini memang disambut agak dingin oleh masyarakat, tidak lagi seperti di tahun 2014. Mungkin alasannya, karena memang hal yang sudah pasti PDI-P mendukung Jokowi untuk periode kedua, dalam artian bahwa kenyataannya nilai jual Jokowi masih yang tertinggi hingga saat ini. Namun, sikap PDI-P sebelum pengumuman ini memang masih membuat sebagian masyarakat dan elit tidak bisa tidur tenang, sebabnya karena keputusan Ibu Mega sebagai Ketua Umum partai adalah yang paling sulit di tebak. Sebagian mlihat kemungkinan yang akan terjadi, bisa saja Jokowi tidak dicapreskan PDI-P lagi di 2019, dengan alasan bahwa ada Puan Maharani, sang putri mahkota, penerus tahta Ibu Mega yang gerak-geriknya sejak 2014 hingga sekarang berharap jadi Capres/Cawapres PDI-P.
Melihat perkembangan politik Nasional yang sekarang semakin dinamin, konstalasi bergerak cepat dan elektabilitas naik turun. Apakah Jokowi bisa tetap yang paling perkasa di papan survey elektabilitas hingga 2019, ditengah semakin massivenya kampanye #2019GantiPresiden dan serangan-serangan politik hitam, penuh kebencian dan penyebaran isu hoaks?
Dari tahun 2014, awal Jokowi menjadi Capres memang sudah kerap diserang isu PKI, dan isu kebencian bermuatan SARA dari orang-orang yang berpaham radikal semacam anggota PKS dan kroni-kroninya. Ditambah lagi saat dikaitkan dengan isu Ahok, dan kemudian pembubaran ormas HTI. Jadilah Jokowi semakin dibenci kelompok-kelompok radikal. Dibenak mereka, 2019 Jokowi harus ganti! Agar agenda radikal mereka untuk merongrong Pancasila dan NKRI tidak ada penghalang, HTI pun kemudian bisa di aktifkan kembali seperti yang dikatakan Yusril Izha Mahendra, sang Ketua Umum PBB, yang saat ini menjadi partai tujuan HTI dan FPI untuk menjalankan agenda politiknya di Pilpres 2019.
Strategi yang paling dibutuhkan saat ini, agar Jokowi bisa berjaya kembali di 2019 adalah mencari pasangan yang tepat. Pasangan yang diharapkan bisa menjadi penopang dan sekaligus partner yang mampu memperbaharui citra Jokowi di mata kelompok muslim aliran konservatif. Selain itu, pendamping Jokowi juga harus punya kapasitas dan profesionalitas yang nantinya bisa menyokong dan menopang arah tujuan kebijakan Jokowi di 2019-2024, dan yang tak kalah penting, sosoknya bisa diterima Ibu Mega dan 7 (tujuh) partai koalisi lainnya.
Menanti Kejutan Megawati di Pilpres 2019
Ibu Megawati, sekali lagi adalah sosok yang penuh dengan kejutan. Keputusannya, harus memiliki daya kejut yang kuat di masyarakat. Setidaknya, itulah yang banyak dirasakan masyarakat biasa seperti saya selama memperhatikan karakteristik pengambilan keputusan politik dari seorang Megawati.
Pertanyaanya, jika pencapresan kembali Jokowi di 2019 tidak lagi memiliki daya kejut di masyarakat, lalu apa lagi yang menjadi kejutan dari Ibu Megawati di Pilpers 2019 kali ini?
Maka, jawaban dari pertanyaan di atas, kejutannya menurutku terletak pada penentuan Cawapres. Selain itu, tidak ada lagi kejutan yang lebih seksi untuk dinanti publik.
Pertanyaan selanjutnya, siapa sosok yang akan menjadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019, sehingga mampu mendatangkan kejutan di masyarakat?
Jawabannya, masih menurutku, adalah Chairul Tanjung.
Saya sebut Chairul Tanjung, bukan karena kami sekampung, sama-sama berasal dari Sibolga loh... Tapi murni karena qualifikasinya yang menurutku bisa menjadi pelengkap Jokowi dalam memimpin RI pada periode kedua.
Sekilas Tentang Chairul Tanjung dan Sederet Pengalamannya
Chairul Tanjung, adalah seorang pengusaha pribumi tersukses Indonesia saat ini. Ayahnya berasal dari Kota Sibolga, dan Ibunya Jawa. Bisa dipastikan dia bersuku Batak dari Ayahnya.
Chairul Tanjung merupakan pengusaha yang merintis usahanya mulai dari nol, dan menjadi sukses hingga seperti sekarang ini. Beliau adalah pemilik CT Group, sebuah kelompok usaha yang dibangun oleh CT untuk menaungi semua bidang usahanya.
Kepiawaiannya sebagai pengusaha secara tidak langsung adalah modal dasar yang kuat sebagai pemimpin bangsa. Lihat saja JK, yang adalah pengusaha asal pulau Sulawesi. CT bahkan jauh lebih berpengalaman dari JK, kenapa? Karena JK hanyalah penerus usaha keluarga. Sedangkan CT, memulai dari nol. Dari sana, kita bisa membandingkan kualitas antara mereka.
Walaupun terbentuk sebagai seorang pengusaha, namun CT juga telah memiliki cukup pengalaman di bidang pemerintahan. Antara lain menjadi Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa di era pemerintahan SBY, menjadi pelaksana tugas di beberapa kementerian tahun 2015 dan pernah menjadi Ketua Umum organisasi PBSI.
Selain pengalaman diatas, CT juga memiliki citra diri yang masih bersih dan jauh dari skandal kasus korupsi. Hal yang biasa menjerat para pengusaha.
Selanjutnya yang tidak kalah penting perlu kita ketahui, ternyata CT juga memiliki sederet penghargaan, salah satunya adalah MUI Award 2015 atas kontribusinya dalam memajukan syiar Islam. Sudah tidak rahasia lagi, CT memang adalah sosok pengusaha yang sholeh, peduli, dermawan serta pintar menjaga relasi, baik bisnis ataupun persahabatan. Orangnya pekerja keras, dan bergaul dengan semua orang, tanpa pilih-pilih. Karakternya ini membuatnya sangat dicintai semua kelompok.
Bisa Diterima Semua Kelompok
Kelompok mana yang tidak kenal dengan CT?
Sosok CT yang memiliki mental pengusaha profesional, netral dan tidak mau banyak terlibat dengan politik, membuatnya disenangi semua orang. Lihat saja pada waktu buka puasa di rumahnya baru-baru ini. Siapa yang tidak ada disana? Nyaris tidak ada tokoh penting yang tidak ada, kecuali Ibu Megawati, itupun karena Ibu Megawati sejak lama tidak mau bersamaan hadir di acara yang sama dengan SBY. Sebagai gantinya, Ibu Mega mengirimkan bingkisan lengkap berupa makanan buka puasa ke rumah CT.
Semua kelompok tampaknya bisa menerima CT saat ini, termasuk Megawati dan 7 Ketum Partai koalisi pendukung Jokowi.
Saya yakin, CT adalah formula terpenting bagi Jokowi setelah sepeninggal JK nanti. Seorang yang fasih tentang perekonomian, tidak suka menonjolkan diri, sosok sentral, diterima semua kalangan dan memiliki semangat kerja profesional untuk membangun bangsa. Itu hal yang Jokowi butuhkan diperiode ke-2 (dua).
Kalkulasi Kekuatan Daya Kejut CT Jika Jadi Pendamping Jokowi
Seperti yang saya sampaikan di atas, Megawati adalah sosok yang penuh dengan kejutan. Lantas, apakah sosok ini mampu mendatangkan daya kejut di masyarakat, seperti yang diharapkan oleh Ibu Megawati Soekarno Putri?
Menurutku, pasti semua terkejut, bahkan tidak kalah dengan daya kejut yang ditimbulkan semasa pencapresan Jokowi di tahun 2014 yang lalu. Ini beberapa kemungkinan kejutan yang akan terjadi jika CT jadi cawapres Jokowi. Antara lain :
Pertama : Mega dan SBY akan kembali semeja untuk meramu jurus paling ampuh yang diharapkan mampu membawa kemenangan pada Pilpres 2019. Seperti yang semua masyarakat ketahui, hal yang paling mustahil kedua terjadi di perpolitikan Indonesia setelah kemustahilan pertemuan antara Soeharto dan Gus Dur, adalah bertemunya Mega dan SBY dalam satu meja atau acara. Sepertinya, kebencian masing-masing antara kedua mantan Presiden ini sudah membekas dan hampir menuju ke keabadian.
Kenapa Mega dan SBY akan bertemu? Alasannya tidak lain adalah, jika CT maju jadi cawapres Jokowi, otomatis akan didukung Partai Demokrat. Karena CT memiliki kedekatan khusus dengan SBY, sang Ketua Umum PD.
Pertemuan Mega dan SBY, menurut saya akan menjadi kejutan urutan pertama.
Kedua : Menyatunya PKS dan PDI-P secara nasional. Loh, kenapa begitu? Yah… Bukan rahasis umum lagi, bahwa CT memiliki kontribusi besar dalam membesarkan PKS dari balik layar. Meski perannya selama ini berada di balik layar, namun itu sudah cukup mampu membuat pejabat teras PKS bertekuk lutut dihadapannya.
Dekat dengan PKS bukan berarti membuat CT berfikir seperti kader PKS. CT tetaplah orang yang taat beragama, professional dan nasionalis. Peran CT saat menjadi cawapres Jokowi nantinya dijamin bisa menutup mulut ember Fahri Hamzah, Mardani Ali Sera dan berikut para anggota dan simpatisan PKS yang lain, yang selama ini kerap menyerang Jokowi dengan cara yang tidak bermoral dan lebih dekat dikatakan sebagai fitnah, hoaks dan SARA.
Ketiga : Gerindra akan gigit jari, karena ditinggal PKS, sang partai sekutu yang diam-diam melancarkan manuver agar Prabowo tidak mencapres lagi. Selanjutnya PAN akan bimbang, tak akan sanggup menerima kekalahan melihat Jokowi yang semakin kuat.
Cukup tiga alasan diatas itu saja yang membuat kita akan terkejut, makanya saya ulas terlebih dahulu sekarang, agar tidak ada yang terkejut bathin dan terkena serangan jantung atau stroke kelak, saat mendengar keputusan Mega yang kita harapkan meminang CT menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Semoga benar-benar terjadi duet Jokowi-CT di Pilpres 2019 mendatang. Untuk yang sependapat, kasih komentar dan masukannya ya… Jangan lupa juga menyertakan hastag #CawapresJokowidan #IndonesiaMaju.
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon