Foto : Bunda Maria (Kanan), Nana Kakak Angkat Ahok (Kiri) |
Siporsuk Na Mamora - Ini kisah tentang seorang
wanita, wanita yang menderita kerena rasa sakit yang dialami melihat
penghakiman yang tidak seharusnya diterima seorang putra yang berketepatan
sama-sama berjenis kelamin laki-laki.
Jika
dijaman Yesus ada sesosok perempuan Bunda Maria yang tersendu-sendu dan
mengalami rasa sakit yang teramat, bahkan dikisahkan 1000 kali lipat sakitnya
dari apa yang dirasakan oleh sang Anak yaitu “kematian”. Hukuman atas Anak dari
Raja Pilatus sangat tidak adil baginya, tetapi Dia harus menanggungnya untuk
menyelamatkan umat manusia diseluruh bumi.
Mungkin
perhatian anda terlewat dan mungkin ini hanya ada dalam pikiranku saja, tetapi
menurut saya ini perlu aku kisahkan, kenapa aku selalu mengambil dari Alkitab,
itu persoalan lain yang tidak umum, hal ini karena saya sedikit belajar dan tau
soal kitab suci yang satu itu.
Dari
kisah Yesus aku melihat ada kesamaan dari awal hingga sampai hari ini, Ahok di
adili atas dasar dugaan penistaan agama, Yesus diadili atas pelanggaran agama
juga di Galilea. Ahok ditekan para “jubah putih” di DKI Jakarta dan bahkan di
seluruh republik, dengah hal yang sama Yesus juga di tekan para “ahli taurat”
di Galilea.
Tak
semata karena ke-seimanan, jika dia korup dan memang tidak baik dalam kacamata
saya pribadi, maka sayapun tak akan menuliskan ini untuk kawan-kawan semua baca.
Perempuan
yang berduka karena Ahok adalah Nana, kakak angkat Ahok yang beragama Islam
bersuku Bugis. Dia adalah putri Misribu Andi Baso Amier, orang tua angkat Ahok.
Jika dilihat, kedua perempuan di gambar, sama-sama menggunakan jilbab bukan?
Kalau
kalian fikir itu adalah rekayasa, terserahlah kawan, tetapi saya berkeyakinan,
itu muncul akibat fanatisme akut anda, perlu diasah lagi logika anda. Dan
mungkin juga anda tidak memahami hati wanita (saya juga tak begitu paham
sih...). Yang pasti wanita tidak akan menangis untuk seorang laki-laki
sembarangan.
Rasa
duka/sakit yang di alami kedua perempuan ini adalah akibat dari rasa ketidak
adilan yang ditimpa sang anak, apa yang dituduhkan tidak pula merepresentasikan
keadilan Hukum di republik majemuk nan indah yang kita cintai bersama ini.
Duduk
dibangku pesakitan, dan dituntut untuk dihukum itu rasanya tidak manusiawi
sekali. Disamping Ahok yang telah menulis buku di tahun 2008 berjudul
"berlindung dibalik ayat suci" dan Pernyataan kontraversial saat
kunjungan kerja ke kepulauan seribu sewaktu dia masih menjabat sebagai Gubernur
DKI yang kini dipersoalkan setelah beliau ditetapkan sebagai salah satu Calon
Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2. Itu sangat syarat akan politik untuk
kekuasaan semata kawan. Mari gali lagi logika berfikir kalian!
Sementara
kalian berteriak-teriak #TangkapAhok, disisi lain ada hati seorang wanita yang
tersayat dan menangis tersendu-sendu, saya yakin bahwa wanita ini tidak
sendirian, ada wanita-wanita lain yang menangis akibat ketidak adilan ini.
Mungkin juga salah satu ibu dari "mereka" yang teriak-teriak di depan
pengadilan hari ini.
Jangankan
soal hati wanita, ada masa depan republik yang harus kita pertaruhkan, Ibu
Pertiwi sedang menangis melihat kelakuan kita. Indonesia dicita-citakan sebagai
Negara yang damai, nyaman dan sejahtera serta untuk semua umat, tidak untuk
satu golongan Agama.
EmoticonEmoticon