Sumber Foto : Google |
Siporsuk Na Mamora - Kawan karib ku, ada-ada saja
cerita yang muncul kalau sudah berdiskusi dengannya, kadang-kadang ada
gilak-gilaknya sih, HaHaHa... Terlalu liar hayalan kami kalau sudah cerita
berdua, air tuba pun bisa berubah menjadi air susu, artinya suasana duka pun
kalau sudah bersama bisa menjadi suka cita.
Oya,
maaf kalau tidak kusebutkan namanya ya, katanya dia tidak ingin jadi sasaran
tembak orang-orang yang terusik dengan cerita kami pertengahan malam ini,
ditambah lagi ketakutan ada samaku, mana tau kedepan kami sudah tidak
bersahabat lagi, itu akan memberi ruang untuknya menuntutku ke polisi, kita
bilang saja namanya si "Jack" ya. Peringatan penting, jangan salah
tebak dan baper ya...
Cerita
kami muncul akibat tulisanku tentang BODT hari kemarin, dan hubungannya dengan
organisasi atau lembaga-lembaga yang sangat doyan dengan dana-dana siluman dari
perusahaan perusak lingkungan, atau bisa juga dari pemerintah alias dana
Bansos.
Dia
bilang begini "lae kok bilang BODT? Kenapa gak BODAT aja?
Kepanjangannyakan sama juga kan lae?", sekedar pemberitahuan kawan-kawan,
BODAT itu berasal dari bahasa Batak Toba yang dimaksudkan sebagai sebutan untuk
"monyet".
Kebetulan
monyet banyak dipinggiran Danau Toba, kalau tidak percaya, silahkan cek ke lapangan
ya, dipinggir jalan Siantar-Parapat kalau sore-sore biasanya mereka nongkrong
rame-rame bersama kawanan BODAT yang lain, menunggu ada manusia yang berbaik
hati melempar pisang atau kacang Sihobuk, atau apa saja yang bisa dimakan,
sisa-sisa juga disikat habis! Bahkan terkadang mereka saling berebut dan
berantam kejar-kejaran. Sepertinya aku sudah jadi ahli sifat monyet sekarang,
tak apalah, asal jangan jadi BODAT.
Awalya
kami diskusi sangat serius, ini dan itu, tiba-tiba soal dana BODT yang 21 T
itu, kawanku langsung aneh-aneh saja tanggapannya.
Kawan-kawan
ingat? di tahun-tahun lalu ada pemberitaan heboh dikalangan mahasiswa, sebabnya
sederhana saja, Gubernur Sumatera Utara tertangkap akibat dana Bansos dan
akhirnya KPK menyelidiki aliran dana Bansos kemana saja beserta laporan
pertanggungjawabannya yang tidak lengkap. Aku pribadi sangat terkejut, tapi aku
coba melihat masalahnya dengan seksama, dan ternyata benarlah kalau dana Bansos
itu mengalir ke beberapa organisasi mahasiswa setingkat wilayah di Sumatera
Utara, ada yang dapat 150 Jt dan hampir beberapa pejabat teras organisasi
terseret masuk di media. Untung saja tidak jadi masuk jeruji besi, tapi dengan
masuknya dikoran itu sudah sangat membuat malu semua civitas organisasi loh...
Ada
lagi yang jalan-jalan, karaoke dan makan-makan enak di restoran yang biayanya
bersumber dari dana perusahaan perusak lingkungan.
Cerita
kami merembes akhirnya kemana-mana, hingga ilusi kami sampai ke
anggaran-anggaran segala. Begini, katakanlah kalau anggaran APBD Provinsi
Sumatera Utara sekarang berkisar 9 T dan tahun depan hampir menyentuh angka 12
T, tetap saja anggaran BODT lebih besar kan kawan? Angkanya fantastis mencapai
2 kali lipat anggaran APBD Provinsi Sumatera Utara.
Dengan
angka demikian, kawanku itu katakan sama saya "sudah bisalah
organisasi-organisasi mahasiswa dan ormas buat DPD atau Korwil untuk BODAT ya
lae?", aku masih bengong setengah terhibur, lalu kujawab "kenapa lae
bilang begitu?" jawabnya lagi “iyah... lae ini sok-sok polos (*memang
masih polos), masa lae gak tau maksudku?”.
Aku
masih bengong saja sambil otakku kuputar habis-habisan, kemudian dilanjutkannya
lagi "lae, kan nanti kalau sudah ada Korwil BODAT, anggaran yang mau
ditandukkan lebih besar dari APBD, jadi sudah pasti lebih besar nanti
tangkapannya, kalau dari APBD dapat 150 Jt, nanti dari BODAT dapat 300 Jt kan
lae?".
HaHaHa...
Aku mulai konek, lalu kujawab "berarti lae nanti lebih besarlah Korwil
BODAT daripada Korwil SUMUT?", jawab si Jack "iya iyalah lae, apalagi
kalau dilihat dari besar anggarannya, dapat lebih banyaklah Korwil BODAT".
Kamipun tertawa terbahak-bahak berdua, sambil sesekali kami minum kopi.
Lalu
kutambahkan, "tapi gini lae, kalau nanti ada Korwil BODAT, trus anggotanya
siapa lae ku?", secepat kilat dia menjawab hampir keselak kopi
"bodat!" bgitu jawabnya mantab dan kamipun kembali terbahak-bahak
berdua.
Ah...
Aneh kalilah kawanku ini, otaknya uang terus, mau cair aja... Kalau sudah
urusan uang memang pintar kali lae ini kali-kalinya, kalau bagi-bagi, samaku
dia tidak bisa bilang apa, karena dia tau aku juga pintar bagi-bagi. WkWkWkWKWK
Baiklah,
buat para organ-organ yang mau dapat banyak, aku sarankan supaya membuat Korwil
BODAT saja, toh wilayahnya lebih terjangkau bukan? Secara otomatis
"cost" berkurang dan pemasukan 2 kali lipat dari Korwil SUMUT.
Ya
sudahlah, minum kopi aja dulu kita sama-sama ya... seperti aku dan Jack, dia
minum kopi dirumahnya dan aku minum kopi di kedai kopi langgananku.
BODAT-nya jangan dibawa pulang kehati, tapi
kalau lewat jalan Siantar-Parapat, sisakan sedikit saja makananmu untuk para
BODAT disana, itupun kau kasih mereka sudah senang kegirangan sambil
melompat-lompat.
EmoticonEmoticon