Wednesday, December 21, 2016

Tokoh Batak Penuh Kharisma


Siporsuk Na Mamora - Ketika masih menjadi mahasiswa di Medan, saya pernah menghadiri kegiatan pelantikan sebuah organisasi, bertempat di Alfa Omega (depan kantor Gubernur Sumut), disana hadir seorang yang tidak asing bagi saya, sudah lama saya mengikuti jejak langkah beliau, perawakannya memang kecil, tetapi jangan anda pertanyakan pengalaman hidupnya di dunia militer maupun pemerintahan, baik di kancah nasional maupun internasional, mengetahuinya anda akan terkaget-kaget keheranan.

Jika boleh mengulang ingatan kita semua, saya ingin menyampaikan sebagian kecil informasi mengenai beliau dan juga beberapa prestasinya di dunia militer dan karyanya untuk bangsa dan negara.

Nama kecil beliau adalah Tiopan Bernhard Silalahi, sekarang akrab dipanggil Oppung TB Silalahi. Pernah duduk dibangku kuliah tepatnya di ITB, namun karena kesulitan ekonomi keluarga, beliau tidak bisa menyelesaikan studi dari ITB, akan tetapi perjuangannya tidak sampai disitu, Tuhan memberi jalan lain untuknya, masuk sebagai Taruna Militer di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1958 dan selesai pendidikan militer pada tahun 1961.

Penugasan dinas dilaluinya dengan penuh tanggungjawab, didunia militer diawali sebagi Danton Yonkav 4 Siliwangi dalam operasi Kamdagri di Jawa Barat (1962), Wadanki dalam operasi Kamdagri di Sulawesi Selatan (1963-1965) bersamaan dengan operasi Dwikora. Danyonkav 8 Tank Kostrad (1972), ke Timur Tengah sebagai pasukan PBB pada perang Oktober 1973 antara Israel dan Mesir sebagai Camp Commandant UNEF Middle East di Kairo. Dosen Sesko AD (1974), Asops Kasdam XVI Hasanuddin di Ujung Pandang (1978), Kasdam IV Diponegoro (1984) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran KASAD (1986) dengan pangkat Mayor Jenderal TNI.

Tak berhenti di dunia militer saja, Oppung ini juga melanjutkan karyanya dibidang pemerintahan, seperti pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan dan Energi (1988), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993) dan oleh Suharto pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Jenderal TNI. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diangkat menjadi Penasehat presiden yang kemudian pada tahun 2006 menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan pada tahun 2007 diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Sebagai orang Batak, yang menganggap pentingnya pendidikan, Oppung TB Silalahi juga tidak lupa melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung sampai Sarjana Muda (1968) dan mendapatkan S1 pada Sekolah tinggi Hukum Militer dengan predikat Cumlaude (1995). Atas prestasinya dalam bidang pemerintahan dan sosial, ia beroleh gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, 8 agustus 1996 di Manila, Filipina.

Masa-masa cemerlangnya tidak berhenti sampai disini saja, bagiku yang paling penting diberi apresiasi adalah tentang jasanya membangun Tanah Batak, terkhusus untuk pendidikan sepertihalnya mendirikan Yayasan Soposurung dan bekerjasama dengan Mendikbud mendirikan SMA Negeri 2 Soposurung lengkap dengan asramanya dimana para siswa/i tidak membayar uang asrama atau gratis selama 15 tahun.

Oppung TB Silalahi juga mendirikan Museum Batak di Toba Samosir yang oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI menganugerahkan Citra Pesona Wisata Cipta Award 2011 sebagai Museum Terbaik di Indonesia ditinjau dari tujuan pariwisata  dan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dianugerahkan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman dengan kategori Museum Swasta Terbaik 2014. Beliau juga sangat gigih memperjuangkan kepada Pemerintah Pusat untuk melanjutkan pembangunan lapangan terbang Silangit  dan hasilnya seperti yang kita saksikan sekarang ini.

Tentu masih banyak lagi jasa-jasa beliau yang diberikan kepada negara sehingga  mendapatkan 3 (tiga) bintang, yaitu Bintang Mahaputra Adipradana, Bintang Dharma dan Bintang Budaya Parama Dharma serta lebih dari 20 tanda-tanda jasa yang lain. Khususnya ke kampung halaman Bonapasogit masih banyak jasa-jasa yang lain yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Silahkan anda cek sendiri, jika saya tuliskan semuanya, akan repot jadinya.

Kita semua tidak bisa menutup mata memang untuk jasa-jasanya, sekarang beliau lagi rajin-rajinnya membangun Tanah Batak, dan atas semua itu kita harus mendukung dan memberikan apresiasi.

Sebenarnya, saya pernah menyela beliau lewat tulisan saya berjudul "ORANG BATAK KANIBAL (?)", tetapi itu sebenarnya diluar kesengajaan dan tidak benar, setelah mendengar penjelasan langsung dari beliau melalui sambungan handphon, saya pun merefleksikan kesalahan saya tersebut, saya menyampaikan kalau saya benar-benar merasa bersalah atas beberapa poin tulisan yang menyangkut Oppung, poin itu murni kesalahan saya dan tidak benar adanya. Untuk itu saya menarik kata-kata saya dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi, saya harus sampaikan  dengan hati yang tulus saya meminta maaf kepada Oppung TB Silalahi, saya telah membuat Oppung marah besar dan tidak bisa tidur selama satu minggu. Atas pengertian dan kebesaran hari Oppung memaafkan kesalahan saya, saya berterimakasih.

Setelah mendengarkan beberapa penjelasan langsung, saya semakin mengenal  beliau, benarlah kalau dia memiliki kharisma kepemimpinan yang luar biasa berbeda dari tokoh-tokoh Batak yang ada sekarang ini. Bagiku yang paling menarik adalah bahwa beliau benar-benar memberi pelajaran berbeda secara pribadi, caranyapun sangat lembut walaupun saya sudah salah, mengirimkan utusannya ke Medan dan berdiskusi panjang dengan saya, sambil minum kopi dan makan semeja hingga membuat suasana benar-benar akrab penuh dengan suasana kekeluargaan. Suasana seperti ini memberiku penjelasan bahwa citra "sangar" yang terpaku dalam fikiranku selama ini terhadap para Jenderal terbantahkan sudah. Mungkin karena Oppung TB Silalahi benar-benar tokoh Batak sejati.

Amang dohot Inong saya pernah berpesan begini “molo tu marga Silalahi, ho ingkon hormat! Jou abang molo saletting, jou Bapa molo nga matobang”. Inilah yang membuatku semakin merasa bersalah telah menyela Oppung.

Semoga Oppung membaca tulisan ku yang sederhana ini, kusadari bahwa Oppung lebih besar dari apa yang saya tulis ini, baik jasa maupun hatinya.

Sesekali, Oppung harus mengajariku tentang kepemimpinan, agar saya bisa seperti Oppung, walaupun kufikir itu tidak akan mungkin. Mauliate...! Horas...! Shalom...!

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon