Sandiaga Uno Memakai Baju Pendukung AHY |
Siporsuk
Na Mamora - Penjejakan dukungan masing-masing pasangan Calon
Gubernur DKI Jakarta berlangsung sangat ketat, tentu karena hanya satu pasangan
calon yang tersingkir di putaran pertama, otomatis suaranya menjadi rebutan
pasangan yang lolos ke putaran ke dua.
Masing-masing pasangan calon nomor urut 2 dan
nomor urut 3 menjalankan aksinya untuk menggaet simpati dan dukungan dari para
pendukung pasangan nomor urut 1 sebelumnya yang sudah tersingkir terlebih
dahulu.
Yang menarik adalah, peralihan dukungan oleh
relawan pendukung AHY-SILVY kepada masing-masing pasangan yang maju ke putaran
kedua sangat kelihatan jauh berbeda. Mari simak ini terlebih dahulu.
ANIES-SANDI
Pakaikan Baju AHY-SILVY
Tidak banyak yang melihat momen ini sebagai
momen yang positiv, malah mengundang kritikan tajan dari kubu pendukung
AHY-SILVI yang lain, mereka berpendapat bahwa tindakan ini merupakan tindakan
yang tidak etis, dikarenakan pemakaian atribut AHY-SILVY oleh pasangan ANIES-SANDI
tidak didahului dengan meminta ijin kepada AHY-SILVI ataupun pendukungnya,
sampai hari ini belum ada tanggapan dari pasangan ANIES-SANDI mengenai hal ini.
Baca beritanya disini
Setelah itu, nitizen juga ikut mencibir
tindakan ANIES-SANDI, mereka menilai taktik merebut suara AHY-SILVY dengan cara
seperti ini adalah cara yang sangat memalukan! Baca disini
Dukung
BA-DJA, Pendukung AHY-SILVY Ganti Baju
Pendukung AHY Ganti Baju Dengan Kotak-Kotak |
Mereka adalah Relawan Front Kerukunan Pemuda
Bugis Makassar (FKPBM) yang sebelumnya mendukung AHY-SILVY di putaran pertama
Pilkada DKI Jakarta, sekarang telah resmi memberikan dukungan kepada BA-DJA
yang dilengkapi dengan rangkaian seremoni pelepasan baju kampanye AHY-SILVY dan
kemudian memakaikan baju kotak-kotak sebagai baju kebesaran pasangan nomor urut
2 tersebut.
Pernyataan resmi peralihan dukungan ini
disampaikan relawan AHY-SILVY di sela-sela deklarasi "Kita 2" oleh
kelompok pendukung BA-DJA, Poros Widya Chandra, di Jalan Widya Chandra X,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada hari Rabu, 1 Maret 2017. Baca beritanya disini
Suatu kejadian yang sangat elegan dipandang
mata, banyak yang memuji cara yang FKPBM lakukan, dari sini terlihat ketulusan
dan keseriusan mereka dalam mengalihkan dukungan kepada pasangan nomor urut 2
BA-DJA.
Lantas
pertanda apa yang bisa kita lihat dari momen ini?
Mari kita melihat dan menganalisis secara
seksama, tentunya dengan berpatokan pada kejadian-kejadian sebelumnya, termasuk
penilaian para nitizen.
Secara pribadi, saya melihat ada keunikan
tersendiri dalam dua kejadian penting ini, sekaligus juga tanda-tanda penting
yang sama-sama harus kita cermati secara seksama sebelum memutuskan arah dukungan
diputaran kedua nanti.
Menggaet simpatik dari pendukung nomor urut 1
AGUS-SILVY adalah suatu hal yang wajar, hal ini sangat potensial untuk
dilakukan para pasangan yang lolos ke putaran ke dua. Tetapi saya mau memberi
catatan dengan perumpamaan seperti ini “memakai kostum singa tidak semata-mata
merubah anda sebagai singa dimata mahluk hidup yang lain”, akan lebih berharga
jika anda memenangkan sebuah pertarungan dengan tetap menjadi diri sendiri.
Hal yang paling penting adalah tentang
pelepasan dan pemakaian baju kampanye, bagi saya ini memiliki makna istimewa.
Apa itu?
Pertama,
mudah-mudahan pemakauan baju kampanye tidak berkaitan dengan mencontek program
lagi ya... Atau mungkin berfikir kalau masyarakat semata mendukung hanya karena
tertarik pada pakaian kampanye? Astagah! Alangkah dangkalnya pemikiran seperti
itu.
Kedua,
dengan melepas pakaian kampaye calon nomor urut 1 dan memakai baju kotak-kotak
adalah merupakan bukti ketulusan dan keseriusan memberi dukungan sepenuhnya
kepada pasangan BA-DJA, tanpa ada tuntutan berlebihan, artinya tulus mendukung
untuk menang sekaligus juga memenangkan program-program unggulan BA-DJA untuk
DKI Jakarta lima tahun kedepan.
Ketiga
dan terakhir, dengan rela melepas baju kampanye sendiri
dan memakai baju kampaye orang lain jelas adalah inkonsistensi sikap politik
yang tidak bertanggungjawab dan sangat ambisius, hanya menginginkan kemenangan,
kelihatanlah segala cara akan mereka halalkan untuk mendapatkan kemenangan! Termasuk
tidak menjadi diri sendiri. Inilah sikap politik yang harus kita basmi di republik
ini. jangan sampai suatu saat nanti rakyat akan dikorbankan hanya untuk
mendapatkan ambisi pribadi!
Itu saja dulu dari ku ya,
selebihnya silahkan kawan-kawan panjangkan dalam imajinasi sendiri-sendiri supaya lebih leluasa.
EmoticonEmoticon