Saat ketegangan terjadi antara Akbar Faizal dan Jonru Ginting |
Siporsuk
Na Mamora – Menarik
sekaligus menjengkelkan menyaksikan acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang
disiarkan langsung di TV One malam ini (29 Agustus 2017) dengan mengambil thema
“Halal – Haram Saracen”.
Kelompok saracen memang akhir-akhir
ini sangat populer dan menarik perhatian seluruh masyarakat di republik ini.
Kepiawaian kelompok ini dalam mengelola dan menebarkan konten-konten isu SARA
tidak bisa kita anggap remeh lagi. Karena kepiawaian kelompok ini, kita semua
bisa saling membenci, saling curiga, saling menghina dan mungkin bisa saling
membunuh atau bahkan Republik yang sudah lama kita jaga kesatuannya ini bisa
bubar berkeping-keping dalam waktu tertentu.
Saracen, adalah kelompok yang
sedari dulu menanamkan kebencian kepada rezim Jokowi-ZK. Mereka mencari dan
menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan wibawa dan karakter Jokowi melalui
media sosial yang mereka kelola secara tersistemasis. Boleh dibilang, mereka
ini adalah buzzer konten penuh kebencian terhadap pemerintah, suku dan etnik
atau kelompok tertentu yang tidak mereka sukai, atau bisa juga menebar konten
kebencian berdasarkan orderan para pemilik kepentingan.
Dunia sosial dan perpolitikan kita
beberapa tahun terakhir ini sangat kental dengan penyebaran konten-konten hoax
atau bernada penuh kebencian dan fitnah. Semakin mudah penyebarannya akibat
keberadaan media sosial hari ini yang bebas dan tanpa filter.
Siapakah yang diuntungkan dengan
keberadaan kelompok ini? Tentu saja yang diuntungkan adalah para pihak yang
benci dengan Jokowi, dan juga yang benci dengan orang-orang yang sepemahaman
dan sepemikiran dengan Jokowi.
Dan siapakah korbannya? Korbannya
adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang
beredar di media sosial.
Jika bicara soal konten hoax dan
tulisan bernada kebencian terhadap Jokowi serta hubungannya dengan media sosial
dan penyebarannya, tentu kita tak luput dari sosok seorang Jonru Ginting. Maka
tepatlah malam hari ini (29 Agustus 2017) ILC TV One mengundang beliau hadir
dalam acara berthemakan “Halal-Haram Saracen”. Seolah Bung Karni Ilyas ingin
menunjukkan kepada kita, bagaimana seorang Jonru Ginting mampu memberi
tanggapan terkait mengenai perbuatan orang-orang yang terlibat di kelompok
Saracen. Orang-orang yang tanpa henti menebar kebencian terhadap Jokowi di
media-media sosial. Sedikit memiliki kemiripan dengan kelakuan Jonru Ginting
selama ini yang tanpa henti membuat tulisan menghina Jokowi beserta anggota
keluarganya yang lain seperti ibunda Jokowi sendiri.
Tulisan yang sangat disorot serta menarik
perhatianku saat menyaksikan acara ILC malam ini adalah saat Akbar Faizal
mempertanyakan pengakuan Jonru Ginting tentang tulisannya di facebook yang
mengatakan bahwa “Jokowi adalah calon presiden yang asal-usulnya serba tidak
jelas!”.
Tensi diskusi pada fase ini sontak
meningkat tinggi. Jonru yang sebelumnya biasa-biasa saja, tiba-tiba jadi
emosional dan bertingkah seperti cacing kepanasan di kursinya, serta rahut
wajahnya berubah total. Seolah secara psikologis merasa ketakutan dan berusaha
ingin menjelaskan kepada publik bahwa dia tidak sedang menghina ibunda Jokowi
melalui tulisannya tersebut.
Inilah sikap ke-binatang-an Jonru
Ginting, yang membuat kita layak mempertanyakan apakah beliau ini manusia atau
tidak.
Coba kita, sebagai awam berfikir.
Apakah namanya tidak menghina apabila seseorang mempertanyakan asal-usul Anda
dan siapa ibu Anda? Atau begini. Anda punya ibu, lalu seseorang bilang bahwa
tidak benar dia ibu Anda. Apa Anda sebagai anak tidak merasa bahwa ibu Anda
sedang dihina?
Ini masih satu kasus dibandingkan
dengan banyak kasus penghinaan yang dilakukan Jonru Ginting terhadap Jokowi
melalui fanpage facebooknya. Termasuk menyebarkan berita bohong yang secara
tidak kebetulan menyudutkan Jokowi.
Kembali ke konteks kelompok
Saracen. Nama Jonru Ginting bisa saja tidak tertera dalam struktur kepengurusan
ataupun keanggotaan kelompok Saracen. Namun, perbuatannya melalui
tulisan-tulisannya sangat mirip dengan konten-konten yang disebarkan kelompok
Saracen. Apa iya mungkin karana dulu di tahun 2014 meraka sama-sama pendukung
Prabowo? Atau di tahun 2017 sama-sama pendukung Anies-Sandi? Saya pikir tidak
ada yang secara kebetulan. Bisa jadi mereka ini memiliki hubungan, baik
langsung ataupun tidak langsung.
Terakhir, jika konten-konten
tulisan kelompok Saracen memiliki kemiripan dengan tulsan Jonru Ginting. Apa
iya Jonru Ginting layak untuk tidak diproses sama seperti kelompok Saracen?
Malam ini, Jonru Ginting teriak
lantang “Saya tidak takut!” saat Akbar Faizal menyarankan agar Polisi memproses
dirinya dengan tuduhan menebar kebencian, penghinaan atau berita hoax mengenai
Jokowi. Tapi kok Saya jadi teringat dua orang tokoh yang saat ini lari ke Arab
ya? Mereka Habib Rizieq dan Eggi Sudjana.
Reaksi mereka bertiga ini diawal
mirip sekali. Yang satu mengancam “Revolusi”, yang satunya mengancam “Perang”
dan terakhir Jonru Ginting berkata dengan lantang, “Saya tidak takut!”.
Jangan-jangan, ujung-ujungnya nanti lari ke Arab lagi dengan alasan umroh.
Kepingin reques doa dari pak
Tifatul Sembiring dengan isi, “Ya Tuhan, semoga tidak ada lagi manusia seperti
Jonru Ginting ini terlahir ke bumi. Cukup satu saja ya Tuhan!”.
EmoticonEmoticon