#KamiTidakTakut |
Ada
Apa Dengan Partai Oposisi?
*Gerindra
dan PKS*
Belakangan terakhir, masyarakat
diguncang oleh aksi teroris di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Ada 5 anggota anggota Polri yang
gugur menjadi korban pada aksi penyanderaan yang dilakukan narapidana terotis
tersebut di dalam rutan. Mereka disiksa, disayat, ditikam, dicabut giginya dan
di injak-injak. Benar-benar tindakan biadab dan tidak manusiawi. Mereka diantar
pulang tinggal nama kepada keluarga.
Satu orang napiter tewas karena
terjadi perlawanan dari para anggota polri yang disandera.
Beberapa anggota polri menjadi
korban luka, dan korban siksaan karena dijadikan sebagai sandera kurang-lebih
36 jam lamanya. Lastri, beliau dilarikan kerumah sakit bersama rekannya Sarjana
untuk dirawat setelah berhasil dibebaskan oleh petugas polri dari sanderaan
para napiter. Mereka luka-luka, bahkan Lastri kehilangan giginya dan wajahnya
babak belur dihajar para napiter.
Apresiasi untuk polri yang berhasil
membekuk semua napiter yang terlibat aksi teror di dalam lapas tanpa harus
melakukan kebrutalan, mengedepankan strategi dialog ketimbang cara kekerasan
dan atau penyerbuan. Walaupun terkesan terlalu lama (36 jam), namun kita semua
mengapresiasi kerja keras polri, meminimalisir jatuhnya korban. Polri sangat
sabar dan mampu menahan diri ditengah ancaman dari napiter yang menyandera para
anggotanya dan kecaman-kecaman dari masyarakat atau para anggota DPR-RI seperti
Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Hal yang biasa terjadi di luar,
masyarakat tidak sabaran. Kalau itu masyarakat biasa masih bisa dipahami,
karena mereka tidak semuanya atau SOP dan hukum yang berlaku secara nasional
ataupun internasional. Tetapi bagaimana dengan para pejabat DPR-RI dan para
politikus? Saya bilang mereka tidak punya otak, tidak punya hati, empati dan
simpati terhadap para korban dari pihak polri yang gugur karena menjalankan
tugas, menjaga NKRI. Mereka hanya pedulu soal keuntungan politik, menyerang
Jokowi. Benar-benar biadab!
Banyak yang nyinyir dan mengkritik
polri dan Jokowi. Terutama dari pihak oposisi, seperti Gerindra dan PKS,
ditambah dari beberapa kader PAN yang tak pernah jelas sikapnya (abu-abu).
Yang paling konyol, banyak yang
mengait-ngaitkan kejadian di Mako Brimob adalah karena Ahok. Ini kritik yang
sangat tidak beralasan, karena Ahok juga terancam nyawanya disaat terjadi aksi
teror di rutan. Sekali lagi, mereka-mereka ini benar-benar orang-orang biadab!
Mereka senang menari-nari, mencari
keuntungan diatas duka para korban dan masyarakat Indonesia yang tak henti
mengucapkan doa agar semuanya kembali baik-baik saja.
Kawan, tidak ada seorangpun yang
menginginkan dirinya berada dalam bahaya teror, dan tidak ada yang ingin
berlama-lama berada dalam situasi mencekam dan mendebarkan, tak jelas berapa
persen kesempatan akan hidup keluar dari rutan Mako Brimob. Terlebih Ahok,
anggota polri yang disandera dan yang sedang bertugas mengendalikan situasi,
begutupun pemerintah...
Teroris itu biadab! Yang mendukung
teroris lebih biadab lagi!
Musabab adanya teroris adalah dari
ajaran Agama yang sesat, meyimpang dan radikal. Perhatikanlah, orang-orang yang
radikal dan membela aksi terorisme sangat berpotensi menjadi teroris dikemudian
hari.
WASPADA dari segala bentuk pembelaan
terhadap teroris, baik personal, organisasi maupun partai. Mereka adalah potensi besar menjadi teroris dan menjadikanmu ataupun keluargamu sebagai sandera ataupun korban untuk aksi-aksi
teror berikutnya.
Istilah orang Medan, babat habis,
jangan kasih kendor!
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !
EmoticonEmoticon