Thursday, May 10, 2018

Ada Apa Dengan Partai Oposisi?

#KamiTidakTakut

Ada Apa Dengan Partai Oposisi?
*Gerindra dan PKS*
Belakangan terakhir, masyarakat diguncang oleh aksi teroris di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Ada 5 anggota anggota Polri yang gugur menjadi korban pada aksi penyanderaan yang dilakukan narapidana terotis tersebut di dalam rutan. Mereka disiksa, disayat, ditikam, dicabut giginya dan di injak-injak. Benar-benar tindakan biadab dan tidak manusiawi. Mereka diantar pulang tinggal nama kepada keluarga.
Satu orang napiter tewas karena terjadi perlawanan dari para anggota polri yang disandera.
Beberapa anggota polri menjadi korban luka, dan korban siksaan karena dijadikan sebagai sandera kurang-lebih 36 jam lamanya. Lastri, beliau dilarikan kerumah sakit bersama rekannya Sarjana untuk dirawat setelah berhasil dibebaskan oleh petugas polri dari sanderaan para napiter. Mereka luka-luka, bahkan Lastri kehilangan giginya dan wajahnya babak belur dihajar para napiter.
Apresiasi untuk polri yang berhasil membekuk semua napiter yang terlibat aksi teror di dalam lapas tanpa harus melakukan kebrutalan, mengedepankan strategi dialog ketimbang cara kekerasan dan atau penyerbuan. Walaupun terkesan terlalu lama (36 jam), namun kita semua mengapresiasi kerja keras polri, meminimalisir jatuhnya korban. Polri sangat sabar dan mampu menahan diri ditengah ancaman dari napiter yang menyandera para anggotanya dan kecaman-kecaman dari masyarakat atau para anggota DPR-RI seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Hal yang biasa terjadi di luar, masyarakat tidak sabaran. Kalau itu masyarakat biasa masih bisa dipahami, karena mereka tidak semuanya atau SOP dan hukum yang berlaku secara nasional ataupun internasional. Tetapi bagaimana dengan para pejabat DPR-RI dan para politikus? Saya bilang mereka tidak punya otak, tidak punya hati, empati dan simpati terhadap para korban dari pihak polri yang gugur karena menjalankan tugas, menjaga NKRI. Mereka hanya pedulu soal keuntungan politik, menyerang Jokowi. Benar-benar biadab!
Banyak yang nyinyir dan mengkritik polri dan Jokowi. Terutama dari pihak oposisi, seperti Gerindra dan PKS, ditambah dari beberapa kader PAN yang tak pernah jelas sikapnya (abu-abu).
Yang paling konyol, banyak yang mengait-ngaitkan kejadian di Mako Brimob adalah karena Ahok. Ini kritik yang sangat tidak beralasan, karena Ahok juga terancam nyawanya disaat terjadi aksi teror di rutan. Sekali lagi, mereka-mereka ini benar-benar orang-orang biadab!
Mereka senang menari-nari, mencari keuntungan diatas duka para korban dan masyarakat Indonesia yang tak henti mengucapkan doa agar semuanya kembali baik-baik saja.
Kawan, tidak ada seorangpun yang menginginkan dirinya berada dalam bahaya teror, dan tidak ada yang ingin berlama-lama berada dalam situasi mencekam dan mendebarkan, tak jelas berapa persen kesempatan akan hidup keluar dari rutan Mako Brimob. Terlebih Ahok, anggota polri yang disandera dan yang sedang bertugas mengendalikan situasi, begutupun pemerintah...
Teroris itu biadab! Yang mendukung teroris lebih biadab lagi!
Musabab adanya teroris adalah dari ajaran Agama yang sesat, meyimpang dan radikal. Perhatikanlah, orang-orang yang radikal dan membela aksi terorisme sangat berpotensi menjadi teroris dikemudian hari.
WASPADA dari segala bentuk pembelaan terhadap teroris, baik personal, organisasi maupun partai.  Mereka adalah potensi besar menjadi teroris dan menjadikanmu ataupun keluargamu sebagai sandera ataupun korban untuk aksi-aksi teror berikutnya.
Istilah orang Medan, babat habis, jangan kasih kendor!
Salam sada roha dari Anak Medan.
h o r a s !

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon